Share to:

 

Hongdu JL-8

Hongdu JL-8
A K-8 dari team aerobatik Angkatan Udara Pakistan, Sherdils, pada Zhuhai Air Show 2010 di China.
TipeLatih Jet
Serang ringan
Terbang perdana1990
Diperkenalkan1994
StatusOperasional
Pengguna utamaAU Tiongkok (Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat)
Pengguna lainPakistan (Angkatan Udara Pakistan)
Mesir (Egyptian Air Force)
Maroko (Royal Moroccan Air Force)
Jumlah produksi202

Hongdu JL-8 (atau Nanchang JL-8) adalah pesawat jet latih (trainer) berkursi ganda dibuat bersama ( joint-cooperation) antara Pakistan dan Republik Rakyat Tiongkok (RRC). Kontraktor untuk pesawat jet ini adalah Hongdu Aviation Industry Corporation. Versi Ekspor bernama K-8 Karakorum.

Sejarah

Formasi empat pesawat latih K-8 Karakorum dari Team aerobatik Angkatan Udara Pakistan, Sherdils.

Pesawat jet latih (trainer) ini dibangun melalui kerjasama antara 2 negara Pakistan dan Tiongkok. Pada mulanya pesawat jet ini dirancang banyak mengandung komponen dari Amerika Serikat, tetapi karena perkembangan politik pada akhir 80-an, rencana ini dibatalkan. Purwarupa pertama dibuat pada 1989 dan terbang pertama kali pada akhir tahun 1990.

Pakistan (PAF) pertama menerima 14 jet pada 1994 setelah keputusannya memesan 75 jet lagi untuk mengganti pesawat-pesawat latih Cessnanya . AU Tiongkok (PLAAF) menerima 6 pesawat jet pertamanya pada 1998. Di kemudian hari peningkatan yang dilakukan Tiongkok meliputi juga penggunaan mesin produksi sendiri. Tiongkok masih berencana untuk menambah jumlah pesawat jetnya untuk peremajaan armada latihnya.

Banyak Negara yang telah menyatakan berminat, dan sekarang pesawat jet ini sudah beroperasi di Mesir, Srilangka, Tanzania dan Zimbabwe. Selain berfungsi sebagai pesawat jet latih (trainer), jet ini juga bisa digunakan untuk misi serang darat

Karakorum-8 (K-8), Pesawat jet latih (trainer) dasar canggih, dikembangkan bersama oleh Aircraft Manufacturing Factory (AMF), Pakistan Aeronautical Complex, Kamra, dan China National Aero-Technology Import & Export Corporation (CATIC).

  • Mesin: K-8 digerakan oleh Honeywell TFE731-2A-2A mesin turbofan modular dengan DEEC & sistem kontrol bahan bakar hidro-mekanis. Karena sanksi USA atas Tiongkok, versi selanjutnya digerakan oleh AL-25 dan WS-11 (Tiongkok).
  • Layout Kokpit:disain untuk memenuhi standar Spesifikasi Militer terbaru. EFIS buatan Collins dipasang di kokpit depan dan belakang. Ultra high frequency (UHF)/VHF communication system, TACAN/RADIO COMPASS & ILS juga tersedia tergantung kebutuhan konsumen.
  • Sistem Penyelamatan: 2 kursi lontarMartin Baker MK-10L otomatis penuh berpendorong roket zero-zero (dalam kecepatan 0 km/j dan ketinggian 0m mampu beroperasi).
  • Environmental control system (ECS): Allied Signal ECS dengan kemampuan AC (air conditioning ) bahakan didarat pada suhu ambient -40 °C to +52 °C.
  • Sistem bahan bakar: Muatan total BBM pada 2 tangki karet pada badan pesawat dan sebuah tangki di dalam sayap adalah 1720 lb. Kapasitas tiap drop tank adalah 250 L.
  • Sistem kontrol penerbangan: Permukaan Kontrol Penerbangan Konvensional yang dikontrol oleh sistem transmisi rigid push-rod dan dioperasikan secara elektris maupun hidraulis.

Program

China dan Pakistan sepakat bekerjasama mengembangkan pesawat latih jet K-8 Karakorum dipertengahan 1980. Rencana awal pesawat jet ini akan mengakomodasi beberapa perangkat buatan AS, termasuk dengan perusahaan dari AS, AlliedSignal (sekarang bernama Honeywell International Inc.), mesin jet turbofan TFE731-2A serta perangkat avionik dari Collins and Magnavox.

Pada tahap pengembangan proyek ini, di akhir Juni 1989 AS mengenakan sangsi embargo kepada China dengan alasan politis (Tiananmen). Proses selanjutnya K-8 mengganti beberapa perangkat dengan buatan Russia, termasuk menggunakan mesin jet AI-25TLK turbofan buatan Ukraina untuk mesin pesawat.

Awalnya dibuat 4 prototype pesawat dimulai dari Januari 1989, dan tes pertama dilakukan 21 November 1990. Total produksi awal ada 14 versi pesawat (6 unit untuk Pakistani Air Force) yang dikirim akhir 1996.

Akan tetapi, Pakistan memutuskan mengubah seri domestik produksi pesawat jet tersebut pada 1994. Dan mengubah rencana awal dengan menambah jumlah pesanan pesawat jet menjadi 75 unit untuk Pakistan, awal 1996 sebanyak 100 unit dilaporkan Pakistan mengganti semua pesawat latihnya (Cessna T-37) dengan K-8 ini.

Versi K-8 PLAAF China, atau lebih dikenal JL-8, diterima Desember 1994. sebelumnya 6 pesawat ditenagai mesin jet AI-25TLK dikirimkan ke PLAAF pada Juni 1998. Setelah itu varian lainnya ditenagai mesin jet WS-11 turbofan (copy dari Ukrainian AI-25TLK) saat tes pertama Desember 1998.

Sampai dengan akhir 2003, sekitar 100 unit telah dikirim ke beberapa sekolah penerbang PLAAF.

Di Juli 2000 China dan Mesir menandatangani kesepakatan memproduksi 80 unit K-8 dibawah lisensi Hongdu. Produk K-8 pertama mesir (K-8E) diluncurkan Juni 2001. Produksi K-8E saat itu bertambah dengan adanya order pesanan Myanmar, Sri Lanka, Zambia, Namibia, Zimbabwe, dan Kenya.

Desain

JL-8/K-8 mempunya sayap sejajar dengan bagian bawah badan pesawat, lateral air intakes dan bubble canopy. Kedua pilot terakomodasi secara tandem dimana posisi kursi belakang lebih tinggi dibanding kursi didepannya, selain itu pada cockpit juga dilengkapi dengan AC. roduk China (JL-8) secara spesifik berbeda dengan produk ekspor (variant K-8), terutama di konfigurasi avionik dan mesin jetnya.

Persenjataan

JL-8/K-8 tidak mempunyai senjata tetap. Tetapi di bawah sayap terdapat 4 pylon yang mampu membawa muatan seberat 1,000 kg (masing-masing pylon 250 kg). Pylon dapat dicantelkan muatan-muatan seperti: bahan bakar cadangan (fuel tanks), 23mm cannon pods, unguided rockets, 250 kg bombs, short-range air-to-air missiles (Magic R550).

Avionik

EFIS-86 system, dengan twin-MFD, VHF/UHF radio, VHF landing/navigation, TATAN system, dan air data computer.

Mesin

Ada beberapa pilihan mesin yang dapat digunakan:

1. Buatan Ukraina AI-25TL turbofan

2. Indigenous WS-11 (an AI-25TL clone, 16.87 kN thrust)

Varian

Varian pertama K-8 dikenalkan pada 21 November 1990, inilah versi ekspor pertama yang menggunakan mesin TFE731-2A turbofan buatan AS. Hongdu sendiri memulai produksi pertama JL-8 pada Desember 1994 untuk kebutuhan PLAAF, dengan semua perangkat avionik lokal ditenagai WS-11 turbofan engine

Mesir melisensi varian produk ini dengan nama K-8E 2001. Untuk varian ini telah dilengkapi dengan teknologi kontrol terbang elektronik fly-by-wire (FBW). Kursi belakang dipindahkan untuk mengakomodasi data recording equipment, sehingga pesawat cukup diawaki satu pilot.

  • JL-8 (K-8) Jet Latih Dasar

JiaoLian-8 (JL-8) adalah versi domestik dari pesawat jet latih (trainer) dasar K-8 Karakorum, yang bersama-sama dikembangkan di Nanchang-based Hongdu Aviation Industry Group (HAIG) dan Pakistan Aeronautical Complex (PAC).

JL-8 ditenagai mesin jet turbofan dan avionik gabungan (produk dalam dan luar) untuk melayani kebutuhan pilot PLAAF di akhir 1990-an dalam mengganti peran jet latih (trainer) pendahulunya (JJ-5).

Sedangkan versi ekspornya (K-8) banyak digunakan oleh negara dunia ketiga, dan juga diproduksi lokal dibawah lisensi oleh Mesir (K-8E).

Operator

A K-8 dari team aerobatik Angkatan Udara Pakistan, Sherdils, dalam flightline pada Zhuhai Air Show 2010. Airbus A380 take off di belakangnya.
A K-8 Karakorum trainer dari Angkatan Udara Zimbabwe pada Ysterplaat Airshow, Cape Town.
Operator JL-8 dan K-8.

Data Teknis

data utama

  • Rated power: 3600 lbf max static thrust at sea level
  • SFC: 0.502 lb/lbf.h (Max static thrust)
  • Air flow: 115 lb/s (take-off and max continuous)
  • Engine net weight: 812 lb
  • Pressure ratio: 13.9
  • Bypass ratio" 2.67

Dimensi

  • Panjang: 11.6 m
  • Tinggi: 4.21 m
  • Luas sayap: 17.02 m²
  • Rentang sayap: 9.63 m
  • Wheel track: 2.54 m
  • Wheel base: 4.442 m

Berat

  • Normal take-off weight: 3700 kg
  • Useful load: 943 kg
  • Internal fuel capacity: 780 kg
  • Empty weight: 2757 kg
  • Max take-off weight: 4332 kg

Performa terbang

  • Max level speed: 800 km/h
  • Rate of climb at sea level: 30 m/s
  • Service ceiling: 13,600 m
  • Built-in range: 1560 km
  • Ferry range (with drop tanks): 2140 km
  • Endurance: 3.2 hrs
  • Max endurance (with drop tanks): 4.2 h
  • Unstick speed: 185 km/h
  • Touchdown speed: 160 km/h
  • Take-off ground run: 440 m
  • Landing ground run: 530 m
  • Limit load factor: +7.33/-3.0 g

Literatur

  • Donald, David and Lake, Jon, ed. The Encyclopedia of World Military Aircraft (2000) p. 391-392. NY: Barnes & Noble. ISBN 0-7607-2208-0

Pesawat sejenis

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya