Hubungan India dengan Libya
Hubungan India dengan Libya adalah hubungan diplomatik bilateral antara India dan Libya. India memiliki kedutaan besar[1] di Tripoli dan Libya memiliki kedutaan besar di New Delhi. SejarahIndia dan Libya memiliki hubungan bilateral yang kuat antara keduanya. India membuka kedutaan di Tripoli pada tahun 1969 dan Perdana Menteri India Indira Gandhi mengunjungi Libya pada tahun 1984. Pemerintah Libya di bawah Muammar Qaddafi adalah salah satu anggota Gerakan Non-Blok dan pendukung India. Jawaharlal Nehru adalah satu-satunya pemimpin non-Arab dan non-Afrika yang sangat dihormati oleh Qaddafi.[2][3] Ikatan politikIndia secara umum mendukung Libya di dunia internasional. Libya mendukung tuntutan India untuk menjadi anggota tetap di Dewan Keamanan PBB.[4] India menyambut baik resolusi Dewan Keamanan PBB 1506 tahun 2003 yang mencabut sanksi pada Libya yang diikuti dengan serangkaian kunjungan tingkat tinggi antara kedua negara hingga rezim Qaddafi terguling tahun 2011.[5][6] Selama Perang Sipil Libya, India abstain dari pemungutan suara untuk resolusi Dewan Keamanan PBB 1970 dan 1973 yang memberikan wewenang bagi NATO untuk beraksi di Libya.[7] India dikritik karena tidak memberikan tanggapan atas pembunuhan Qaddafi.[2][8] India termasuk di antara beberapa negara yang mengakui Dewan Transisi Nasional Libya dan setuju bekerja sama dengan dewan tersebut untuk membantu membangun kembali Libya.[9] India mengirim kembali duta besarnya ke Tripoli pada bulan Juli 2012 setelah sempat menutup kedutaannya di Tripoli pada tahun 2011.[10] Perdana menteri baru Libya Ali Zidan adalah alumnus Universitas Jawaharlal Nehru, Delhi, dan seorang diplomat karier yang pernah bertugas di India pada akhir 1970-an sementara presidennya, Mohammad Yousef Al-Magarief, adalah Duta besar Libya untuk India periode 1978-1981.[11][12] Orang India di LibyaPada masa Revolusi Libya, ada 18.000 orang India di Libya.[13] Di Libya, orang-orang India dihormati karena disiplin bekerja. Dokter-dokter dan guru-guru India diakui sebagai yang terbaik di negara itu. India mengirimkan dua kapal angkatan laut, INS Mysore dan INS Jalashwa untuk mengangkut orang-orang India dari Libya ke Mesir dan Malta setelah muncul perseteruan antara kaum pemberontak dan tentara Qaddafi. India juga diizinkan untuk mengoperasikan hampir 50 penerbangan Air India untuk evakuasi dari Tripoli.[14] Saat sebagian besar mereka pergi selama konflik, beberapa ratus orang bertahan di Libya, terutama yang bekerja di universitas dan rumah sakit. Setelah perang di Libya berakhir dan pemerintahan baru terbentuk di sana, India mencabut sebagian larangan emigrasi dari India ke Libya pada bulan Juni 2012.[15] Hubungan ekonomiPerdagangan antara Libya dan India bernilai AS$1,35 miliar pada periode 2012-2013 dengan neraca perdagangan sangat menguntungkan Libya. Ekspor India ke Libya berada pada nilai $144 juta, sementara impornya bernilai $1,2 miliar.[16] Perusahaan sektor publik India, seperti BHEL, Indian Oil Corporation, Oil India, dan ONGC Videsh terlibat di sektor hidrokarbon Libya dan perusahaan-perusahaan swasta, seperti i-Flex Solutions, Punj Lloyd, Unitech, dan Sun Pharma hadir di Libya dan telah melaksanakan proyek-proyek yang ada. Sejak tahun 1980-an, perusahaan-perusahaan India telah menjalankan beberapa proyek infrastruktur yang berkaitan dengan pembangunan rumah sakit, pembangkit listrik, bandara, bendungan, dan saluran transmisi di Libya.[17][18] Meskipun Libya kaya minyak, India mengimpor hanya sebagian kecil minyak Libya. Orang-orang India menjadi bagian penting dari tenaga kerja di sektor konstruksi dan minyak bumi dan kiriman uang mereka masuk ke India signifikan.[19] Kerja sama teknisIndia telah mengembangkan beasiswa dan pelatihan bagi orang Libya dalam Program Kerja Sama Teknis dan Ekonomi India, Indian Council for Cultural Relations (ICCR), dan Program Tingkat Tinggi India-Afrika. Libya telah terhubung dengan Pan-Afrikan e-Network project yang dikerjakan oleh India.[20] Libya dan Komisi Pemilihan umum India telah menandatangani sebuah perjanjian untuk berbagi keahlian dan pelatihan personil di Libya dalam pelaksanaan pemilu.[21] Setelah Perang Sipil Libya, pemerintah India menyumbangkan 1000 kaki palsu Jaipur Foot (Kaki Japitur) untuk orang-orang Libya yang terluka dan telah mengusulkan pembentukan Pusat Prostetik Indo-Libya dan Pusat Pelatihan dan Penelitian Kejuruan di Libya. India juga memberikan bantuan kemanusiaan sebesar $1 juta dan obat-obatan penting senilai $1 juta kepada Dewan Peralihan Nasional Libya.[22] Referensi
|