Indonesia Tanpa JILIndonesia Tanpa JIL (sering disingkat ITJ, #IndonesiaTanpaJIL atau TanpaJIL) adalah sebuah komunitas Indonesia yang menyuarakan perlawanan terhadap Jaringan Islam Liberal (JIL).[1] Misi utama komunitas ini adalah untuk melawan ideologi liberalisme dan sekularisme yang disebarkan oleh tokoh-tokoh JIL seperti Ulil Abshar Abdalla, Luthfi Assyaukanie dan lain-lain. Sekretariat organisasi ini terletak di Jl. Utan Kayu no. 68B, persis di hadapan Komunitas Utan Kayu yang menjadi pusat kegiatan Jaringan Islam Liberal dan berbagai organisasi liberalis lainnya. SejarahIde pembentukan komunitas ini dimulai pada 9 Maret 2012, ketika sekitar 150 anggota organisasi masyarakat Front Pembela Islam mengadakan "Apel Siaga Indonesia Tanpa JIL" di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta.[2] Apel siaga ini diklaim sebagai aksi tandingan atas demonstrasi "Indonesia Tanpa FPI" yang diselenggarakan pada 14 Februari 2012.[3] Sejak itu, gerakan ini mulai menuai dukungan dari masyarakat luas. Semangat gerakan ini menyebar ke berbagai daerah seperti Bekasi,[4] Solo,[5] Nusa Tenggara Barat,[6] dan berbagai kota besar lainnya di Indonesia. GerakanITJ menggelar berbagai acara untuk mempromosikan ideologinya kepada masyarakat luas, seperti program bersepeda untuk memperingati Sumpah Pemuda,[7] seminar pelajar,[8] penggalangan dana untuk rakyat Palestina,[9][10] dan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat.[11] Komunitas ini juga telah menggelar beberapa kali silaturrahim nasional (silatnas). Silatnas perdana diselenggarakan di Cikole Jaya Giri Resort, Lembang, Kabupaten Bandung Barat pada 11 November 2012, yang diikuti 160 aktivis dari 25 perwakilan wilayah (chapter).[12] Silatnas kedua diselenggarakan pada tanggal 9-10 November 2013 di Cisarua, Bogor, diikuti 180 orang dari 22 chapter di Indonesia.[13][14] DukunganKomunitas ini mendapat dukungan antara lain dari Fahira Fahmi Idris, aktivis Gerakan Nasional Anti Miras;[14] Felix Siauw, penulis dan pendakwah; Bachtiar Nasir, sekretaris jenderal Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI); serta artis seperti Fauzi Baadilla dan Arie Untung.[15][16] Referensi
Lihat pulaPranala luar
|