IntertekstualitasIntertekstual adalah sebuah pendekatan untuk memahami sebuah Teks sebagai sisipan dari teks-teks lain.[1][2] Intertekstual juga dipahami sebagai proses untuk menghubungkan teks dari masa lampau dengan teks masa kini.[3] Suatu teks dipahami tidak berdiri sendiri.[1] Suatu teks disusun dari kutipan-kutipan atau sumber-sumber teks lain.[1][4][5] Tokoh yang mengembangkan pendekatan ini adalah Julia Kristeva.[1] PenjelasanPendekatan intertekstual menganggap bahwa suatu teks tidak berdiri sendiri.[1] Ada dua alasan yang mendasari hal ini.[1] Pertama, pengarang sebuah teks adalah pembaca sebelum ia penulis teks-teks.[1] Teks yang ditulis tentu dipengaruhi oleh teks-teks lain yang dibaca oleh sang pengarang.[1] Dalam proses penulisan teks, pengarang menggunakan berbagai rujukan atau kutipan dari teks-teks yang telah ia baca.[1] Kedua, sebuah teks tersedia melalui proses pencarian materi yang hendak ditulis.[1] Dalam proses tersebut, ada pertentangan maupun penerimaan akan materi-materi yang ditemukan dalam teks-teks yang dibaca.[1] Teks-teks yang mempengaruhi bisa jadi teks-teks yang ada sebelum teks ditulis atau teks-teks yang berada pada zaman teks ditulis.[3] Pengaruh yang diberikan teks-teks lain bisa dalam bentuk gagasan, ucapan-ucapan lisan, gaya bahasa, dan lain-lain.[4] Teks yang dimaksud disini bukan hanya teks tertulis tetapi juga teks yang tidak tertulis atau lisan seperti adat istiadat, kebudayaan, dan agama.[1] PrinsipDalam pendekatan intertekstual, ada beberapa prinsip yang ditetapkan.[1] Pertama, pendekatan intertekstual memandang bahwa sebuah teks melalui sebuah proses pengolahan dari aspek luar maupun aspek dalam teks tersebut.[1] Aspek luar adalah aspek dari teks-teks lain yang mendukung teks yang telah ditulis.[1] Aspek dalam adalah pemahaman penulis yang juga didasarkan pada proses pembacaan berbagai teks.[1] Kedua, sebuah teks juga tidak dapat dipisahkan dari motif penulis.[1] Teks-teks lain yang menjadi sumber terbentuk sebuah teks disaring berdasarkan motif penulis.[1] Ketiga, intertekstualitas juga melihat bahwa teks dibentuk berdasarkan sumber tertulis maupun sumber non tertulis.[1] SumbangsihIntertekstualitas memberikan sumbangsih penting dalam berbagai studi, seperti dalam studi musik, studi sastra, dalam studi teologi dan studi lainnya.[4] Intertekstual HermeneutisDalam dunia teologi, pendekatan intertekstual berperan penting terutama dalam membaca teks-teks yang terdapat dalam Alkitab.[6] Alkitab adalah kumpulan dari teks-teks yang berkesinambungan.[6] Suatu teks perlu dihubungkan dengan teks yang lain agar pembaca Alkitab mendapatkan suatu gambaran yang utuh tentang teks.[6] Contohnnya, dalam Alkitab kisah penciptaan disusun berdasarkan beberapa sumber yaitu sumber Elohis, Yahwis, Deuteronomis, dan Pries.[6] Dalam membaca kisah Alkitab, metode ini digunakan para ahli hermeneutika dengan nama intertekstual hermeneutis.[6] Dengan metode ini, membaca Alkitab menjadi multidimensi.[6] Para pembaca Alkitab tidak lagi melihat Alkitab secara sempit.[6] Dengan adanya teks-teks lain, pembaca Alkitab memperluas wawasannya tentang cerita-cerita di Alkitab.[6] Referensi
|