Jurnal ilmiahJurnal ilmiah (bahasa Inggris: scientific journal) adalah publikasi berkala dalam penerbitan akademik yang umumnya berupa laporan penelitian terbaru dengan tujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan. Jurnal ilmiah merupakan salah satu bentuk media publikasi karya tulis ilmiah (KTI). Jurnal ilmiah berbentuk kumpulan artikel karya ilmiah yang melalui proses telaah sejawat untuk mendapatkan objektivitas setinggi mungkin.[1] KontenArtikel dalam jurnal ilmiah sebagian besar ditulis oleh ilmuwan aktif seperti mahasiswa, peneliti, dan profesor daripada jurnalis profesional. Kebanyakan jurnal sangat terspesialisasi, meskipun beberapa jurnal tertua seperti Nature menerbitkan artikel dan makalah ilmiah di berbagai bidang ilmiah [2]. Jurnal ilmiah memuat artikel yang telah melalui proses penelaahan sejawat, sebagai upaya untuk memastikan bahwa artikel memenuhi standar kualitas jurnal dan validitas ilmiah. Publikasi hasil penelitian merupakan bagian penting dari metode ilmiah. Penulis artikel jurnal ilmiah mendeskripsikan eksperimen atau rumus tertentu dengan memberikan detail yang cukup sehingga peneliti independen dapat mengulangi eksperimen atau rumus tersebut untuk memverifikasi hasil. Setiap artikel jurnal ilmiah menjadi bagian dari catatan ilmiah permanen [3]. CakupanArtikel dalam jurnal ilmiah dapat digunakan untuk mendukung penelitian dan pendidikan tinggi. Artikel ilmiah dimanfaatkan para akademisi untuk mengikuti perkembangan keilmuan dan menjadi acuan bagi penelitian selanjutnya. Salah satu aspek terpenting dari artikel ilmiah adalah kutipan dari karya hasil penelitian terdahulu. Dampak artikel dan jurnal sering dinilai dengan menghitung sitasi. Beberapa lembaga pengindeks mencatat sitasi untuk mengukur dampak suatu artikel jurnal, misalnya Science and Technology Index (Sinta) [4]. Buku sekolah dan buku teks biasanya hanya memuat topik yang telah mapan, sedangkan penelitian terbaru hanya dapat diakses melalui artikel ilmiah. Badan pendanaan publik sering kali meminta hasil penelitian yang mereka danai dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Kenaikan pangkat akademisi seperti dosen dan peneliti ditentukan sebagian besar oleh jumlah dan dampak artikel ilmiah yang diterbitkan [5]. Banyak program pendidikan tinggi mensyaratkan kelulusan melalui publikasi, yakni kandidat diminta untuk menerbitkan sejumlah artikel ilmiah [6]. Gaya selingkungArtikel jurnal ilmiah cenderung bersifat sangat teknis karena mewakili penelitian teoritis terbaru dan hasil eksperimen di bidang sains. Artikel jurnal ilmiah cenderung sulit dipahami kecuali oleh orang dalam bidang keilmuan yang sama. Umumnya pengelola jurnal ilmiah memiliki gaya selingkung terkait aturan penulisan yang secara ketat diberlakukan oleh editor. Gaya selingkung dapat berbeda tergantung jenis bidangnya atau bisa juga antarjurnal dari penerbit yang berbeda [7]. Kendati demikian, struktur penulisan sebuah artikel jurnal ilmiah pada umumnya terdiri atas judul (title), pendahuluan (introduction), metode riset (methods), hasil penelitian (results), dan pembahasan hasil (discussion), serta daftar rujukan (reference), atau diakronimkan sebagai TIM RaDaR [8]. Artikel jurnal ilmiah bisa berupa laporan hasil penelitian terbaru atau tinjauan literatur. Beberapa jurnal ilmiah terkadang mengangkat topik tertentu dalam tiap nomor yang dipublikasikan. Untuk mengatasi kekurangan artikel dalam satu terbitan, pengelola jurnal ilmiah membuat pengumuman undangan makalah atau call for paper. Mekanisme penerbitanSecara umum penerbitan jurnal ilmiah memiliki empat tahapan alur kerja, antara lain:
KeberkalaanJurnal terbit secara berkala. Biasanya dalam terbitan jurnal disebut dengan volume atau Issue yang merepresentasikan tahun terbit. Misalnya volume 1 tahun 2020. Dalam volume ada nomor terbitan yang merepresentasikan jumlah terbitan dalam satu tahun. Jika jurnal itu terbit dua kali dalam 1 tahun, maka menjadi No. 1 dan No. 2. Contoh lengkapnya akan seperti ini. Volume 1 No. 1 Tahun 2020 dan Volume 1 No. 2 Tahun 2020. Dalam setiap nomor biasanya terdiri minimal lima artikel [10]. Tidak ada batasan maksimal dari jumlah artikel setiap nomor. Struktur pengelolaPengelolaan jurnal ilmiah memiliki beberapa peran yang khas. Peran-peran tersebut adalah ketua atau pemimpin redaksi (editor-in-chief), editor akademik, dan dewan editor. Editor in chief memiliki tanggung jawab atas berjalannya jurnal Ilmiah. Biasanya editor in chief dibantu beberapa editor bagian yang memiliki peran tersendiri, salah satunya editor akademik. Editor akademik memiliki peran mendampingi penulis dalam proses editorial, dari mulai proses awal pengajuan naskah hingga akhir artikel jurnal terbit. Editorial akademik memiliki keahlian khusus terkait dengan disiplin ilmu yang menjadi cakupan jurnal ilmiah. Editor akademik juga yang akan mencari penelaah untuk artikel yang ditanganinya. Proses komunikasi antara editor akademik, penelaah, dan penulis terus berlangsung, sampai jurnal dinyatakan layak dan diterima untuk terbit. Dewan editor adalah pakar atau ahli yang memiliki pengetahuan atau kepakaran dalam bidang cakupan jurnal ilmiah [11]. Dewan editor biasanya terdapat pada jurnal bereputasi international. Tugas utama dari dewan editor adalah memberikan arahan kepada pengelola jurnal agar validitas karya ilmiah yang dihasilkannya mengikuti aturan-aturan yang sesuai dengan standar etika kepenulisan dan bebas dari konflik kepentingan. Secara terjadwal biasanya anggota dewan editor melakukan komunikasi minimal dua kali dalam setahun. MediaJurnal ilmiah bisa diterbitkan dalam dua bentuk terbitan, yakni cetak dan elektronik. Namun untuk menunjang aksesibilitas dan dampaknya, jurnal ilmiah diarahkan berbentuk daring elektronik [12]. Meskipun demikian, beberapa jurnal di komunitas tertentu masih membutuhkan bentuk cetak dan dikirim menggunakan pos untuk menentukan keabsahan suatu temuan, contohnya jurnal Reinwardtia [13]. Jurnal ilmiah cetak berbentuk cetakan lembaran kertas yang dijilid dengan oplah tertentu. Sebagai identitas publikasi ilmiah, jurnal cetak dilengkapi dengan kode ISSN. Sedangkan jurnal ilmiah elektronik berbentuk elektronik atau digital. Jurnal ilmiah elektronik dirancang agar artikel ilmiah dapat diakses lebih banyak pengguna dan mendapatkan indeksasi serta sitasi yang baik [14]. Jurnal ilmiah elektronik dilengkapi dengan ISSN Online [15]. Untuk menunjang aksesibilitas, setiap artikel jurnal memiliki DOI sebagai identitas unik untuk masing-masing artikel. Platform yang digunakan untuk membangun jurnal elektronik daring tersedia banyak pilihan. Sebagai contoh, jurnal-jurnal IEEE menggunakan platform ScholarOne yang dikembangkan oleh Clarivate, sedangkan jurnal-jurnal Elsevier menggunakan Editorial Manager yang dikembangkan oleh Aries Systems Corporation. Namun, jurnal perguruan tinggi dan litbang di Indonesia, umumnya menggunakan Open Journal Systems. Platform ini dipilih karena ekonomis dan mudah dalam pengelolaannya [16]. Selain itu, platform ini dapat diterima oleh direktori indexing jurnal diseluruh dunia [17]. Beberapa akademisi mengunggah makalahnya di peladen pracetak, seperti arXiv atau INA-Rxiv (RINarxiv) sebelum menerbitkan artikelnya di jurnal ilmiah. Hal ini untuk mempercepat klaim temuan, memperoleh saran, atau mendapatkan sitasi dini. Sumber pendanaanProses penerbitan jurnal tidak gratis, dan membutuhkan biaya cukup besar. Oleh sebab itu, penerbit jurnal harus mencari sumber dana yang dapat menutupi seluruh biaya operasionalnya. Setidaknya, ada beberapa model bisnis yang paling umum digunakan, yaitu [18]:
AkreditasiAkreditasi jurnal merupakan wujud pengakuan resmi atas penjaminan mutu jurnal ilmiah melalui kegiatan penilaian kewajaran penyaringan naskah, kelayakan pengelolaan, dan ketepatan waktu terbitnya jurnal tersebut [19]. Di Indonesia, otoritas akreditasi jurnal dikelola oleh Kemenristek/BRIN (sekarang Kemendikbudristek) melalui Akreditasi Jurnal Nasional (Arjuna) [20][21]. Akreditasi jurnal di Indonesia berdasarkan perolehan skor hasil penilaiannya terdiri atas 6 tingkatan, yaitu: pertama, Sinta 1 dengan perolehan skor antara 80-100. Kedua, Sinta 2 dengan perolehan skor antara 70 - 80. Ketiga, Sinta 3 dengan perolehan skor antara 60-70). Keempat, Sinta 4 dengan perolehan skor antara 50-60. Kelima, Sinta 5 dengan perolehan skor antara 40-50 dan Terakhir, Sinta 6 dengan perolehan skor antara 0-40. [22] ContohJurnal Ilmiah mencakup berbagai bidang ilmu, seperti Ilmu Alam, Ilmu Sosial, Humaniora. Di bawah ini adalah contoh beberapa jurnal ilmiah:
Lihat pulaReferensi
|