Justifying Genocide
Justifying Genocide: Germany and the Armenians from Bismarck to Hitler adalah buku yang diterbitkan pada 2016 karya Stefan Ihrig yang mengeksplorasi bagaimana kekejaman terhadap orang-orang Armenia Utsmaniyah, dari pembantaian Hamidian hingga genosida Armenia, memengaruhi pandangan Jerman dan menyebabkan diterimanya genosida sebagai suatu "solusi" yang sah untuk "masalah yang ditimbulkan oleh minoritas yang tidak disukai".[1] Hal ini membahas bagaimana topik tersebut diperdebatkan di Jerman setelah Perang Dunia I dan pengaruh perdebatan dan persepsi sejarah terhadap Holokaus. IsiBuku ini memperluas cakupan buku Ihrig sebelumnya berjudul Atatürk in the Nazi Imagination (2014)[2] yang didasarkan atas pemeriksaan publikasi Jerman kontemporer.[3][4] Ihrig menulis bahwa bukunya menceritakan tentang "Jerman dan jalan menuju Holokaus"[5][6] dan hanya tambahan cerita, tentang Turki atau Armenia. Buku ini mencakup periode dari Perjanjian San Stefano pada 1878 hingga Perang Dunia II.[2] Ihrig berpendapat bahwa media Jerman secara konsisten mengambil jalur pro-Turki dalam membenarkan pembantaian orang-orang Armenia selama periode ini.[6] Ihrig mencatat bagaimana kanselir Jerman, Otto von Bismarck, mendorong penguasa Utsmaniyah untuk tidak menerapkan jaminan hak-hak minoritas yang tercantum dalam perjanjian tahun 1878.[2] Selama tahun 1890-an, pers Jerman melaporkan peristiwa Pembantaian Hamid secara ekstensif terhadap orang-orang Armenia, melabeli mereka "Völkermord" (yang berarti genosida dalam bahasa Jerman), beberapa dekade sebelum adanya istilah genosida dalam bahasa Inggris.[6] Pemerintah Jerman membela pembantaian tersebut sebagai hal yang dibenarkan, dalam upayanya untuk membangun hubungannya dengan Kekaisaran Utsmaniyah. Pada tahun 1890-an, Ihrig menemukan anti-Armenianisme yang konsisten dalam pers Jerman (terutama media sayap kanan), yang ia bandingkan dengan antisemitisme.[3][6] Buku-buku anti-Armenia seperti yang ditulis oleh Karl May, Hans Barth,dan Alfred Körte juga publikasikan.[6] Selama genosida Armenia, Ihrig menyatakan bahwa Jerman dapat mengetahui "segalanya" mengenai nasib orang-orang Armenia tentang peristiwa yang pada saat itu tengah berlangsung.[6] Namun, pers Jerman mengulangi penyangkalan genosida secara tidak kritis oleh pejabat Jerman, lama setelah fakta tersebut diketahui secara luas, serta pembenaran dan rasionalisasi pembunuhan.[3] Meskipun Ihrig menolak klaim (yang diajukan oleh Vahakn Dadrian) bahwa genosida dihasilkan dari keputusan bersama antara Jerman-Utsmaniyah,[6] Ihrig menyimpulkan bahwa Jerman membuat keputusan untuk "mengorbankan orang-orang Armenia sebagai harga untuk mempertahankan niat baik Utsmaniyah terhadap Jerman".[7] Ihrig meliput pengadilan Soghomon Tehlirian tahun 1921 atas Pembunuhan Talat Pasha di Berlin, yang mengangkat profil genosida di Jerman. Banyak surat kabar mulai menggunakan kata Völkermord atau Ausrottung eines Volkes (pemusnahan suatu bangsa), dalam istilah modern berarti "genosida", sebagai lawan istilah yang kurang spesifik seperti "Kengerian Armenia" atau "pembantaian Armenia".[8][2] Namun, menurut Ihrig, pengakuan genosida tidak diterjemahkan ke dalam kutukan, melainkan menyebabkan kemenangan faksi yang menggambarkan genosida sebagai sesuatu yang diperlukan dan dibenarkan, terutama karena orang-orang Armenia dinilai telah mengkhianati Kekaisaran Utsmaniyah.[9][2][10] Bagi banyak nasionalis Jerman di Republik Weimar, Ihrig menulis, "genosida adalah suatu hal yang 'masuk akal', 'dapat dibenarkan,' jika bukan harga yang tidak dapat dihindari, untuk melakukan bisnis politik dan militer pada abad kedua puluh".[11][2] Di sisi lain, Ihrig menggambarkan tokoh Franz Werfel, Armin Wegner, Max Erwin von Scheubner-Richter dan Johannes Lepsius yang berjuang untuk memberi tahu publik tentang penderitaan orang-orang Armenia dan membantunya, serta beberapa yang juga berusaha untuk menangkal kebangkitan Nazisme.[6] Ihrig menganggap genosida Armenia sebagai " dosa asal ganda" abad kedua puluh. Pertama, karena itu terjadi dan kedua karena tidak dihukum. Dengan demikian, menurut Ihrig, dosa bukan hanya para pelakunya tetapi juga para pengamatnya.[12][6] Ia menyimpulkan bahwa "Tidak ada keraguan bahwa Nazi telah memasukkan Genosida Armenia, 'pelajaran,' taktik' dan 'manfaatnya,' ke dalam dunia pandangan mereka sendiri dan pandangan mereka, tentang tatanan rasial baru yang tengah mereka bangun."[13] [10] Meskipun, ia tidak menyatakan bahwa Nazi secara langsung terinspirasi oleh Genosida Armenia untuk melakukan holokaus, ia menyatakan bahwa mereka mengagumi penggunaan genosida Turki sebagai alat kelahiran nasional kembali, menciptakan "surga pascagenosida".[3][2] UlasanUlasan Kirkus menyebut buku ini "Sebuah terobosan studi akademis yang menunjukkan bagaimana Jerman memiliki 'banyak resep' yang berasal dari genosida Armenia untuk mengatasi masalah etnisnya sendiri".[14] Sejarawan Hungaria Péter Pál Kránitz, menyatakan bahwa "Penemuan Ihrig, penting bagi sarjana internasional tentang genosida dan Holokaus".[10] Ilmuwan politik Armenia Vahram Ter-Matevosyan mengapresiasi Ihrig dengan tantangan "konsep dan pendekatan yang mendalam, tentang wacana Genosida Armenia".[6] Vahagn Avedian menyatakan bahwa Ihrig melakukan "penelitian yang cermat" dan menghasilkan "kontribusi yang sangat disambut baik di bidang studi genosida".[2] Lawrence Douglas menganggap buku ini menarik, sangat mudah dibaca dan meyakinkan.[1] Sejarawan Jerman Jürgen Zimmerer menyatakan bahwa studi Ihrig bersandar pada asumsi-asumsi intensionalis (bahwa Holokaus didasarkan dan direncanakan secara ideologis sebelumnya), sebuah teori yang sama sekali tidak diterima sepenuhnya di antara para sarjana Holokaus. Meskipun demikian, ia menganggap buku ini "penting dan menginspirasi" terutama bagi para sejarawan Jerman.[15] Menurut sejarawan Jo Laycock, buku Ihrig adalah "analisis yang paling rinci dan luas hingga saat ini, tentang evolusi representasi Jerman atas orang-orang Armenia dan tanggapan terhadap Genosida Armenia tahun 1915".[16] PenghargaanBuku ini menerima penghargaan "Dr. Sona Aronian Book Prize" pada 2017 untuk Keunggulan dalam Studi Armenia oleh National Association for Armenian Studies and Research (Asosiasi Nasional untuk Studi dan Penelitian Armenia).[17] Referensi
Pustaka
|