Kanibalisme di EropaKanibalisme di Eropa cukup lazim pada zaman prasejarah hingga di masa-masa berikutnya, meskipun praktik ini jarang ditemui setelah era modern. Tindakan ini sering kali dimotivasi oleh kelaparan, permusuhan, atau alasan kesehatan. Baik manusia modern maupun Neanderthal mempraktikkan kanibalisme sampai batas tertentu pada masa Pleistosen.[1][2][3][4] Para ilmuwan memperkirakan bahwa bisa jadi manusia modern mempraktikkan kanibalisme pada Neanderthal, yang berkontribusi pada kepunahan mereka.[5] Para arkeolog telah menemukan banyak bukti-bukti kanibalisme yang jelas dan tidak terbantahkan di berbagai situs prasejarah Eropa dan sejumlah penemuan lain yang diduga merupakan praktik kanibalisme. Beberapa penulis Yunani dan Romawi kuno mencatat beberapa kebiasaan kanibal di daerah terpencil Eropa, seperti di seberang Sungai Dnieper dan di Kepulauan Britania. Filsuf Chrysippus mencatat adanya variasi ritual dan adat pemakaman, termasuk kanibalisme pemakaman yang dipraktikkan oleh banyak orang, meskipun ditolak oleh orang Yunani. Beberapa kasus kanibalisme untuk bertahan hidup dan menghadapi kelaparan juga tercatat, seperti pada masa Kelaparan Besar tahun 1315–1317. Pada awal era modern dan kolonial, terdapat tradisi laut yang diterima luas, yakni ketika kapal mengalami kecelakaan pelaut akan memakan jasad orang lain atau melakukan undian untuk menentukan siapa yang akan mati untuk dimakan yang lain. Pada masa Perang Salib Pertama, tercatat kejadian kanibalisme yang dilakukan oleh pasukan salib terhadap musuh, yakni pemeluk Islam di Suriah. Meski masih diperdebatkan apakah kejadian ini terjadi karena kelaparan atau kebencian atas musuh. Beberapa kasus kanibalisme karena balas dendam terjadi di Eropa. Pada 1672, politikus Belanda Johan de Witt dan saudaranya, Cornelis, dihukum gantung akibat kerusuhan. Massa yang mengamuk memotong-motong bagian tubuh mereka dan memakannya. Di era modern awal, muncul kepercayaan bahwa konsumsi bagian tubuh dan darah manusia dapat menyembuhkan banyak penyakit. Hal ini kemudian berkembang hingga mencapai puncaknya pada abad ke-17, dan terus berlanjut dalam beberapa kasus hingga paruh kedua abad ke-19.[6] PrasejarahDi masa prasejarah, kanibalisme telah dilakukan selama ratusan ribu tahun oleh Homo sapiens awal dan hominin purba berdasarkan bukti-bukti arkeologi yang ditemukan. [7] Beberapa antropolog, seperti Tim D. White, berpendapat bahwa praktik kanibalisme umum terjadi sebelum dimulainya periode Paleolitikum Atas . Teori ini didasarkan pada banyaknya penemuan tulang belulang manusia yang telah "dipotong" seperti layaknya hewan yang ditemukan di situs Neanderthal dan situs Paleolitik Bawah/Tengah lainnya.[8] Penemuan dari para peneliti di kompleks kebudayaan Magdalenian pada periode Paleolitikum Atas menunjukkan praktik kanibalisme sebagai bagian dari ritual pemakaman, bukan untuk mengatasi kelaparan atau alasan gastronomi. Dari 59 situs yang teridentifikasi, terdapat 25 situs yang jelas menunjukkan ritual pemakaman, 10 situs menunjukkan pemakaman utama, 13 situs menunjukkan adanya modifikasi manusia yang terindikasi kanibalisme, dan dua situs lainnya menunjukkan kombinasi perilaku. Frekuensi kasus kanibalisme yang cukup tinggi yang tersebar di berbagai lokasi―sebagian besar di Prancis, ada juga di Jerman, Spanyol, Rusia, Inggris, Belgia, Polandia, Ceko, dan Portugal―menunjukkan praktik kanibalisme ini merupakan cara pemakaman masyarakat Magdalenian.[9][10] Bukti kanibalisme di era prasejarah Britania dapat ditemukan di sebuah gua di South Gloucestershire, Inggris. Penggalian di gua tersebut menemukan tulang belulang yang terkubur sekitar 2000 tahun lalu, di akhir Zaman Besi atau awal pendudukan Romawi. Hal ini sesuai dengan sumber-sumber Romawi yang mendeskripsikan adanya upacara persembahan manusia yang dilakukan bangsa Keltik.[11] Sejarah awalKanibalisme disebutkan berkali-kali dalam sejarah dan literatur awal. Sejarawan Herodotus mengklaim dalam Histories (abad ke-5 SM) adanya bangsa pemakan manusia di seberang Sungai Dnieper. Setelah berlayar menyusuri sungai, orang akan tiba di wilayah tandus yang sangat luas, diikuti oleh negara pemakan manusia, dan setelah itu terdapat tanah tandus dan tak berpenghuni lainnya.[12] Abad PertengahanPada Abad Pertengahan, kasus kanibalisme semakin jarang tercatat. Meski demikian, ada kasus terkenal yang tercatat selama Perang Salib Pertama. Beberapa sumber menyebutkan para pasukan salib Eropa memakan tubuh lawan mereka setelah pengepungan Antiokhia dan Ma'arra pada tahun 1097–1098.[13][14][15][16] Era modern awal dan kolonialDi antara abad ke-14 dan ke-16, terdapat beberapa catatan dari Italia yang mengungkapkan praktik mengonsumsi isi perut atau bagian tubuh musuh.[17] Kasus kanibalisme lain yang terkenal terjadi pada tahun 1672 di Belanda ketika Johan de Witt dan saudaranya Cornelis digantung dan sebagian tubuhnya dimakan warga karena gagal menghalau invasi Prancis.[18] Dua saudara tersebut diserang oleh anggota milisi sipil Den Haag, yang menembak mereka dan meninggalkan jasad mereka untuk dimakan massa.[19] Setelah abad ke-16, kanibalisme karena alasan medis menjadi populer di Eropa. Mereka yang percaya akan kekuatan medis dari bagian tubuh manusia, seperti darah, lemak, tulang hingga sisa-sisa jasad manusia berani membayar lebih mahal. Muncullah bisnis perdagangan organ dan jasad manusia. Di beberapa catatan, mumi dari Mesir dianggap punya kekuatan menyembuhkan. Awal abad ke-20 hingga sekarangDi abad ke-20 hingga sekarang kanibalisme telah menjadi sesuatu yang tabu. Akan tetapi, banyak contoh kanibalisme yang tercatat sejak awal abad ke-20, umumnya karena kebutuhan untuk bertahan hidup. Misalnya, selama pengepungan Leningrad, laporan mengenai kanibalisme mulai muncul pada musim dingin tahun 1941–1942, setelah semua burung, tikus, dan hewan peliharaan telah dimakan dan tak ada lagi makanan tersisa. Polisi Leningrad bahkan membentuk divisi khusus untuk memerangi kanibalisme.[20][21] Kanibalisme juga terjadi di kamp konsentrasi dan kamp kematian di Negara Independen Kroasia, sebuah negara boneka Nazi Jerman yang bertanggung jawab atas Genosida Serbia. Lihat juga
Referensi
|