Kapal tempur kelas Antasena
Kapal tempur kelas Antasena adalah kapal tempur yang dibangun oleh North Sea Boats dan didesain oleh LOMOcean Design untuk Tentara Nasional Indonesia. Pabrikannya menamainya sebagai Combat Boat X-18 / CB X-18. Awalnya, kapal kelas ini dikembangkan dari program kapal tank (tank boat) dari sebuah konsorsium yang terdiri dari PT Lundin (North Sea Boats), Pindad, Len Industri, dan Hariff Daya Tunggal Engineering,[8] dengan John Cockerill sebagai pemasok kubah.[9] Sejarah dan pengembanganLundin pertama kali mengumumkan konsep kapal tank pada 2014. Konsep ini dicanangkan setelah perusahaan tersebut berhasil membuat kapal perang siluman bernama KRI Klewang. Kapal tank yang dibuat di Banyuwangi, Indonesia ini diklaim menjadi salah satu kapal tank pertama di dunia.[10][11] Dalam acara Armored Vehicle Asia Conference 2015, Presiden Direktur Lundin, John Lundin, mengatakan bahwa kapal ini merupakan "kombinasi boat dan tank" yang dapat digunakan untuk operasi amfibi di laut dan sungai.[11] Dalam pameran Defence & Security 2015 yang berlangsung pada 2–5 November 2015 di Bangkok, Thailand, Lundin kembali mempromosikan konsep kapal tank ini.[12] Sebuah tiruan skala penuh kapal tank X18 ditampilkan dalam pameran militer Indo Defence 2016.[10] Kapal tank diresmikan di pameran Indo Defense 2016 dalam bentuk maket ukuran asli. Maket ini dilengkapi dengan menara Cockerill 3105. Desainnya menggunakan lambung kapal jenis katamaran dengan sarat air (draft) dangkal, cocok untuk bermanuver di daerah dangkal seperti rawa, hutan bakau dan sungai. Kapal tank secara resmi dinamai oleh wakil presiden Jusuf Kalla sebagai "Antasena".[9] Namanya berasal dari tokoh wayang yang memiliki kemampuan bertarung di atas air dan kebal terhadap berbagai jenis senjata.[13] Nama Antasena berasal dari nama tokoh pewayangan Jawa bernama Antasena, putra bungsu Bimasena serta saudara lain ibu dari Antareja dan Gatotkaca.[14] Pada 2018, Kementerian Pertahanan melakukan pemesanan satu unit kapal tank X18 untuk menambah sarana TNI AD sekaligus mengevaluasi kinerja kapal.[15] Pada 11 Maret 2020, Pindad menandatangani kontrak konsorsium dalam proyek pengembangan kapal tank. Dalam konsorsium tersebut, Pindad bertindak sebagai lead integrator yang bertanggung jawab dalam penyediaan sistem senjata dan pengawasan spesifikasi sesuai kebutuhan pengguna. Selain itu, konsorsium tersebut juga dianggotai oleh Len Industri sebagai penyedia sistem komunikasi, Hariff Daya Tunggal Engineering yang bertanggung jawab terhadap Battlefield Management System (BMS), dan Lundin Industry Invest sebagai penyedia platform kapal.[16] Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa investasi pengembangan X18 membutuhkan biaya senilai 10,9 juta Euro atau sekitar Rp184 miliar dalam kurs tukar Rp16.800.[17] Purwarupa pertama sudah mulai uji coba laut pada 28 April 2021. Kemudian pada 22 Mei 2021, kapal tank X18 Antasena yang dipesan oleh Kementerian Pertahanan menjalani uji pelayaran (sea trial) dari dermaga di Banyuwangi menuju perairan Paiton, Probolinggo. Setelah sampai di lapangan tembak TNI AL di Paiton, kapal tank menjalani uji penembakan menggunakan senjata utamanya, kanon 30 mm. Kapal tank X18 kemudian kembali ke Banyuwangi. Total jarak yang ditempuh X18 Antasena dalam uji coba ini sejauh 170 mil laut (310 km). Uji coba ini juga disaksikan oleh Dirjen Pothan Kementerian Pertahanan, Mayjen TNI Dadang Hendra Yudha, Dirtekindhan Ditjen Pothan, Laksma TNI Sri Yanto, dan direktur-direktur perusahaan yang tergabung dalam konsorsium proyek pengembangan kapal X18.[14][18] Belum diketahui secara pasti kapan kapal ini akan diserahkan ke TNI AD. Namun, penyerahan kapal kemungkinan akan dilakukan pada September 2021.[19] Data teknisX18 menggunakan desain dua lambung dengan material komposit yang diklaim sepuluh kali lebih kuat dibandingkan baja, tetapi sepuluh kali lebih ringan dibandingkan material yang sama. Hal ini membuat X18 menjadi dapat melakukan manuver lincah dan menghemat bahan bakar.[12] Presiden Direktur PT Lundin, John Lundin, juga mengungkapkan bahwa masalah material yang terjadi pada pendahulu X18, KRI Klewang, telah teratasi sehingga material yang digunakan oleh X18 lebih tahan api.[11] Kapal tank X18 menggunakan mesin utama berupa dua mesin diesel MTU V12 2000M86 dengan tenaga 1700 tenaga kuda. X18 juga dilengkapi dengan propulsor MJP 550 Waterjet.[6] Dengan kapasitas tangki bahan bakar sekitar 6000 liter, X18 mampu menjangkau target sejauh 600 mil laut (1.100 km) tanpa mengisi ulang bahan bakar.[16][20] Persenjataan utama kapal X18 mengandalkan kubah senjata Cockerill 3030 yang dipasok dari Cockerill Maintenance & Ingenierie SA Defense dari Belgia yang bekerja sama dengan Pindad. Kubah senjata ini menggunakan bahan aluminium dan mampu memposisikan senjata dengan elevasi -10 derajat hingga 60 derajat.[6][12] Sistem persenjataan utama dapat digunakan saat siang dan malam hari serta mampu menembakkan Cockerill Falarick 105 Gun Launched Anti-Tank Guided Missile (GLATGM) menuju target sejauh 5000 meter. X18 juga diilengkapi dengan persenjataan sekunder Lemur RWS.[21] Berbeda dengan maket tahun 2016, purwarupa pertama adalah varian APC 30. Kapal ini dilengkapi dengan menara tak berawak Cockerill 3030 (dengan meriam otomatis 30 mm) dan dua senapan mesin 12,7 mm. Kapal ini akan mampu membawa hingga 60 pasukan, 5 ton kargo, dan diawaki oleh 5 orang awak. Sebuah drone diintegrasikan dengan kapal untuk tugas pengawasan dan pengintaian. Kapal tersebut diperuntukan untuk digunakan oleh TNI AD.[22] Drone terintegrasi tersebut adalah North Sea Drones 6Y (NSD-6Y) yang mampu berkeliaran selama 40 menit dengan jarak pandang 10 km. Ia bisa terbang hingga 90 km/jam dengan muatan 1,5 kg. Drone ini opsional, karena sejauh ini belum menjadi paket dalam program Antasena.[23] X18 menggunakan sistem komunikasi yang dipasok oleh Len Industri. Sistem tersebut berupa radio LenHDR100-V, radio frekuensi tinggi (HF) untuk komunikasi suara jarak jauh dengan kendaraan tempur lain, dan radio LenMDR50-V, radio V/UHF untuk komunikasi data taktis dengan kendaraan tempur lain. X18 juga dilengkapi dengan interkom LenCavysys untuk komunikasi internal antara awak kapal dan penumpang.[24] Sistem navigasi X18 menggunakan satu stasiun radar, dua perangkat GPS, satu perangkat AIS, dan perangkat-perangkat lainnya.[21] VarianKapal tempur kelas Antasena ditawarkan dalam 3 varian:[25]
PenggunaPengguna saat ini
Pengguna potensial
Lihat pulaReferensiWikimedia Commons memiliki media mengenai Kapal tempur kelas Antasena.
Pranala luar |