Share to:

 

Kedukang

Kedukang
Ikan duri, Hexanematichthys sagor
dari muara Sungai Banyuasin, Sumatera Selatan
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Hexanematichthys sagor
Nama binomial
Hexanematichthys sagor
(F. Hamilton, 1822)
Sinonim
  • Pimelodus sagor Hamilton, 1822[1] (basionym)
  • Arius sagor Hamilton, 1822
  • Tachysurus sagor Hamilton, 1822
  • Bagrus sondaicus Valenciennes, 1840[2]
  • Bagrus javensis Valenciennes, 1840
  • Bagrus doroides Valenciennes, 1840
  • Hexanematichthys sundaicus Bleeker, 1858[3] (sic!)

Sumber: FishBase[4]

Kedukang, kedukan,[3] keropak,[5] atau ikan duri (Hexanematichthys sagor) adalah sejenis ikan manyung yang biasa didapati di tepi pantai berlumpur dan kuala sungai. Ikan berharga murah ini juga dikenal dengan nama-nama lain seperti kadukang, dukang, badukang, bedukang, pedukang, atau babukan (aneka dialek bahasa Melayu); dan juga kedapang waru (Jw.). Sementara dalam bahasa Inggris ikan ini disebut Sagor catfish, Sagor sea-catfish, atau Sunda sea-catfish.[6]

Pengenalan

Pelat identifikasi menurut Histoire naturelle des poissons, 1828
Close up bagian kepala

Ikan bertubuh sedang, licin tak bersisik; panjang hingga 45 cm. Kepala memipih datar ke arah moncong, dengan tiga pasang sungut; sepasang yang paling panjang di antaranya berada di rahang atas, ujungnya mencapai pertengahan sirip dada atau lebih. Sisi atas kepala dengan keping-keping tulang serupa perisai yang berpola kasar permukaannya, dengan lekuk fontanel yang memanjang di tengah dahi di antara dua mata. Taju kepala belakang membundar, dan pelat pangkal di muka duri punggung serupa sayap kupu-kupu. Gigi bentuk kerucut dan tersusun dalam barisan melintang pada empat pelat yang berderet di langit-langit mulut (palatum); pelat gigi yang sebelah depan (pelat maksilar) melengkung sempit dari sisi ke sisi.[7]

Sirip punggung dan kedua sirip dada masing-masing dengan duri (patil) yang bergerigi dan berbisa; sirip lemak di punggung bagian belakang berukuran sedang.[7] Rumus sirip punggung (dorsal) I, 7 (satu jari-jari keras [duri] + 7 jari-jari lunak); sirip dada (pectoral) I, 11; sirip perut (ventral) 6; dan sirip dubur (anal) 18-19.[8]

Sisi atas dan samping tubuh berwarna abu-abu gelap kecokelatan atau kebiruan, sisi bawah putih susu; biasanya dengan (10 atau lebih) garis-garis melintang putih keperakan, kebiruan, atau kehijauan. Semua siripnya berwarna kusam kehitaman, hanya bagian lunak dari sirip punggung yang berwarna terang.[7]

Ekologi dan agihan

Kedukang hidup di laut berlumpur dekat pantai dan di estuaria; acap kali pula menghulu di hilir sungai hingga ke batas pasang tinggi. Ikan ini memangsa invertebrata dan ikan-ikan kecil.[9]

Ikan keropak jantan tercatat mengerami telur-telurnya, lk. 10-20 butir yang bergaris tengah hingga 1 cm, di dalam mulutnya. Anak-anak ikan yang baru menetas pun masih mencari perlindungan ke dalam mulut induk jantan, sampai pada saatnya mereka dapat hidup mandiri.[5][10]

Ikan kedukang diketahui menyebar luas di pesisir Samudra Hindia, mulai dari pantai-pantai di wilayah Pakistan, India, Srilangka, Bangladesh, Asia Tenggara, hingga ke Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi) dan Filipina.[7]

Manfaat

Kedukang salai (sudut kiri atas dan tengah), yang dijual sebagai baung salai (kanan). Perhatikan perbedaan pola tulang kepalanya.

Kedukang dijual dan dikonsumsi dalam keadaan segar,[9] atau diasinkan (sebagai jambal roti).[11] Ikan kedukang salai di Bandar Lampung acap dijual sebagai baung salai, yang berharga lebih mahal. Ikan kedukang ditangkap dengan menggunakan pancing, jaring, atau belat.[9]

Bleeker mengamati bahwa di masanya, kedukan bersama dengan keting (Mystus gulio) dan manyung pidada (Nemapteryx caelata), merupakan jenis-jenis ikan berkumis yang paling umum didapati di pantai-pantai berlumpur serta di muara-muara sungai di Jakarta. Hampir setiap hari ikan kedukan ini tersedia dalam jumlah yang banyak di pasar. Akan tetapi ikan ini hanya berharga murah saja, dan umumnya dikonsumsi oleh kalangan tak berpunya.[3]

Catatan kaki

  1. ^ Hamilton, F. 1822. An account of the Fishes found in the River Ganges and its branches. p. 169. Edinburgh : Printed for Archibald Constable & Co.
  2. ^ Cuvier, G. & A. Valenciennes. (1839) 1840. Histoire naturelle des poissons... v. XIV: 444. Paris :Chez F. G. Levrault, 1839.
  3. ^ a b c Bleeker, P. 1858. Ichthyologiae Archipelagi Indici Prodromus vol I Siluri: 127. Bataviae: Typis Langei &soc. (terj. Ingg.: 111)
  4. ^ FishBase: Synonyms of Hexanematichthys sagor (Hamilton, 1822)
  5. ^ a b Nontji, A. 1987. Laut Nusantara: 231. Jakarta:Djambatan.
  6. ^ FishBase: Common names of Hexanematichthys sagor (Hamilton, 1822)
  7. ^ a b c d Fischer, W. & P.J.P. Whitehead (Eds.) 1974. FAO species identification sheets for fishery purposes: Eastern Indian Ocean (fishing area 57) and Western Central Pacific (fishing area 71). Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations. (Volume 1[pranala nonaktif permanen]: Arius sagor Factsheet [ARIID Ari 3])
  8. ^ Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1913. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago II: 289-90. Leiden: E.J. Brill.
  9. ^ a b c Rainboth, W.J. 1996. FAO species identification sheets for fishery purposes: Fishes of the Cambodian Mekong. p.165. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations.
  10. ^ Hardenberg, J.D.F. 1931. "Een interessant geval van ouderzorg bij visschen". De Tropische Natuur 30(5): 96 (Korte mededeelingen).
  11. ^ Pikiran Rakyat OL: Asin Jambal Roti Lebih Mahal dari Daging Sapi Diarsipkan 2016-09-21 di Wayback Machine.. Berita 25/XII/2011 - 21:37, diakses 06/IX/2016

Pranala luar dan sumber informasi lain

Kembali kehalaman sebelumnya