Kejahatan sejatiKejahatan sejati adalah genre sastra nonfiksi, siniar, dan film yang penulisnya mengkaji suatu kejahatan nyata dan merinci tindakan orang-orang yang terkait dan terkena dampak peristiwa kriminal. SejarahThe Book of Swindles (ca 1617) karya Zhang Yingyu adalah kumpulan cerita akhir Dinasti Ming tentang kasus penipuan yang diduga nyata.[1] Karya-karya dalam genre fiksi kasus pengadilan Tiongkok (gong'an xiaoshuo), seperti Kasus Hakim Bao abad ke-16, terinspirasi oleh peristiwa sejarah atau murni fiksi. Ratusan pamflet, selebaran, chapbook, dan literatur jalanan lainnya tentang pembunuhan dan kejahatan lainnya diterbitkan dari tahun 1550 hingga 1700 di Inggris seiring dengan meningkatnya kemampuan melek huruf dan metode pencetakan baru yang murah menyebar luas. Gayanya bervariasi: ada yang sensasional, ada pula yang menyampaikan pesan moral. Sebagian besar dibeli oleh "kelas pengrajin ke atas", karena kelas bawah tidak punya uang atau waktu untuk membacanya. Balada juga diciptakan, yang syairnya ditempel di dinding sekitar kota, yang diceritakan dari sudut pandang pelaku dalam upaya untuk memahami motivasi psikologis kejahatan tersebut. Pamflet semacam itu tetap beredar pada abad ke-19 di Inggris dan Amerika Serikat, bahkan setelah jurnalisme kriminal diperkenalkan melalui media penny press.[2] Pada tahun 1807, Henry Tufts menerbitkan A Narrative of the Life, Adventures, Travels and Sufferings of Henry Tufts, yang kemungkinan merupakan biografi ekstensif pertama seorang penjahat Amerika.[3] Thomas De Quincey menerbitkan esai "Tentang Pembunuhan yang Dianggap sebagai Salah Satu Seni Rupa" di Majalah Blackwood pada tahun 1827, yang tidak berfokus pada pembunuhan atau pembunuhnya tetapi pada bagaimana masyarakat memandang kejahatan.[2] Mulai tahun 1889, pengacara Skotlandia William Roughead menulis dan menerbitkan esai selama enam dekade tentang persidangan pembunuhan terkenal di Inggris yang ia hadiri, dan banyak dari esai ini dikumpulkan dalam buku Classic Crimes tahun 2000. Banyak yang menganggap Rughead "sebagai bapak genre kejahatan modern yang sebenarnya".[4] Pelopor genre ini di Amerika adalah Edmund Pearson, yang gaya penulisannya tentang kejahatan dipengaruhi oleh De Quincey. Pearson menerbitkan serangkaian buku jenis ini dimulai dengan Studies in Murder pada tahun 1924 dan diakhiri dengan More Studies in Murder pada tahun 1936. Sebelum dikumpulkan dalam bukunya, kisah kriminal Pearson yang sebenarnya biasanya muncul di majalah seperti Liberty, The New Yorker, dan Vanity Fair. Dimasukkannya majalah-majalah kelas atas ini membedakan narasi kejahatan Pearson dari yang ditemukan di surat kabar penny press.[5] Kata pengantar antologi cerita Pearson tahun 1964 memuat penyebutan awal istilah "kejahatan sejati" sebagai sebuah genre.[6] "Novel non-fiksi" Truman Capote, In Cold Blood (1965) biasanya dikreditkan dengan membangun gaya novelistik modern dari genre tersebut[7] dan salah satu yang meroketkannya hingga meraih keuntungan besar.[5] Kejahatan yang paling umum mencakup pembunuhan; sekitar 40 persen berfokus pada kisah pembunuh berantai.[7][8] DampakKarya kejahatan sejati dapat berdampak pada kejahatan yang diliputnya dan penonton yang menontonnya.[9] Contohnya ketika Robert Durst mengaku melakukan pembunuhan dalam film dokumenter The Jinx dan ditangkap.[10][11] Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 di Nebraska menunjukkan bahwa mengonsumsi acara kriminal non-fiksi (alias kejahatan sejati) berkorelasi dengan meningkatnya rasa takut menjadi korban kejahatan. Seiring dengan meningkatnya frekuensi menonton acara kejahatan sejati, dukungan terhadap hukuman mati meningkat, sementara dukungan terhadap sistem peradilan pidana menurun.[12] Di Australia, jumlah laporan yang diberikan kepada jaringan pelaporan kejahatan Crime Stoppers Australia yang menyebabkan tuntutan diajukan dua kali lipat dari tahun 2012 hingga 2017. Meningkatnya minat terhadap kejahatan ini disebabkan oleh podcast kejahatan sejati yang populer.[13] Acara Netflix Making A Murderer mempunyai beragam dampak dalam kehidupan nyata, mulai dari acara tersebut ditayangkan di sekolah hukum sebagai bahan ajar hingga meningkatnya ketidakpercayaan terhadap penyelidik kriminal.[14] Referensi
|