Kermanshah
Kermanshah (bahasa Persia: کرمانشاه, juga dikenal sebagai Bākhtarān atau Kermānshāhān),[2] adalah ibu kota dari Provinsi Kermanshah, Iran yang terletak 525 kilometer (326 mil) dari Teheran di bagian barat Iran. Menurut sensus tahun 2011, populasi kota ini berjumlah adalah 851.405 jiwa. Mayoritas penduduk berbicara bahasa Kurdi Selatan. Kermanshah memiliki iklim sedang dan pegunungan.[3][4][5][6] Kermanshah adalah kota berbahasa Kurdi terbesar di Iran.[7][8][9][10] Sebagian besar penduduk Kermanshah adalah Muslim Syi'ah, tetapi ada minoritas seperti Muslim Sunni, Yarsanisme dan sebagainya.[11][12] Periode prasejarahKarena keantikannya, bentang alam yang menarik, budaya yang kaya dan desa-desa Neolitikum-nya, Kermanshah dianggap sebagai salah satu tempat kelahiran budaya prasejarah. Menurut survei dan penggalian arkeologi, daerah Kermanshah telah ditempati oleh orang-orang prasejarah sejak periode Paleolitikum Bawah, dan berlanjut ke periode Paleolitikum kemudian sampai periode Pleistosen akhir. Bukti zaman Paleolitikum Bawah terdiri dari beberapa kapak tangan yang ditemukan di daerah Gakia, sebelah timur kota. Peninggalan zaman Paleolitikum Tengah ditemukan di sekitar utara kota di Tang-e Kenesht dan dekat Taqwasan. Manusia Neanderthal ada di wilayah Kermanshah selama periode ini. Gua Paleolitikum yang dikenal di daerah ini adalah Warwasi, Qobeh, Malaverd, dan Gua Do-Ashkaft. Wilayah ini juga merupakan salah satu tempat pertama di mana pemukiman manusia berada, di antaranya berada di Asiab, Qazanchi, Tappeh Sarab, Chia Jani, dan Ganj-Darreh yang didirikan antara 8.000-10.000 tahun yang lalu. Pada bulan Mei 2009, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Universitas Hamedan dan University College London (UCL), kepala Pusat Penelitian Arkeologi dari Warisan Budaya dan Organisasi Pariwisata Iran mengumumkan bahwa salah satu desa prasejarah tertua di Timur Tengah sejak 9800 Sebelum Sekarang, ditemukan di Shahrestan Sahneh, terletak di sebelah barat Kermanshah.[13] Periode sejarahDalam mitologi kuno Iran, pembangunan kota ini dikaitkan dengan Tahmuras, raja ketiga dinasti Pishdadian. Dipercaya bahwa dinasti Sasaniyah telah membangun Kermanshah (disebut sebagai Kermanshah, yang berarti raja Kerman) dan Raja Bahram IV yang memberikan nama bagi kota ini.[14] Kermanshah adalah kota yang mulia di masa Kekaisaran Sasaniyah sekitar abad ke-4 masehi ketika menjadi ibu kota Kekaisaran Persia dan pusat kesehatan yang signifikan yang berfungsi sebagai sanggraloka musim panas bagi para raja-raja Sasaniyah. Pada tahun 226 masehi, setelah perang dua tahun yang dipimpin oleh Kaisar Persia, Ardashir I, melawan suku "Kurdi" di wilayah itu, kekaisaran mengembalikan seorang pangeran "Kurdi" lokal, Kayus dari Medya, untuk memerintah Kermanshah. Pada saat itu, istilah "Kurdi" digunakan sebagai istilah sosial, menunjuk pada orang-orang nomaden Iran, daripada kelompok etnis konkret.[15][16] Kata itu menjadi identitas etnis pada abad ke-12 dan ke-13.[17][18] Periode IslamKermanshah ditaklukkan oleh bangsa Arab pada tahun 640. Di bawah pemerintahan Dinasti Seljuk pada abad kesebelas, Kermanshah menjadi pusat budaya dan komersial utama di Iran barat. Dinasti Safawiyah membentengi kota ini, dan Dinasti Qajar memukul mundur serangan dari Kesultanan Utsmaniyah selama masa pemerintahan Fath-Ali Shah Qajar (1797–1834). Kermanshah diduduki oleh Kesultanan Utsmaniyah antara tahun 1723–1729 dan tahun 1731-1732. Referensi
Sumber
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Kermanshah.
|