Khenpo Tsultrim Gyamtso Rinpoche
Khenpo Tsültrim Gyamtso Rinpoche (Tibet: མཁན་པོ་ཚུལ་ཁྲིམ་རྒྱ་མཚོ་རིན་པོ་ཆེ་; Wylie: mkhan po tshul khrims rgya mtsho rin po che; 1 Maret 1934 – 22 Juni 2024)[1] adalah seorang yogi terpelajar dari tradisi Kagyu dari Buddhisme Tibet. Dia banyak menyebarkan ajarannya di Barat, sering kali melalui nyanyian realisasi, yang ia ciptakan sendiri ataupun ciptaan Milarepa atau sepuh lainnya dari masa lalu. "Tsültrim Gyamtso" berarti "Lautan Perilaku Etis". Kehidupan awalRinpoche lahir pada tahun 1934 dari sebuah keluarga nomaden dari Nangchen, Kham (Tibet Timur). Ia meninggalkan rumahnya pada usia dini untuk berlatih bersama Lama Zopa Tarchin, yang akhirnya menjadi guru utamanya. Setelah menyelesaikan pelatihan awal, ia menjalani kehidupan pertapa selayaknya seorang yogi, mengembara di seluruh Tibet, menyendiri di gua-gua dan serta tinggal di tanah kuburan untuk berlatih Chöd. Di Biara Tsurphu, yang merupakan tampuk bersejarah bagi silsilah Karma Kagyu, Rinpoche melanjutkan pelatihan dengan kepala Karma Kagyu, yang adalah Gyalwa Karmapa ke 16, dan juga bersama sepuh lainnya. Pengasingan di IndiaSelama pemberontakan Tibet 1959, Rinpoche melarikan diri dan memimpin sebuah kelompok biarawati Budha melewati Himalaya untuk menyelamatkan diri ke Bhutan. Ia kemudian pergi ke utara India, di mana ia menghabiskan sembilan tahun di Kemah Pengungsian Tibet Buxa Duar. Di sini ia belajar dan menguasai pengetahuan Buddha dan diberikan gelar Khenpo oleh Karmapa ke-16 dan gelar yang setara dengan Geshe Lharampa oleh Dalai Lama ke-14. Atas saran Karmapa, ia kemudian menetap di Bhutan, di mana ia membangun sebuah biara, pusat pengasingan, dan sekolah. Kegiatan MengajarBersama-sama Khenchen Thrangu Rinpoche, Khenpo Rinpoche menjabat sebagai guru utama di shedra (kampus monastik) di Biara Rumtek, menggantikan Karmapa yang sedang berada dalam pengasingan. Karena itu, ia melatih semua pemegang silsilah Karma Kagyu. Dia juga mengajar ke seluruh dunia. Rinpoche juga merupakan guru utama di Dzogchen Ponlop Rinpoche, dan sangat dekat dengan organisasi Nalandabodhi. Ia juga sering mengajar di komunitas Shambhala Buddhist. Rinpoche juga merupaka guru di Lama Shenpen Hookham, Rigdzin Shikpo Rinpoche dan Lama Tashi Lhamo. ShentongShentong memandang dua doktrin kebenaran sebagai cara untuk membedakan antara realitas relatif dan realitas mutlak. Ia menyetujui bahwa realitas relatif itu memiliki kekosongan akan sifat alamiah diri sendiri, tetapi menyatakan bahwa realitas mutlak memiliki "kekosongan" (Wylie: stong) dari fenomena relatif "yang lain" (Wylie: gzhan), tetapi dirinya tidak kosong.[2] Realitas mutlak ini adalah "tanah atau substrat" yang "tidak diciptakan dan tidak bisa dihancurkan, noncomposite dan di luar rantai kemunculan yang saling bergantung."[3] Dolpopa mengidentifikasi realitas mutlak ini dengan sifat Buddha.[2] Pandangan shentong ini berkaitan dengan Ratnagotravibhāga sutra dan sintesis Yogacara-Madhyamaka akan Śāntarakṣita. Kebenaran dari sunyata diakui, tetapi tidak dianggap sebagai kebenaran tertinggi, yang adalah kekosongan alamiah dari pikiran. Wawasan tentang sunyata ini adalah persiapan untuk pengenalan akan sifat-sifat alamiah pikiran. Hookham menjelaskan posisi shentong, dengan merujuk pada Tahapan Progresif Meditasi mengenai Kekosongan oleh Khenpo Tsultrim.[4] Khenpo Tsultrim menjelaskan lima tahapan meditasi, yang ia kaitkan dengan lima mazhab atau pendekatan:[5][6]
Tulisan
CatatanRujukan
Sumber
Pranala luar |