Share to:

 

Khong Guan

Khong Guan
Jenis produkBiskuit
PemilikKhong Guan Biscuit Factory (Singapore) Pte Ltd
Negara Singapura
 Indonesia
 Amerika Serikat
 Tiongkok
 Arab Saudi
Diluncurkan1947
Merek terkait
PasarSeluruh dunia
Situs webwww.khongguan.com.sg (Singapura)
www.khongguan.co.id (Indonesia)

Khong Guan adalah perusahaan berskala internasional yang bergerak dibidang industri makanan khususnya produk biskuit dan wafer. Produk ini pertama kali muncul di tahun 1947, tepatnya di Singapura.

Sejarah

Khong Guan diciptakan oleh kakak beradik Chew Choo Keng dan Chew Choo Han. Keduanya adalah imigran asal Fujian, Tiongkok, yang bekerja di pabrik biskuit Singapura untuk menghidupi keluarganya di kampung. Saat Jepang menginvasi Singapura, Keng dan Han mengungsi ke Perak, Malaysia. Disini mereka membuat biskuit sampai persediaan tepung dan gula habis. Mereka lalu membuat dan menjual garam dan sabun untuk bertahan hidup. Setelah Jepang mundur, Keng dan Han kembali ke Singapura dan menjual biskuit buatan sendiri. Suatu hari Han menemukan mesin pembuat biskuit yang sudah rusak dari pabrik tempat mereka bekerja dulu. Ia pun menciptakan lini produksi biskuit semiotomatis dengan rantai sepeda. Mesin ini menggerakkan biskuit dengan sistem konveyor melalui oven bata yang telah diakali sedemikian rupa.

Penjualan meningkat seiring tingginya kemampuan produksi. Pada 1947, Khong Guan Biscuit Factory (Singapore) Limited didirikan, menyusul pabrik di Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Filipina. Di awal 1980-an, pabrik Khong Guan didirikan di beberapa kota pesisir di Tiongkok. Tak hanya di Asia Tenggara dan Tiongkok, Khong Guan juga bisa ditemukan di supermarket lebih dari 40 negara. Diantaranya Timur Tengah, Hong Kong, Jepang, Australia, Eropa, Kanada, dan Amerika Serikat.

Sejarah Khong Guan di Indonesia

PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia Ltd. adalah perusahaan berskala nasional yang bergerak di bidang industri makanan khususnya produk biskuit, wafer dan wafer stik. Perusahaan ini dirintis oleh tiga orang, yaitu Ong Kong Ie, Kwee Boen Thwie (Hidayat Darmono) dan Go Swie Kie (Dasuki Angkosubroto) di 6 September 1956, dengan nama awal NV Giok San Kongsie. Mulanya perusahaan tersebut hanya mengimpor biskuit Khong Guan dari Singapura saja.[1] Baru pada tahun 1969 setelah masuknya Ira Susanti dan Hartono Kweefanus dalam kepemilikan perusahaan, di tahun 1971 dimulai produksi biskuit Khong Guan dalam negeri di Surabaya, Jawa Timur. Pada Juni 1972 NV Giok San Kongsie berganti nama menjadi PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia, dan di tanggal 2 Maret 1976 nama perusahaan menjadi namanya saat ini.[2][3][4]

Bisnis keluarga ini kemudian berkembang dengan pendirian perusahaan lainnya, yaitu PT Nissin Biscuit Indonesia (1975), PT Monde Mahkota Biscuit dan PT Jaya Abadi Corak Biscuit Indonesia (1983), serta PT Serena Indopangan Industri (1991). Ditambah dengan dua pabrik PT Khong Guan yang ada di Ciracas (Jakarta) dan Cibinong (Jawa Barat), maka saat ini "Khong Guan Group" sudah memiliki 6 pabrik. Setiap pabrik memproduksi merek dan produk tersendiri, kecuali Khong Guan Merah yang diproduksi beberapa pabrik mengingat banyaknya peminat.[2] Hingga kini Khong Guan Group masih ditangani dan dimiliki oleh keluarga Darmono. Adapun Hartono Kweefanus menjabat sebagai Direktur Utama PT Khong Guan Biscuit Factory; Hoediono Kweefanus duduk sebagai Direktur Utama PT Monde Mahkota Biscuit dan PT Serena Indopangan Industri (keduanya putra Hidayat Darmono);[5] sedangkan anggota keluarga lainnya Kataline Darmono, Emil Darmono dan Hartono Darmono duduk sebagai pimpinan di berbagai posisi.[2][6] Adapun Hoediono Kweefanus sendiri memiliki istri bernama Betty Ang dari Filipina, yang dikenal sebagai salah satu orang terkaya di negara itu dengan bisnis keduanya yang memiliki nama hampir sama (namun berbeda strukturnya dengan yang ada di Indonesia) bernama Monde Nissin yang sudah mencatatkan saham di Bursa Efek Filipina. Selain di sana, bisnis keluarga Darmono-Kweefanus juga tersebar ke beberapa negara seperti Selandia Baru dan Thailand.[1]

Khong Guan Group merupakan salah satu pemimpin pasar dalam industri makanan dan minuman nasional (khususnya biskuit), dimana diperkirakan pernah mencapai 70% dari pangsa pasar.[2][7] Produk-produk yang telah dihasilkan selalu diminati pasar dalam negeri atau bahkan sudah menjadi sebuah keharusan menyantap biskuit Khong Guan. Seperti "Khong Guan Red Assorted" atau lebih dikenal dengan nama "Khong Guan Merah" sudah lama menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat Indonesia sebagai makanan atau oleh-oleh khas lebaran yang harus ada untuk disajikan kepada para saudara dan kerabat pada hari raya. Produk lain dari Khong Guan Group yang dikenal pasar seperti biskuit Monde Butter Cookies dan wafer Nissin; sedangkan dalam merek Khong Guan, selain ada biskuit merah, juga ada Top Biscuit, Top Ekonomi, One One, Assorted Flowers, Big Royal, Marie Susu, dan Malkist. Diperkirakan ada sekitar 400 merek dari aneka jenis biskuit yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan tersebut; selain itu, pernah juga diproduksi mi instan.[8] Masing-masing merek juga menargetkan pasar sendiri, seperti Khong Guan untuk pasar bawah, Nissin untuk pasar menengah dan Monde untuk pasar kelas atas.[2] Dengan mesin yang modern, sertifikasi halal, HAACP dan ISO 22000 ditambah kerja keras, Khong Guan hingga kini tetap menjadi merek pilihan utama masyarakat Indonesia saat membeli produk biskuit. Slogan Khong Guan adalah "Tak Asing Lagi dan Tak Ada Duanya" dan "Biskuit Khong Guan Untuk Semua".

Budaya populer

Salah satu aspek paling dikenal dari biskuit Khong Guan adalah ilustrasi keluarga (ibu beserta dua orang anaknya di meja makan) yang sedang makan biskuit di sisi kaleng, baik yang bulat maupun kotak, suatu yang dipertahankan sejak awal kemunculannya. Gambar lukisan Bernardus Prasodjo tersebut diadaptasi dari buku cerita anak "Telling the Time" terbitan Ladybird di Inggris tahun 1962 yang kemudian diubah dan dilukis ulang dengan beberapa modifikasi di era 1970-an. Adapun gambar ibu dipilih mengingat pembeli kebanyakan didominasi perempuan. Selain desain kaleng Khong Guan, kaleng Monde dan Nissin Wafer yang masih satu atap dengan biskuit merah ini juga didesain oleh Bernardus.[9]

Tercatat, gambar tersebut telah menjadi bagian budaya populer, seperti:

  • Kampanye Jokowi-Ma'ruf pada Pemilu 2019 terinspirasi dari ilustrasi pada kaleng Khong Guan yang ikonik.[10]
  • Penyair Joko Pinurbo menerbitkan buku kumpulan puisi berjudul Perjamuan Khong Guan pada tahun 2020.[11]

Referensi

  1. ^ a b "Jaya dari Khong Guan, Hartono Kweefanus Sukses hingga ke Filipina". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-19. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  2. ^ a b c d e "Khong Guan Berbenah Jelang Usia Setengah Abad". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-19. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  3. ^ "INFORMASI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-19. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  4. ^ "Ternyata Khong Guan dari Singapura, Begini Cerita Masuk ke RI". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-11. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  5. ^ "What We Know About One Of Asia's Most Mysterious Tycoons: Betty Ang Of The Philippine". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-19. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  6. ^ "Board of Directors". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-06. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  7. ^ "Si Kaleng Merah KhongGuan, Rajanya Produk Seasonal". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-19. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  8. ^ "KHONG GUAN BISCUIT FACTORY INDONESIA LTD., PT. Perusahaan Biskuit, Wafer dan Mie Instan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-19. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  9. ^ "Ini Sosok Pelukis Kaleng Khong Guan dan Alasan Tak Ada Ayah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-19. Diakses tanggal 2023-02-19. 
  10. ^ (gwn/JPC) (2018-09-26). Ryandi, Eko Dimas, ed. "Ini Cerita di Balik Iklan Khong Guan versi Timses Jokowi". JawaPos.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-27. Diakses tanggal 2020-01-19. 
  11. ^ "Joko Pinurbo Segera Rilis Buku Puisi 'Perjamuan Khong Guan'". Metropolitan.id (dalam bahasa Inggris). 2019-12-27. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-21. Diakses tanggal 2020-01-19. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya