Share to:

 

Kompleks histokompatibilitas utama

Kompleks histokompatibilitas utama (bahasa Inggris: major histocompatibility complex atau MHC) adalah sekumpulan gen yang ditemukan pada semua jenis vertebrata.[1] Gen tersebut terdiri dari ± 4 juta bp yang terdapat di kromosom nomor 6 manusia dan lebih dikenal sebagai kompleks antigen leukosit manusia (HLA).[1] Protein MHC yang disandikan berperan dalam mengikat dan mempresentasikan antigen peptida ke sel T.[1]

Struktur protein MHC

Protein MHC terdiri dari dua kelas struktur, yaitu protein MHC kelas I dan kelas II.[1]

Protein MHC kelas I

Protein MHC kelas I ditemukan pada semua permukaan sel berinti.[1] Protein ini bertugas mempresentasikan antigen peptida ke sel T sitotoksik (Tc) yang secara langsung akan menghancurkan sel yang mengandung antigen asing tersebut.[2] Protein MHC kelas I terdiri dari dua polipeptida, yaitu rantai membrane integrated alfa (α) yang disandikan oleh gen MHC pada kromosom nomor 6, dan non-covalently associated beta-2 mikroglobulin(β2m).[2] Rantai α akan melipat dan membentuk alur besar antara domain α1 dan α2 yang menjadi tempat penempelan molekul MHC dengan antigen protein.[2] Alur tersebut tertutup pada pada kedua ujungnya dan peptida yang terikat sekitar 8-10 asam amino.[2] MHC kelas satu juga memiliki dua α heliks yang menyebar di rantai beta sehingga dapat berikatan dan berinteraksi dengan reseptor sel T.[2]

Protein MHC kelas II

Protein MHC kelas II terdapat pada permukaan sel B, makrofag, sel dendritik, dan beberapa sel penampil antigen (antigen presenting cell atau APC) khusus.[3] Melalui protein MHC kelas II inilah, APC dapat mempresentasikan antigen ke sel-T penolong (Th) yang akan menstimulasi reaksi inflamatori atau respon antibodi.[3] MHC kelas II ini terdiri dari dua ikatan non kovalen polipeptida integrated-membrane yang disebut α dan β. Biasanya, protein ini akan berpasangan untuk memperkuat kemampuannnya untuk berikatan dengan reseptor sel T. Domain α1 dan β1 akan membentuk tempat untuk pengikatan MHC dan antigen.[2]

Gen MHC dan polimorfisme

Pada manusia, gen yang mengkodekan MHC terletak pada kromosom nomor 6 dan terbagi menjadi dua kelas gen, yaitu kelas I untuk MHC I dan kelas II untuk MHC II.[4] Kelompok gen yang termasuk kelas I terdiri dari tiga lokus mayor yang disebut B, C, dan A, serta beberapa lokus minor yang belum diketahui.[4] Setiap lokus mayor menyandikan satu polipeptida tertentu.[4] Pada gen pengkode rantai alfa, terdapat banyak alel atau dengan kata lain bersifat polimorfik.[4] Rantai beta-2-mikroglobulin dikodekan oleh gen yang terletak di luar kompleks gen MHC, namun apabila terjadi kecacatan pada gen tersebut maka antigen kelas I tidak bisa dihasilkan dan dapat terjadi defisiensi sel T sitotoksik.[5] Kompleks gen kelas II terdiri dari tiga lokus yaitu DP, DQ, dan DR yang masing-masing mengkodekan satu rantai alfa atau beta.[5] Rantai polipetida yang dihasilkan akan saling berikatan dan membentuk antigen kelas II.[4] Seperti halnya antigen kelas II, antigen kelas II juga bersifat polimorfik (unik) karena lokus DR dapat terdiri atas lebih dari satu macam gen penyandi rantai beta fungsional.[4]

Referensi

  1. ^ a b c d e (Inggris) David S. Wilkes, William J. Burlingham (2004). Immunobiology of organ transplantation. Springer. ISBN 978-0-306-48328-8. 
  2. ^ a b c d e f (Inggris) Pandjassarame Kangueane (2009). Bioinformation Discovery: Data to Knowledge in Biology. Springer. ISBN 978-1-4419-0518-5. 
  3. ^ a b (Inggris) Anthony L. DeFranco, Richard M. Locksley, Miranda Robertson (2007). Immunity: the immune response in infectious and inflammatory disease. Oxford University Press. ISBN 978-0-19-920614-8. 
  4. ^ a b c d e f Abdul Ghaffar, Prakash Nagarkatti (2009). "MHC: GENETICS AND ROLE IN TRANSPLANTATION". Microbiology and Immunology Online. 
  5. ^ a b (Inggris) Nobuaki Ishii, Mitsuro Chiba, Masahiro Iizuka, Hiroyuki Watanabe, Tomonori Ishioka, Osamu Masamune (1992). "Expression of MHC class II antigens (HLA-DR, -DP, and -DQ) on human gastric epithelium" (PDF). Journal of Gastroenterology. 27 (1): 23–28. doi:10.1007/BF02775060. [pranala nonaktif permanen]


Kembali kehalaman sebelumnya