Konstitusi Gibraltar 2006
Konstitusi Gibraltar 2006, Undang-Undang Negara Gibraltar 2006 atau UU Gibraltar 2006 dibawa ke dalam referendum Gibraltar tanggal 30 November 2006. Koalisi grup yang menentang proposal ini yakin bahwa suara mayoritas 60% diperlukan untuk memberlakukan konstitusi baru ini. Partai-partai politik yang tidak mendukung hal ini yakin bahwa hasilnya harus diputuskan oleh mayoritas sederhana yang mendukung konstitusi baru. Konstitusi ini kemudian diberlakukan melalui Order in Council tanggal 14 Desember 2006 dan berlaku tanggal 2 Januari 2007.[1] Menurut pemerintah Britania Raya, konstitusi ini bertujuan membina hubungan modern dan dewasa yang tidak didasarkan pada kolonialisme antara Gibraltar dan Britania Raya.[2] Asal usulTahun 1999, pemerintah Britania Raya mengundang Teritori Dependen Britania Raya untuk memberikan proposal reformasi konstitusi. Komite lintas partai Dewan Majelis Gibraltar dibentuk untuk berkonsultasi dengan pihak-pihak yang tertarik dan pada bulan Januari 2002 mengeluarkan sebuah laporan yang langsung dibicarakan dan dinegosiasikan dengan Britania Raya. Proposal reformasi ini terima oleh Kementerian Luar Negeri Britania Raya bulan Maret 2006 dan secara bulat disetujui di Dewan Majelis pada bulan Oktober.[3] Prosedur penerbitanSetelah diumumkan oleh Privy Council, Konstitusi ini diterbitkan sebagai satu perangkat dokumen:
IsiKonstitusi yang direncanakan ini telah dinegosiasikan dengan pemerintah Britania Raya oleh delegasi perwakilan Gibraltar, terdiri dari pemerintah, oposisi, dan lain-lain. Teks rencana konstitusi baru ini diterima oleh Dewan Majelis dalam keputusan pengesahan secara bulat dengan dukungan kedua pihak dewan.[butuh rujukan] Termasuk di antara perubahan-perubahan oleh konstitusi baru adalah:
ReferendumSebuah referendum mengenai rencana konstitusi baru ini diadakan tanggal 30 November 2006. Keputusan yang diajukan dan disetujui adalah: Dalam penerapan hak menentukan nasib sendiri, apakah Anda setuju dan menerima rencana Konstitusi baru untuk Gibraltar?[5] KritikMeski mendapat dukungan bulat dari seluruh partai politik yang terwakilkan di Dewan Majelis, muncul pula kampanye "Tidak" di Gibraltar. Alasannya beragam, tetapi kebanyakan terkait kepada dua aspek: saat sejumlah pemilih merasa bahwa komitmen mempertahankan kedaulatan Britania Raya tidak cukup aman, pemilih lainnya merasa bahwa konstitus baru ini tidak cukup maju dalam memungkinkan penerapan hak penentuan nasib sendiri.[3] Kelompok tekanan hak-hak minoritas Equality Rights GGR menyebut referendum ini suatu "kecacatan" dan "kesempatan yang dilewatkan" karena gagal melibatkan penuh Konvensi Hak Asasi Manusia Eropa.[6] The Self Determination for Gibraltar Group juga mengkritik onstitusi ini dan mengampanyekan suara Tidak dalam referendum konstitusi. Mereka mengatakan dalam pernyataan pers bahwa konstitusi baru ini "bukan aksi penentuan nasib sendiri yang akan mendekolonisasi kita" dan bahwa ini "sama kolonialnya seperti referendum 1964 dan 1969." [butuh rujukan] Joe Bossano, Pemimpin Oposisi, mengkritik kegagalan menetapkan pembukaan yang mendukung pemerintahan sendiri semaksimal mungkin.[7] HasilPemilih yang memilih berjumlah 60,4 persen.[8] lebih rendah daripada 87,9% pada referendum kedaulatan bersama sebelumnya, tetapi bisa dibandingkan dengan 58% pada pemilihan umum Parlemen Eropa.[9] 60,24% suara mendukung, 37,75% suara menentang.
Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|