Para korban dari pendudukan Polandia yang dideportasi ke Uni Soviet, telah diproses oleh NKVD dan dikirim ke penjara atau diasingkan ke Siberia.[1] Pakta Soviet-Nazi yang ditandatangani pada tanggal 23 Agustus 1939[2][3] secara efektif berakhir tanggal 22 Juni 1941, ketika Wehrmacht Jerman menginvasi Uni Soviet.[4] Pembebasan ribuan orang, bekas penduduk Polandia (termasuk orang Ukraina dan Belorusia) dari Gulag Soviet, menyusul penandatanganan Perjanjian militer Soviet-Polandia pada tanggal 14 Agustus 1941, memungkinkan terbentuknya Tentara Polandia di Uni Soviet.[5][6] Komandan pertamanya Jenderal Michał Karaszewicz-Tokarzewski memulai tugasnya membentuk tentara ini di kota Totskoye, Oblast Orenburg tanggal 17 Agustus 1941. Perdana Menteri Pemerintahan Polandia dalam pengasinganWładysław Sikorski, akhirnya menunjuk komandan baru Letnan JenderalWładysław Anders yang baru dibebaskan dari penjara Lubyanka di Moskwa tanggal 4 Agustus untuk memimpin tentara ini. Jenderal Anders belum menerbitkan perintah pertamanya atau mengumumkan penunjukkannya sebagai Komandan hingga tanggal 22 Agustus 1941.
Korps II Polandia dibentuk pada tahun 1943 dari berbagai unit-unit tempur bersama dengan tentara Sekutu di seluruh medan perang. Divisi Senapan Karpatia Ke-3 dibentuk di Timur Tengah dari unit-unit kecil Polandia yang bertempur di Mesir dan Tobruk, juga Tentara Polandia di Timur yang dievakuasi dari Uni Soviet melalui Koridor Persia. Pembentukannya berdasarkan Undang-undang Pasukan Sekutu Inggris tahun 1940, yang memungkinkan Unit-unit Sekutu dari Pemerintahan Polandia dalam pengasingan dikelompokkan menjadi satu dalam medan perang. Namun, Panglima tinggi Inggris tidak pernah menyetujui untuk menggabungkan unit Angkatan Udara Polandia yang diasingkan kedalam Korps. Pada bulan Februari 1944, Korps II Polandia dipindahkan dari Mesir ke Italia, di mana Korps II menjadi bagian independen dari Tentara Inggris Ke-8, di bawah komando Jenderal Oliver Leese. Antara tahun 1944-1945, Korps II bertempur dengan istimewa dalam Kampanye Italia, selama pertempuran keempat dan terakhir dari Pertempuran Monte Cassino pada bulan Mei 1944, Pertempuran Ancona selama Operasi Olive bulan September 1944 dan Pertempuran Bologna selama serangan terakhir di Italia bulan Maret 1945.
Pada tahun 1944, Korps II Polandia terdiri dari 50.000 prajurit. Selama tiga pertempuran berturut-turut, Korps II menderita kerugian besar (dalam pertempuran Monte Cassino tahap akhir, meskipun pasukan-pasukan pendukung dimobilisasi dan diberdayakan dalam pertempuran) dan Jenderal Anders disarankan untuk menarik mundur pasukannya. Namun, karena Uni Soviet memutuskan hubungan diplomatik dengan Pemerintah Polandia dan tidak ada orang Polandia yang diizinkan keluar dari wilayah Uni Soviet, Jenderal Anders meyakini bahwa satu-satunya perekrutan prajurit hanya di kamp-kamp konsentrasi dan tahanan perang Jerman.
Pada tahun 1945, anggota pasukan baru bertambah, terdiri dari tahanan-tahanan perang yang dibebaskan dan orang-orang Polandia yang dipaksa bergabung ke Wehrmacht. Hal ini meningkatkan kekuatan Korps menjadi sekitar 75.000 prajurit, kira-kira 20.000 orang dari prajurit yang dipindahkan ke pasukan Polandia lainnya yang bertempur di Barat. Setelah perang, divisi-divisi Korps diberdayakan di Italia hingga tahun 1946, ketika pasukan tersebut dipindahkan ke Inggris hingga akhirnya dibubarkan. Jumlah total prajurit Korps II Polandia tahun 1946 mencapai 103.000 prajurit. Mayoritas prajurit-prajurit tersebut tetap berada dalam pengasingan dan menetap di Inggris. Korps II Polandia secara konsisten memiliki reputasi pertempuran yang tinggi dan dihormati oleh Amerika dan pasukan-pasukan persemakmuran yang mereka lawan.
Komposisi
Hingga bulan Mei 1945, Korps II Polandia terdiri dari 55.780 prajurit pria dan kira-kira 1.500 prajurit wanita dalam kesatuan tugas tambahan. Ada juga maskot beruang bernama Wojtek yang secara resmi bergabung dengan pasukan, terdaftar dengan pangkat Prajurit, selanjutnya dipromosikan menjadi Kopral. Mayoritas prajurit Korps II merupakan penduduk Polandia yang dideportasi ke Gulag Uni Soviet oleh NKVD, selama proses aneksasi Soviet atas wilayah Polandia bagian Timur (Kresy Wschodnie) pada tahun 1939. Setelah Operasi Barbarossa dan penandatanganan Perjanjian Sikorski-Mayski, banyak di antara mereka yang dibebaskan dan diperbolehkan bergabung dengan Angkatan Bersenjata Polandia di Timur yang tengah dibentuk di Rusia bagian Selatan dan Kazakhstan. Karena alasan politis, Uni Soviet dengan segera menarik dukungan atas pembentukan tentara tersebut di wilayahnya dan mengurangi tingkat pasokan, yang mengakibatkan Jenderal Anders menarik pasukannya ke Persia dan Irak yang dikuasai Inggris. Selanjutnya pasukan tersebut direlokasi ke wilayah Palestina, di mana kemudian mereka bergabung dengan Divisi Karpatia Ke-3 yang utamanya terdiri dari prajurit-prajurit Polandia yang berhasil melarikan diri ke Lebanon yang pada saat itu dikuasai Prancis melalui Rumania dan Hungaria, setelah kekalahan Polandia tahun 1939.
Sebagian besar pasukan tersebut berasal dari Voivodat Timur Polandia sebelum perang. Walaupun mayoritas etnis prajurit merupakan etnis Polandia, terdapat juga etnis lain termasuk Yahudi, Belarusia dan Ukraina. Setelah pasukan tersebut direlokasi ke Palestina, banyak prajurit-prajurit Yahudi yang desersi dan melarikan diri ke pedesaan. Namun, Menachem Begin (kelak menjadi Perdana Menteri Israel ke-6) yang pada saat itu menjadi prajurit Korps II Polandia, didesak oleh teman-temannya untuk desersi, menolak untuk melepaskan seragamnya hingga ia secara resmi diberhentikan.
Selama Kampanye Italia, Korps II Polandia kehilangan 11.379 prajurit. Dari jumlah tersebut, 2.301 prajurit gugur, 8.543 terluka dan 535 prajurit hilang dalam tugas. Dari 2.301 prajurit yang gugur, 1.079 gugur dalam Pertempuran Monte Cassino dan dikebumikan di Pemakaman Perang Polandia, beberapa ratus meter dari biara Monte Cassino yang dibangun kembali.
^Sansone, Adele (9 Juli 2013), "'Private Wojtek' alias Voytek, ein Bär im Dienste der Armee" ['Private Wojtek' alias Voytek, a bear in the service of the Army], Suite101 (dalam bahasa Jerman), diarsipkan dari versi asli tanggal 19 August 2014, diakses tanggal 15 Agustus 2014Parameter |url-status= yang tidak diketahui akan diabaikan (bantuan)
^Terdapat beberapa perbedaan antara susunan pertempuran ini dengan susunan pada Pertempuran Monte Cassino tahun 1944.
Biegański, Witold (1967). Krótki informator historyczny o Wojsku Polskim w latach II wojny światowej (dalam bahasa Polski). Vol 5, Regularne jednostki Wojska Polskiego na Zachodzie. Warsaw: Wydawn. Ministerstwa Obrony Narodowe. ISBN9788311074194.
Błagowieszczański, Igor (1983). Artyleria w II wojnie światowej (dalam bahasa Polski). Warsaw: Wydawn. Ministerstwa Obrony Narodowej. ISBN9788311069091.
Davies, Norman (1982). God's playground, volume II. Columbia University Press. ISBN0-231-05352-5.
Dzikiewicz, Bronisław (1984). Z teodolitem pod Monte Cassino (dalam bahasa Polski). Warsaw: Wydawn. Ministerstwa Obrony Narodowej. ISBN9788311070431.
Frontczak, Kazimierz (1974). Siły Zbrojne Polski Ludowej. Przejście na stopę pokojową 1945–1947 (dalam bahasa Polski). Warsaw: Ministerstwa Obrony Narodowej. OCLC2848794.
Hrybouski, Yury (2003). "Losy żołnierzy Polskich Sił Zbrojnych na Zachodzie po powrocie na Białoruś". Wojskowy Przegląd Historyczny (dalam bahasa Polski) (nr 2 (197)). ISSN1640-6281.
Król, Wacław (1982) [1st pub. 1976]. Polskie dywizjony lotnicze w Wielkiej Brytanii 1940–1945 (dalam bahasa Polski) (edisi ke-2nd). Warsaw: Wydawn. Ministerstwa Obrony Narodowej. ISBN9788311067455.
Madeja, Witold (1984). The Polish 2nd Corps and the Italian Campaign (dalam bahasa Inggris). Allentown, Pennsylvania 18103 USA: Game Publishing Company. OCLC8481892.
Majewski, Adam (1972). Wojna, ludzie i medycyna (dalam bahasa Polski). Lublin: Wydawn. Lubelski. OCLC4912032.
Odziemkowski, Janusz (1998). Służba Duszpasterska Wojska Polskiego 1914–1945 (dalam bahasa Polski). Warsaw: Bellona. ISBN9788311088146.
Paśnicki, Jan (1994). "Podniebni artylerzyści". Polska Zbrojna (dalam bahasa Polski). (Article by former pilot of 663 DSA on the 50th anniversary of the unit and continue the tradition of the British 663 Squadron)
Polak, Michał (2005). "Logistyczne zabezpieczenie działań 2 Korpusu Polskiego (grudzień 1944 – kwiecień 1945)". Przegląd Historyczno-Wojskowy (dalam bahasa Polski). Warsaw (Nr 4 (209)).
Przemyski, Andrzej (1990). Ostatni komendant. Generał Leopold Okulicki (dalam bahasa Polski). Lublin: Wydawnictwo Lubelskie.
Roberts, Geoffrey (1989). The Unholy Alliance. Stalin's Pact with Hitler. Indiana University Press.
Sarner, Harvey (1997). General Anders and the Soldiers of the Second Polish Corps. Cathedral City, CA: Brunswick Press. ISBN1-888521-13-9.
Stefancic, David (2005). Armies in exile. Columbia University Press. ISBN0-88033-565-3.
Thornton, Martin (June 1, 1997). "The Second Polish Corps, 1943–46: Were They a Functional Mixture of Soldiers, Refugees and Social Workers?". Journal of Slavic Military Studies. London: Frank Cass. 10 (2): 125–137. doi:10.1080/13518049708430294. ISSN1556-3006.