Kuala Lumpur Kepong Berhad
Kuala Lumpur Kepong Berhad (KLK) (MYX: 2445) adalah perusahaan multinasional Malaysia. Bisnis inti grup ini adalah perkebunan (kelapa sawit dan karet). Perusahaan memiliki perkebunan yang mencakup lebih dari 250.000 hektar [3] di Malaysia (baik Semenanjung dan Sabah) dan Indonesia (Belitung, Sumatera dan Kalimantan). Sejak tahun 1990-an, perusahaan telah mendiversifikasi kegiatan usahanya seperti manufaktur berbasis sumber daya (oleokimia, bahan kimia khusus dan turunannya), pengembangan properti dan ritel (produk perawatan pribadi, perlengkapan mandi, dan makanan) dengan kehadiran di seluruh dunia. Perusahaan ini terdaftar di Bursa Malaysia dan merupakan produsen minyak sawit terbesar ketiga di Malaysia.[5] KLK menduduki peringkat ke-1858[6] pada Forbes Global 2000 Leading Companies tahun 2013, dengan kapitalisasi pasar USD 6,91 miliar. Pada tahun 2014, KLK menduduki peringkat ke-23 merek Malaysia paling berharga pada Malaysia 100 tahun 2014 dengan nilai merek USD 364 juta.[7] Almarhum Thong Yaw Hong, (mantan) sekretaris jenderal Departemen Keuangan Malaysia, duduk di dewan KLK.[8] [9] Lee Oi Hian, CEO KLK, merupakan atau pernah menjadi ketua dewan pengawas Dewan Minyak Sawit Malaysia.[10] Aktivitas bisnisPerkebunanPerkebunan merupakan bisnis inti KLK. Saat ini, KLK memiliki lebih dari 250.000 ha. perkebunan di Malaysia dan Indonesia. Produksi tahunan tandan buah segar (TBS) adalah 3,1 juta ton.[11] Pabrik dan penyulingan KLK sendiri kemudian akan mengolah tanaman tersebut menjadi minyak sawit mentah, RBD palm olein dan stearin, serta minyak inti dan kue. Sedangkan pada tahun 2010, produksi karet sekitar 23 juta kg.[3] Perusahaan ini merupakan salah satu dari sedikit perusahaan, yang sejauh ini telah dituntut karena pembakaran terbuka.[12] Per September 2010, distribusi geografis perkebunan grup adalah sebagai berikut:
Referensi
|