Levantin (umat Kristen Latin)
Levantin atau Franko-Levantin (bahasa Arab: شوام; bahasa Prancis: Levantins; bahasa Italia: Levantini; bahasa Yunani: Φραγκολεβαντίνοι Frankolevantini; bahasa Turki: Levantenler atau Tatlısu Frenkleri) adalah umat Kristen Latin yang hidup dalam pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah (Kekaisaran Ottoman). Istilah ini juga diterapkan bagi keturunan mereka yang hidup di Timur Tengah dan Turki zaman modern. KarakteristikLevantin sebagian besar berasal dari Italia (khususnya orang Venesia dan Genova), Prancis, atau Euro-Mediterania. Mereka telah tinggal di Konstantinopel/Istanbul, Smirna/İzmir dan bagian lainnya dari Anatolia (sekarang Turki) serta pesisir Mediterania timur sejak pertengahan era Bizantium atau Utsmaniyah.[butuh rujukan] Mayoritas mereka adalah keturunan para pedagang dari republik maritim Mediterania (seperti Republik Venesia, Genova, dan Ragusa) ataupun penduduk Eropa dari negara-negara Tentara Salib (khususnya Levantin Prancis di Lebanon, Palestina, dan Turki).[1] Yang lainnya kemungkinan adalah mereka yang melakukan konversi ke Katolik Roma, imigran dari koloni Inggris-Prancis, atau umat Kristen Timur yang telah bermukim di sana selama berabad-abad. Di TurkiLevantin melanjutkan kehidupan mereka di Istanbul (kebanyakan di Distrik Galata, Beyoğlu, dan Nişantaşı), İzmir (kebanyakan di Distrik Alsancak, Karşıyaka, Bornova, dan Buca), dan sedikit lainnya di kota pelabuhan Mersin. Mereka telah memberi pengaruh dalam membuat dan menghidupkan kembali tradisi opera.[2] Orang-orang terkenal dari komunitas Levantin masa kini di Turki misalnya Maria Rita Epik, seorang Franko-Levantin bernama Caroline Giraud Koç, dan seorang Italo-Levantin bernama Giovanni Scognamillo. Sebagian besar dari komunitas kecil Katolik Roma di Turki adalah kaum Levantin. Di LevantKetika Britania Raya mengambil alih bagian selatan Suriah Utsmaniyah pasca Perang Dunia I, beberapa dari para penguasa barunya mengadaptasikan istilah "Levantin" sebagai sebutan yang merendahkan bagi para penduduk keturunan campur Arab dan Eropa, juga bagi orang Eropa (biasanya orang Prancis, Italia, atau Yunani) yang telah berasimilasi serta mengadopsi adat istiadat dan cara berpakaian setempat. Saat ini, sebagian kecil dari kelompok kecil umat Katolik Latin di Lebanon setidaknya merupakan keturunan parsial Prancis/Italia.[3][4] Catatan
Referensi
also Second EDition now in print: http://www.gorgiaspress.com/bookshop/showproduct.aspx?ISBN=978-1-4632-0251-4 Diarsipkan 2016-03-06 di Wayback Machine.
Pranala luar
|