Li Lisan
Lǐ Lìsān (Hanzi: 李立三; Pinyin: Lǐ Lìsān; Maret 1899–22 Juni 1967) adalah seorang pemimpin awal komunis Tiongkok, dan pemimpin teratas Partai Komunis Tiongkok dari 1928 sampai 1930, anggota Politburo, dan kemudian anggota Komite Pusat. Tahun-tahun awalLi lahir di Liling, Hunan, Tiongkok pada 1899, dengan nama Li Rongzhi. Ayahnya adalah seorang guru dan mengajarkan Li puisi dan seni klasik tradisional Tiongkok. Pada 1915, ia tiba di Changsha untuk masuk Sekolah Menengah dan melihat iklan di koran yang ditulis oleh seorang siswa dari Sekolah Umum Pertama Changsha dengan nama pena 28 guratan[a]. Li bertemu dan kemudian berteman dengan seorang pria muda yang bernama asli Mao Zedong. Belakangan, Li bergabung dengan angkatan bersenjata lokal yang dipimpin oleh seorang panglima perang di Hunan. Salah satu Komandan Divisi yang bernama Cheng Qian, dia berasal dari kota dan alumnus dari sekolah yang sama dengan ayah Li, Cheng kemudian membiayai Li untuk belajar di Beijing. Awal karierPrancisKetika Li sampai di Beijing, dia mendaftar untuk belajar di Prancis dan tiba di negara itu pada tahun 1920. Dia bekerja paruh waktu sebagai asisten "boilmaker"[b] untuk membayar biaya kuliahnya. Bosnya adalah anggota Partai Komunis Tiongkok (PKT), dan Li dipengaruhi untuk menerima doktrin Komunisme. Li juga aktif berpartisipasi dalam memperjuangkan hak-hak buruh Tiongkok di Prancis. Karena pekerjaan revolusionernya yang aktif dan tanpa mengenal takut, Li dicap sebagai tukang bikin masalah. Pada tahun 1921, Li diusir bersama lebih dari 100 orang Tionghoa lainnya oleh otoritas Prancis. Kembali ke TiongkokKetika Li kembali ke Shanghai, ia diperkenalkan oleh Chen Duxiu untuk bergabung dengan Partai Komunis Tiongkok (PKT). Partai menugaskannya untuk mengatur kegiatan buruh di tambang batu bara di distrik Anyuan. Menjadi seorang pemimpin buruh yang paling penting di tambang batu bara itu membuat Li mampu meningkatkan jumlah anggota dan menyempurnakan metode organisasi PKT. Pada akhir 1924, anggota PKT hanya sekitar 900 orang di seluruh Tiongkok, di mana 300 orang di antaranya berasal dari tambang batu bara Anyuan. Pada saat inilah Li menunjukkan bakatnya yang besar dalam pekerjaan dan mengoorganisasi buruh bersama dengan Liu Shaoqi yang kemudian menjadi wakilnya.[1] Tentu saja kaum Nasionalis memiliki pendapat yang "sumbang" tentang keterampilan organisasi Li. Sebuah laporan rahasia yang dibuat pada tahun 1928 di masa Perang Saudara Tiongkok, menjelaskan mengapa Nasionalis mengalami kesulitan di Anyuan pada saat itu:
Pada tahun 1926, Li datang ke Wuhan, pusat pekerjaan buruh Tiongkok untuk menjadi pemimpin serikat pekerja buruh. Meskipun Xiang Zhongfa, yang kemudian menjadi sekretaris jenderal PKT, adalah pemimpin tertinggi pada waktu itu, tetapi sebenarnya Li Lisan lah yang membuat keputusan. Pada tahun 1927, setelah perpecahan aliansi KMT dengan PKT, Li adalah orang pertama yang mengusulkan Pemberontakan Nanchang terhadap KMT, dan bertindak sebagai sebagai direktur penjaga keamanan. Meskipun pemberontakan ini terbukti tidak bijaksana, tidak direncanakan dengan baik, dan kegagalannya tidak dapat dihindari, Li tetap didorong ke atas panggung utama PKT karena kehebatannya dalam pekerjaan buruh dan keberaniannya menghadapi hujan peluru. Pemerintahan XiangDalam Kongres Nasional ke-6 PKT yang diadakan di Moskwa, teman lama Li, Xiang Zhongfa terpilih menjadi Sekretaris Jenderal dengan dukungan dari Komintern dan Uni Soviet. Selama masa pemerintahan Xiang, Li Lisan secara bertahap memainkan peranan yang lebih penting. Xiang memecat Cai Hesen, seorang anggota Politbiro dari PKT yang juga Menteri Propaganda Departemen PKT, karena Cai menggunakan cara-cara radikal dalam mengarahkan Divisi Sunzi PKT, yang menghasilkan demokrasi ekstrem dan ketidakpuasan di pusat PKT. Xiang memilih Li untuk menggantikan posisi Cai. Li adalah salah satu dari hanya empat orang saja yang menjadi anggota tetap Politbiro dan menjabat sebagai Menteri Departemen Propaganda PKT pada Oktober 1928. Ketika Biro Timur Jauh Komintern mengeluarkan perintah untuk anti-kanan dan menyalahkan PKT karena tidak cukup aktif pada tahun 1929, Xiang memprotes keputusan ini. Dia tahu bahwa Li adalah calon yang tepat untuk melakukan pekerjaan komunikasi karena kefasihan dan energinya. Oleh karena itu, Li yang menangani konflik dengan Komintern. Ketika Xiang mengirim Zhou Enlai ke Moskwa untuk mendapatkan instruksi lebih lanjut, Li juga yang mengambil alih tugas Zhou dalam bidang organisasi, sehingga memberi Li panggung yang cukup besar untuk membuktikan bakatnya. KemunduranKetika Xiang mengetahui keputusan Komintern tentang anti-kanan, ia mengklaim bahwa revolusi Tiongkok sedang dalam masa puncaknya. Li mengubah ketidaktahuan ini menjadi kelakuan ekstremis, yang kemudian dikenal sebagai barisan Li Lisan, dia menyerukan pemberontakan bersenjata di kota-kota dan perluasan revolusi ke seluruh penjuru negeri. Dari Juni 1930, barisan Li Lisan menjadi semakin matang di bawah dukungan dari Xiang. PKT mengadakan operasi harian dari kantor pusatnya ke divisi-divisi di semua provinsi, membentuk komite aksi di semua provinsi dan mempersiapkan pemberontakan skala penuh pada bulan Oktober. Tetapi Komintern mengungkapan ketidakpuasannya dengan menyatakan bahwa mereka sedang mengerjakan kebijakan sistemik untuk revolusi Tiongkok, dan PKT seharusnya berkonsentrasi pada pemberontakan di satu atau beberapa provinsi saja. Xiang sependapat dengan Li dan mendukung gagasannya bahwa situasi pada saat itu adalah momentum yang paling tepat untuk memulai revolusi Tiongkok. Dalam beberapa kali diskusi, ketegangan antara Xiang, Li dan Komintern terus meningkat dengan pesat. Kecurigaan dan kritik PKT terhadap Komintern dianggap sama dengan pengkhianatan di mata Komintern. Pada Juli 1930, pasukan komunis di bawah kepemimpinan Li Lisan menguasai kota Changsha di provinsi Hunan, tetapi pasukan Nasionalis (KMT) berhasil mengalahkan pasukan Li hanya dalam beberapa hari kemudian. Pemberontakan di kota-kota lainnya juga berhasil dihancurkan oleh pasukan KMT dengan cepat. Selain itu, Li telah mengubah banyak anggota PKT menjadi musuhnya karena gayanya yang otoriter. Beberapa dari mereka adalah anggota lama PKT seperti aktivis buruh He Mengxiong dan Luo Zhanglong yang disalahkan karena menentang sikap radikal Li. Wang Ming dan kelompoknya yang terdiri dari 28 orang anggota Bolshevik yang baru kembali dari Moskwa, ditunjuk untuk mengambilalih kepemimpinan PKT oleh mentor mereka di Moskwa, tetapi mereka hanya ditanggapi dengan dingin dan tidak digubris oleh Li. KehancuranDengan begitu banyak lawan di dalam dan di luar PKT, posisi Li sudah diambang kehancuran. Komintern mengirim Qu Qiubai dan Zhou Enlai kembali ke Tiongkok untuk menegakkan kebijakannya. Dan ke-28 orang anggota Bolshevik memanfaatkan kesempatan ini untuk mengecam Li. Tetapi Xiang dan Li masih tidak menyadari bahaya yang sudah jelas di depan mata, mereka malah balas mengkritik dengan pedas 28 mahasiswa muda Bolshevik yang belum matang itu. Kemudian Komintern mengirim telegram untuk memanggil Li ke Moskwa untuk bertobat menyesali tindakannya. Pavel Mif seorang presiden Universitas Sun Yat-sen Moskwa dan juga mentor dari 28 Bolshevik muda itu, pergi ke Shanghai sebagai utusan Komintern. Di bawah arahan Mif, Rapat Pleno ke-4 Kongres Nasional PKT diadakan. Li digantikan oleh anak didik Mif, Wang Ming, dan rekan-rekannya di 28 Bolshevik juga mengambil jabatan pekerjaan penting lainnya. HukumanLi pergi ke Moskwa untuk pengakuan dan pertobatannya. Tetapi dia tidak tahu bahwa itu akan menjadi waktu penebusan dosa yang begitu lama. Dalam 15 tahun ke depan, Li menderita akibat selalu mendapat teguran dan kritikan yang bertubi-tubi serta pembersihan anggota partai. Partai Komunis Uni Soviet bahkan menolak menerima Li sebagai anggota PKT selama beberapa tahun. Terlebih lagi, ketika Wang Ming dan Kang Sheng kembali ke Moskwa sebagai perwakilan PKT di Komintern, mereka menganiaya Li dengan segala cara. Satu-satunya penghiburan selama di Uni Soviet adalah Li bertemu dan kemudian menikahi Lisa Kishkin, seorang juru ketik Soviet, yang nantinya akan bermigrasi ke Tiongkok bersama Li. KelanjutannyaTetapi teman lama Li, Mao Zedong ternyata tidak melupakan dirinya. Li terpilih sebagai anggota Komite Sentral PKT dalam Kongres Nasional ke-7 PKT yang diadakan di Yan'an, Shaanxi. Pada tahun 1946, Li dikirim kembali ke Tiongkok. Li pertama kali datang ke Tiongkok Timur Laut untuk bekerja di divisi lokal PKT sebagai Menteri Departemen Pekerjaan Kota. Pada saat terjadi Perang Saudara Tiongkok, Li diangkat sebagai wakil kepala bagian PKT dari panel arbitrase militer yang terdiri dari anggota KMT dan Amerika Serikat. Republik Rakyat TiongkokSetelah pendirian Republik Rakyat Tiongkok pada tahun 1949, Li kembali ke bidang keahliannya, ia ditunjuk sebagai Menteri Perburuhan untuk memimpin serikat buruh. Li mengabdikan diri pada bidang lamanya dan memberikan panduan tentang langkah-langkah manajemen demokratis dalam dunia industri, yang kemudian disebut oleh Mao sebagai Konstitusi Pabrik Baja Anshan. Pada saat yang sama Li Lisan adalah salah satu pendiri mekanisme Konferensi Permusyawaratan Politik Rakyat Tiongkok (KPPRT). Selama masa Perang Korea, ia diangkat sebagai sekretaris jenderal Dewan Pertahanan Anti Udara, jabatan yang selevel dengan wakil perdana menteri, karena dulu ia pernah mengikuti latihan serangan anti-udara selama masa Perang Dunia II sewaktu ia tinggal di Moskwa. Li tetap menjadi advokat kemerdekaan untuk serikat buruh, yang kemudian membawanya berseteru dengan Mao. Dia adalah Wakil Ketua Federasi Serikat Buruh Seluruh Tiongkok hingga 1958 dan presiden pertama di universitas China Institute of Industrial Relations[c].[3] Konsekuensi perpecahan Tiongkok-SovietKarena terjadinya Perpecahan Tiongkok-Soviet pada 1960-an, kehidupan Li yang sudah keras bahkan menjadi lebih keras lagi sekarang. Meskipun istrinya, Lisa Kishkin (Elizabetha Pavlovna Kishkina; bahasa Rusia: Елизавета Павловна Кишкина; Hanzi: 李莎), telah menyerahkan paspor Rusianya dan menjadi warga negara Tiongkok untuk menunjukkan kesetiaannya kepada suami dan negaranya, tetap saja masih belum ada cara untuk memperbaiki keadaan. Terutama ketika diberlakukan Revolusi Kebudayaan, Kang Sheng[d] tidak berusaha untuk mengecam saingan lamanya. Li dicap sebagai agen Uni Soviet dan disiksa baik secara mental maupun fisik oleh Pengawal Merah. Istri dan putrinya juga dipenjara. Karena sudah tidak sanggup lagi dipermalukan dan menanggung penghinaan, Li dikatakan oleh para penyiksanya melakukan bunuh diri dengan minum pil obat tidur melebihi dosis setelah menyelesaikan surat terakhirnya untuk Mao. Penulis biografi Li, Patrick Lescot, meragukan penyebab kematian Li. Li Sishen (李思慎), sekretaris pribadi Li Lisan, menulis bahwa dia tidak percaya bahwa Li Lisan bisa memiliki akses untuk mendapatkan banyak pil obat tidur untuk melakukan bunuh diri. Li Sishen bertanggung jawab untuk mengawasi peredaran pil obat tidur. Dia ingat sempat berdebat dengan Li Lisan, yang menginginkan pil tambahan setiap malam karena sesi perjuangan[e], mempengaruhi tidurnya. Li Lisan menolak anggapan bahwa ia mungkin melakukan bunuh diri dan menganggap hal itu adalah perbuatan yang menggelikan:
Pada tahun 1980, Departemen Organisasi Partai Komunis Komite Sentral Tiongkok akhirnya mengizinkan keluarga Li Lisan untuk membaca laporan otopsi, ternyata ada perbedaan tinggi badan 15 cm dan kesalahan lainnya dalam catatan tersebut ini, hal ini menambah keraguan pihak keluarga untuk menerima penyebab kematian Li.[4] Referensi
Catatan
|