Manajemen investasi
Manajemen investasi (atau bahasa Inggrisnya asset management atau fund manager) adalah manajemen profesional atau perusahaan (berbadan hukum PT) yang telah mendapatkan izin dari pemerintah Indonesia yang mengelola dana berupa sekuritas atau surat berharga melalui investasi portofolio efek seperti saham, obligasi dan aset lainnya seperti properti.[1] Investor tersebut dapat berupa institusi ( perusahaan asuransi, dana pensiun, perusahaan dll) ataupun dapat juga merupakan investor perorangan, di mana sarana yang digunakan biasanya berupa kontrak investasi atau yang umumnya digunakan adalah berupa kontrak investasi kolektif (KIK) seperti reksadana. Dengan kata lain, manajemen investasi dapat dimaknai sebagai layanan keuangan yang bertugas memberikan saran terkait strategi investasi kepada klien, secara keseluruhan[2]. Lingkup jasa pelayanan manajemen investasi adalah termasuk melakukan analisis keuangan, pemilihan aset, pemilihan saham, implementasi perencanaan serta melakukan pemantauan terhadap investasi. Di luar industri keuangan, terminologi "manajemen investasi merujuk pada investasi lainnya selain daripada investasi dibidang keuangan seperti misalnya proyek, merek, paten dan banyak lainnya selain daripada saham dan obligasi. Penerapan manajemen investasi profesional bertujuan untuk mencapai target investasi tertentu yang berguna dalam memenuhi kepentingan klien yang asetnya menjadi tanggung jawab mereka, sehingga investor dapat memperoleh keuntungan. Misalnya klien tersebut dapat berupa investor individu maupun institusi seperti program pensiun, dana pensiun, pemerintah, lembaga-lembaga lainnya[3]. Manajemen investasi merupakan suatu industri global yang sangat besar serta memegang peran penting dalam pengelolaan triliunan dollar, euro, pound dan yen. Berdasarkan hasil riset firma dan penasihat Willis Towers Watson dan surat kabar keuangan milik Pensions & Invesments, lingkup industri manajemen investasi sedang berkembang. Sesuai dengan data kepemilikan gabungan dari 500 manajer investasi terbesar, industri global memiliki US$ 93,8 triliun aset yang telah dikelola (AUM) pada tahun 2018. Dan pada tahun 2019 angka tersebut lebih dari US$100 Triliun[3]. Fungsi dan manfaat manajemen investasiAdanya penerapan manajemen investasi memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut: Fungsi manajemen investasi
Manfaat manajemen investasi
Industri manajemen investasiKegiatan usaha dari manajemen investasi ini terdiri dari berbagai bidang termasuk mempekerjakan manajer investasi profesional, penelitian, menjalankan fungsi pesanan dan perdagangan (dealing),[5] penyelesaian transaksi, pemasaran, audit internal, serta mempersiapkan laporan bagi nasabahnya. Pengelolaan industri manajemen investasi melibatkan amat banyak pihak yang menunjukkan betapa rumitnya kebutuhan industri ini. Disamping karyawan pemasaran yang membawa nasabah datang kepada industri ini, masih ada pula staf kepatuhan ( untuk memastikan dipenuhinya semua peraturan yang berlaku oleh perusahaan), auditor internal ( untuk mengaudit sistem internal serta melaksanakan fungsi pengawasan internal), bagian keuangan (untuk membukukan transaksi keuangan), ahli komputer serta karyawan pendukung lainnya ( untuk mencatat setiap transaksi serta valuasi keuangan dari ribuan nasabah perusahaan) Peran sebagai agenPerusahaan manajemen investasi sering kali bertindak sebagai agen atau perantara dari para pemilik saham dan perusahaan daripada memiliki secara langsung saham perusahaan. Secara teoretis, para pemilik saham memiliki kekuasaan yang amat besar untuk mengubah arah kebijakan perusahaan yang dimilikinya melalui hak suara dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) serta kemampuannya untuk mengontrol dan menekan manajemen perusahaan. Namun dalam praktiknya para pemilik saham tersebut tidak menggunakan hak suara yang dimiliki secara kolektif tersebut ( sebab kepemilikannya masing-masing hanya terdiri dari jumlah yang kecil), dan institusi keuangan ( selaku agen) kadang-kadang menggunakan hak suara tersebut. Telah menjadi suatu kepercayaan umum bahwa manajemen investasi selaku agen harus memiliki kemampuan untuk secara aktif memantau kinerja perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh nasabahnya. Kendala operasionalBerikut beberapa kendala yang dapat terjadi dalam mengoperasikan usaha manajemen investasi, antara lain:
Perusahaan investasi di dunia yang tersukses mungkin adalah mereka yang terpisah dari perbankan dan asuransi baik secara fisik maupun secara psikologis, di mana kinerja terbaik dan strategi bisnis yang dinamis umumnya dihasilkan oleh perusahaan manajemen investasi yang independen. Dana kelolaan manajemen investasi secara globalAset industri manajemen investasi global meningkat dengan pesat dan pada tahun 2006 mencapai rekor 55 triliun dollar, ini merupakan peningkatan 10 % dari tahun sebelumnya dan meningkat 55% apabila dihitung sejak 2002. Total aset dana pensiun mencapai 20,6 triliun dollar pada tahun 2005 di mana 16,6 triliun diinvestasikan di asuransi dan 17,8 triliun di reksadana. Merrill Lynch menaksir nilai investasi perorangan mencapai 33,3 triliun di mana sepertiganya ditempatkan dalam bentuk lain dari manajemen investasi konvensional. Pada tahun 2005, 48% dari total dana investasi global berasal dari Amerika dan posisi berikutnya adalah Jepang dengan jumlah 11% dan Inggris dengan 7 %. Kawasan Asia Pasifik menunjukkan pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun ini. Negara-negara seperti Tiongkok dan India menawarkan potensi yang amat besar dan banyak perusahaan meningkatkan perhatiannya pada kawasan ini. 10 besar perusahaan manajemen investasi10 manajer aset peringkat teratas pada tahun 2005 menurut Majalah Global Investor berdasarkan aset yang dikelola. (Sumber: BGI[pranala nonaktif permanen])
Struktur portofolioFokus bisnis pada industri manajemen investasi adalah manajer yang bertugas untuk menginvestasikan dan mendivestasikan investasi nasabahnya. Penasihat investasi dari suatu perusahaan manajemen investasi yang tersertifikasi harus mengelola investasi nasabahnya sesuai dengan kebutuhan serta profil risiko masing-masing nasabah, di mana penasihat keuangan akan merekomendasikan bentuk investasi yang tepat bagi nasabahnya tersebut. Alokasi asetBerbagai golongan aset adalah obligasi, properti, derivatif dan komoditi, di mana manajer investasi dibayar jasanya untuk melaksanakan penempatan investasi pada berbagai asset ini. Berbagai golongan aset ini memiliki dinamika pasar yang berbeda-beda dan saling memengaruhi satu sama lainnya, sehingga penempatan dana investasi pada berbagai aset tersebut dapat membawa pengaruh signifikan pada performa investasi. Alokasi aset merupakan teknik investasi portofolio yang bertujuan untuk menyeimbangkan risiko dan membuat diversifikasi dengan membagi aset antara kategori utama seperti obligasi, saham, uang tunai, real estate, dan turunannya[7]. Investasi jangka panjangSangatlah penting untuk memperhatikan bukti kinerja imbal hasil jangka panjang terhadap aset investasi yang berbeda-beda dan melakukan investasi pada jangka waktu tersebut guna mendapatkan hasil investasi terbaik. Misalnya pada suatu jangka waktu yang panjang (contohnya di atas 10 tahun) pada beberapa negara, saham menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan obligasi, dan obligasi menghasilkan imbal hasil yang lebih besar dibandingkan memegang tunai. Menurut teori keuangan hal ini disebabkan oleh risiko yang lebih besar pada saham ( lebih bergejolak ) daripada obligasi yang lebih berisiko dibanding tunai. Melihat dari sisi sejarahnya, investasi jangka panjang dinilai memiliki minimum waktu dalam kisaran 10 tahun, panjangnya periode ini menampilkan apabila investasi saham terbukti memberikan (return) lebih baik di bandingkan dengan investasi lain misalnya deposito[8]. DiversifikasiManajer pengelola dana dengan memperhatikan latar belakang alokasi aset, akan mempertimbangkan untuk melakukan diversifikasi aset sesuai profil risiko nasabahnya dan membuat daftar perencanaan penempatan investasi yang sesuai. Daftar tersebut akan menunjukkan persentase penempatan dana pada masing-masing saham atau obligasi. Teori diversifikasi portofolio ini diperkenalkan oleh Harry Max Markowitz [9] dan efektivitas dari diversifikasi ini membutuhkan manajemen korelasi antara imbal hasil dan tingkat pengembalian modal, isu internal terhadap portofolio bersangkutan, korelasi silang antara tingkat pengembalian. Untuk meminimalisir risiko investasi maka diversifikasi diperlukan dalam membentuk portofolio melalui kombinasi sejumlah aset dengan tanpa mengurangi nilai harapan[8]. Diversifikasi portofolio dapat pula diartikan sebagai prosedur pembentukan portofolio, sehingga hal tersebut mampu mengurangi risiko portofolio tanpa mengorbankan pengembalian yang telah dihasilkan[10]. Metode pendekatan investasiBanyak metode pendekatan yang berbeda dari cara pengelolaan investasi yang dapat dilakukan oleh sebuah perusahaan manajemen investasi, misalnya pertumbuhan (growth), nilai (value fund),[11] pasar netral,[12] kapitalisasi kecil, indeks dan lain-lain. Metode yang berbeda ini masing-masing memiliki fitur, penganut, lingkungan finansial tertentu, sifat risiko khusus yang berbeda-beda. Referensi
Lihat pulaBacaan lanjutan
Pranala luar
|