Martin Hansson
Martin Hansson (lahir 6 April 1971) merupakan seorang wasit yang berasal dari Swedia. Ia telah menjadi wasit internasional sejak tahun 2001.[1] Selain menjadi wasit, ia juga merupakan seorang pemadam kebakaran. Kehidupan dan karierMartin Hansson mulai menjadi wasit pada umurnya 15 di klubnya sendiri. Ia memperoleh lisensi FIFA sebelum berumur 30 tahun.[2] Hansson terpilih sebagai wasit dalam pertandingan final Kejuaraan Sepak Bola U-21 Eropa UEFA 2006 antara Belanda dan Ukraina di Portugal. Ia juga terpilih sebagai wasit pada Piala Dunia U-20 FIFA 2007 di Kanada. Saat itu, ia mewasiti pertandingan antara Argentina dan Republik Ceko pada tanggal 30 Juni 2007. Ia kemudian ditugaskan dalam pertandingan antara Amerika Serikat dan Polandia pada tanggal 3 Juli 2007. Hannson saat ini secara rutin bertugas sebagai wasit di liga tertinggi Swedia, Allsvenskan, Liga Eropa UEFA, dan Liga Champions UEFA. Dalam salah satu pertandingan di Grup D Liga Champions 2008–2009 antara Atlético Madrid dan Liverpool, ia mendapatkan kritikan atas keputusannya memberikan tendangan penalti pada menit ke-95 ketika kapten Liverpool, Steven Gerrard, terjatuh di kotak penalti karena kontak fisik ringan. Pertandingan berakhir 1–1 setelah Gerrard berhasil menyelesaikan tendangan penalti itu menjadi gol. Setelah pertandingan, Gerrard sendiri mengakui bahwa ia juga akan "marah" jika ia berada dalam pihak yang diberikan keputusan merugikan seperti itu.[3] Ia merupakan wasit pada pertandingan Play-off Zona Eropa leg kedua antara Prancis dan Republik Irlandia di Stade de France, Paris, Prancis pada November 2009.[4] Pada pertandingan tersebut, Martin Hansson tidak melihat aksi handball yang dilakukan oleh Thierry Henry pada sekitar menit ke-103, sebelum ia mengirimkan umpan kepada William Gallas yang menjadi gol.[5] Hal itu membuat Republik Irlandia gagal melaju ke putaran final Piala Dunia FIFA 2010.[6] Hansson kembali menjadi pusat perhatian setelah dalam pertandingan pertama babak 16 besar Liga Champions 2009–2010 antara FC Porto dan Arsenal. Ia membiarkan pemain Porto secara cepat melakukan tendangan bebas tidak langsung di dekat kotak penalti Arsenal meskipun pemain Arsenal belum membentuk barisan pertahanan, yang kemudian manjadi gol kedua Porto.[7] Meskipun kontroversial, the Laws of the Game tidak menyebutkan bahwa tim yang bertahan harus telah siap pada posisinya apabila tendangan bebas akan dilakukan.[8] TurnamenMartin Hansson telah memimpin pertandingan dalam beberapa turnamen, yakni:
Referensi
Pranala luar
|