Meng PoMeng Po (Hanzi=孟婆;pinyin=Mèng Pó) atau Nenek Meng merupakan salah satu dewi dalam Taoisme yang bertugas di Pengadilan Akhirat (Diyu) ke sepuluh. Tugasnya adalah menghapus ingatan jiwa-jiwa yang hendak bereinkaransi sehingga melupakan kehidupan mereka yang lampau serta kehidupan mereka selama berada di akhirat. KultusKepercayaanMeng Po Zun Shen (Hokkien=Beng Po Cun Sin adalah dewi yang bertugas di Nai He Qiao, yaitu sebuah jembatan yang merupakan batas akhirat dengan dunia.[1] Ia membuat ramuan yang akan diberikan kepada setiap jiwa sebelum mereka meninggalkan Diyu sehingga menyebabkan mereka mengalami amnesia yang instan serta permanen, dan semua ingatan di kehidupan yang lain menjadi hilang. Setelah dibersihkan dari segala dosa-dosa yang lampau berikut segala pengetahuan yang diperoleh, jiwa-jiwa akan dikirim untuk terlahir kembali dalam inkarnasi duniawi yang baru, selanjutnya lingkaran kehidupan dimulai kembali. Jiwa-jiwa diwajibkan untuk meminum ramuan Nenek Meng untuk melupakan semua budi dan dendam pada masa hidupnya yang lalu, supaya dapat mulai lembaran baru lagi pada hidup yang akan datang.[1] Manfaat lain adalah agar manusia tidak terjebak dengan popularitas, kemewahan, serta kepentingan pribadi di kehidupan yang sekarang. Bagi yang menolak, sepasang pasungan akan muncul mengunci kaki mereka, dan kuningan tajam akan menusuk kerongkongan mereka, memaksa mereka meminum ramuan itu.[2] Terkadang ada beberapa jiwa yang terhindar dari minum ramuan Meng Po sehingga ia memiliki ingatan kehidupan lampaunya semasa kanak-kanak.[3] MihuntangNenek Meng mengumpulkan bahan-bahan herbal dari berbagai kolam serta sungai di bumi untuk membuat Ramuan Pelupaan Lima Rasa (t=迷魂湯; s=迷魂汤; pinyin=míhúntāng; w=Mi-hun-t'ang; lit. air pelupaan). Dalam berbagai versi, ramuan ini disebut berupa teh, arak, sup, dan sebagainya. Ramuan Meng Po dipercaya memiliki lima jenis rasa, yaitu manis, pahit, pedas, asam, dan asin.[2] Efek obat tersebut akan tetap dirasakan di dunia manusia, yaitu:[4]
Menara Pelupaan dan Jembatan Kelahiran KembaliMeng Po tinggal di Menara Pelupaan yang berjarak enam jembatan dari Pengadilan Akhirat kesepuluh. Menara tersebut sangat tinggi dan memiliki 108 ruangan. Semua jiwa yang akan bereinkarnasi akan dibawa ke ruangan-ruangan ini dan di minta untuk minum sup dari mangkuk-mangkuk kecil yang tersedia, tidak penting seberapa banyak ramuan yang akan mereka minum. Setelah itu, jiwa-jiwa akan dibawa melalui jalan selebar 1 kaki 4 inci (40,64 cm) yang menuju ke arah Timur.[4] Pada ujung jalan, terdapat Nai He Qiao atau Jembatan Reinkarnasi yang berupa jembatan bambu. Di bawah jembatan, terdapat aliran sungai berwarna merah mengalir. Di tepinya sungai, terdapat tulisan:[4]
Dua prajurit yang menjaga jembatan itu bernama Huo Wu Chang dan Si You Wen. Huo Wu Chang mengenakan topi dan baju prajurit, beberapa kertas dan pena ditangan, pedang tajam di pundak, serta alat-alat penyiksaan di pinggangnya. Ia bermata lebar dan tertawa terbahak-bahak. Si You Wen berwajah kotor dan dipenuhi darah, membawa sempoa, mengenakan pakaian putih, menggantung beberapa kertas uang di dada, dan membawa satu sak nasi dipundak. Ia beroman kecewa dan suaranya penuh kekecewaan.[4] PemujaanHari pemujaan Meng Po diperingati setiap tanggal 13 bulan 9 Imlek. Di Tainan, terdapat satu tempat yang memiliki altar pemujaan untuk Meng Po Zun Sheng, yaitu Kuil Fo Zi Guan.[1] LegendaAsal usulMeng Po lahir pada zaman Han Barat. Ia menekuni ajaran Konfusius[2] dan telah menguasai empat kitab dan Lima Klasik semenjak usia muda,[4] kemudian mendalami kitab Buddha ketika beranjak dewasa. Menjelang akhir hidupnya, ia pergi ke gunung untuk berkultivasi dan menjadi orang yang tercerahkan.[2] Selama masih hidup, Meng Po tidak pernah mengingat-ingat masa lalu ataupun memikirkan masa depannya. Ia hanya tekun memberitahu orang-orang untuk tidak membunuh dan menjadi vegetarian. Ia tetap melajang hingga umur 81 tahun[2] dan masih terlihat sangat muda. Meng Po masih hidup pada masa Dinasti Han Timur.[4] Menjadi DewiPada periode Han Timur, banyak orang dapat mengetahui apa yang mereka alami di kehidupan sebelumnya sehingga banyak rahasia langit yang terbongkar.[2] Banyak orang pintar di dunia yg dapat menggunakan kemampuan khusus untuk mengetahui cara hukum karma bekerja sehingga dapat membocorkan kejadian-kejadian pada masa depan meskipun tidak diperlukan. Sebagai akibatnya, banyak orang mengenali relasinya dari kehidupan-kehidupan lalu dan berbuat serong.[4] Oleh karena itu, Langit (Kaisar Giok) menunjuk Meng Po untuk bertugas menangani jiwa manusia yang akan reinkarnasi[2] di alam baka. Ia harus memilih asisten-asistennya dan bertanggung jawab atas menara “Lupa Ingatan”.[4] Kultur populer
Lihat pulaReferensi
Pranala luar |