Mesna
Mesna adalah obat yang digunakan pada mereka yang mengonsumsi siklofosfamid atau ifosfamid untuk mengurangi risiko pendarahan dari kandung kemih. Obat ini digunakan melalui mulut atau disuntikkan ke pembuluh darah.[1] Efek samping yang umum termasuk sakit kepala, muntah, kantuk, kehilangan nafsu makan, batuk, ruam, dan nyeri sendi. Efek samping yang serius termasuk reaksi alergi.[1] Penggunaan selama kehamilan tampaknya aman untuk bayi namun penggunaan ini belum diteliti dengan baik.[2] Mesna merupakan senyawa organosulfur.[3] Ia bekerja dengan mengubah produk pemecahan siklofosfamid dan ifosfamid yang ditemukan dalam urin sehingga menjadi kurang beracun.[1] Obat ini ada dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[4] PenamaanNama obat ini merupakan akronim dari 2-merkaptoetana sulfonat natrium. Kegunaan dalam medisBahan pembantu kemoterapiMesna digunakan sebagai terapi untuk mengurangi kejadian sistitis hemoragik dan hematuria ketika pasien menerima ifosfamid atau siklofosfamid untuk kemoterapi kanker. Kedua agen antikanker ini, secara in vivo, dapat diubah menjadi metabolit urotoksik, seperti akrolein. Mesna membantu mendetoksifikasi metabolit ini melalui reaksi gugus sulfhidrilnya dengan senyawa yang mengandung gugus karbonil tak jenuh α,β seperti akrolein.[5] Reaksi ini dikenal sebagai "reaksi adisi Michael". Mesna juga meningkatkan ekskresi sisteina urin. LainnyaDi luar Amerika Utara, mesna juga digunakan sebagai agen mukolitik, bekerja dengan cara yang sama seperti asetilsistein.[6] PemberianIni diberikan secara intravena atau oral (melalui mulut).[7] Infus mesna IV akan diberikan dengan ifosfamid IV, sedangkan mesna oral akan diberikan dengan siklofosfamid oral. Dosis oral harus dua kali lipat dosis mesna intravena (IV) karena masalah bioavailabilitas. Persiapan oral memungkinkan pasien meninggalkan rumah sakit lebih cepat, dibandingkan harus tinggal empat hingga lima hari untuk semua infus mesna IV. Mekanisme kerjaMesna mengurangi toksisitas senyawa urotoksik yang mungkin terbentuk setelah pemberian kemoterapi. Mesna adalah senyawa yang larut dalam air dengan sifat antioksidan, dan diberikan bersamaan dengan agen kemoterapi siklofosfamid dan ifosfamid. Mesna terkonsentrasi di kandung kemih di mana akrolein terakumulasi setelah pemberian kemoterapi dan melalui penambahan reaksi adisi Michael, membentuk konjugat dengan akrolein dan metabolit urotoksik lainnya.[5] Reaksi konjugasi ini menonaktifkan senyawa urotoksik menjadi metabolit yang tidak berbahaya. Metabolitnya kemudian diekskresikan melalui urin.[8] Referensi
Pranala luar |