Share to:

 

Mitra Energi Persada

PT Mitra Energi Persada Tbk
Publik
Kode emitenIDX: KOPI
IndustriInvestasi
Didirikan1981
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Karyawan
32 (2021)[1]
Situs webSitus web resmi

PT Mitra Energi Persada Tbk adalah sebuah perusahaan publik di Indonesia (IDX: KOPI) yang bergerak sebagai perusahaan investasi, terutama di anak usahanya yang bergerak dalam bisnis distribusi gas bumi. Berkantor pusat di Graha Krama Yudha, Jl. Warung Jati Barat, Jakarta Selatan,[1] perusahaan ini telah beberapa kali mengganti nama dan bidang usaha yang digelutinya.

Manajemen

  • Komisaris Utama: Bambang Hermiyanto Priyadi
  • Komisaris: Hirotaka Kaneda
  • Direktur Utama: Said August Putra
  • Direktur: Husni Heron[2]

Kepemilikan

  • PT Mulya Tara Mandiri: 72,86%[1]
  • Shizuoka Gas, Co., Ltd.: 7,50%
  • PT Global Perkasa Investindo: 7,35%
  • Publik: 12,29%[2]

Anak usaha

  • PT Mitra Energi Buana
  • PT Mitra Pembangkit Persada
    • PT Pembangkit Mitra Matriks[1]

PT Mitra Energi Buana berbasis di Palembang, Sumatera Selatan dan bergerak dalam bisnis perdagangan gas, didirikan pada 30 Desember 2002.[3] Sementara itu, perusahaan anak lainnya masih belum beroperasi.[1]

Sejarah

Perusahaan periklanan

Perusahaan ini didirikan pada tanggal 24 Februari 1981 dengan nama PT Adiwitiya Alembana Advertising Company. Sesuai dengan namanya, perusahaan ini saat itu bergerak di layanan periklanan terpadu, seperti strategi dan perencanaan pemasaran.[1] Jasa periklanan below the line ini mulai dijalankan sejak tahun 1985.[4] Adiwitya saat itu adalah anak usaha perusahaan periklanan ternama, Fortune Indonesia. Adiwitya kemudian juga berkembang sebagai perusahaan perusahaan corporate communication dan public relations, namun sejak 1986 sudah dipisahkan ke perusahaan tersendiri bernama PT Fortune Pramana Rancang.[5] Dalam perkembangannya, jasa perusahaan diperluas ke layanan desain grafis, penyelenggaraan pameran (EO) dan multimedia.[6][7]

Terjun ke bisnis internet

Belakangan, di tahun 1998, PT Adiwitiya Alembana mulai menawarkan jasa desain laman web dan tahun selanjutnya mulai memfokuskan bisnisnya pada bidang teknologi informasi dan multimedia sejak 1999.[6] Dengan munculnya gelembung dot-com yang mendunia pada akhir 1990-an, perusahaan mulai memfokuskan bisnisnya di bidang tersebut, dengan membeli portal berita Berita Buana serta Nusanetwork, yang kemudian keduanya dileburkan dalam satu portal informasi baru bernama www.asiaway.com. Seiring perubahan ini, sejak 15 Desember 1999, nama PT Adiwitiya Alembana Advertising Company diganti menjadi PT Asiaway Dot Com.[8] Kepemilikan perusahaan juga kemudian beralih ke Irman Gusman dan kawan-kawan yang memang berminat mengembangkan bisnis internet.[9][10] Walaupun demikian, jasa periklanan tidak ditinggalkan oleh perusahaan ini, meskipun kini hanya berfokus ke iklan internet.

Portal asiaway.com selanjutnya berubah menjadi www.kopitime.com, yang diiringi dengan pergantian nama perusahaan menjadi PT Kopitime Dot Com sejak 13 Maret 2000.[7] Dalam portal ini, ditawarkan berbagai informasi, seperti berita terkini (entah itu ringan maupun komperhensif), info wisata, info film, dan lainnya yang diambil dari berbagai sumber.[6][6] Untuk mengembangkan usahanya, perusahaan ini kemudian menjalin aliansi strategis dengan Microcon International Ltd., sebuah perusahaan IT asal Bangalore, India yang diklaim akan membangun pusat pelatihan IT di Indonesia seharga US$ 1 juta.[11] Bahkan, CEO PT Kopitime Dot Com kemudian juga seorang dari India bernama Irham Dilmy Seshadri.[12] Selain dengan Microcon, Kopitime juga terjun ke bisnis WAP dengan menggandeng Nokia dan Ericsson,[13] serta meluncurkan layanan SMS gratis lewat internet.[14] Tidak hanya WAP dan SMS gratis, PT Kopitime kemudian juga menawarkan produk set-top box televisi yang dapat dihubungkan dengan internet seharga Rp 1,5-2 juta.[6] Pihak PT Kopitime mengklaim bahwa perangkat tersebut sudah terjual 60 unit/hari dan bisa terjual 3.000 unit di akhir 2000.[15]

Pada tahun yang sama, PT Kopitime meluncurkan 2 portal internet lain: www.kopimall.com dan www.bizdunia.com yang masing-masing diperkenalkan di bulan September dan Desember 2000. Keduanya merupakan situs belanja daring (online), dimana kopimall.com ditujukan untuk konsumen, sedangkan bizdunia untuk bisnis.[7] Kedua portal ini diklaim menawarkan jasa perdagangan yang komperhensif,[11] dan dapat mengakomodir pemain besar maupun UKM. Khusus bizdunia.com, di tahun 2001 diklaim sudah memiliki 200 penjual dengan 1.000 pembeli.[6][11] Belakangan, juga dikembangkan portal lain bernama www.kopibill.com, yang menjadi situs informasi tentang daerah-daerah di Indonesia dan menyediakan jasa pembayaran tagihan (listrik, air, dll) serta penyampaian dokumen ke pemerintah.[11]

Sejak 23 April 2001, PT Kopitime Dot Com telah menjadi perusahaan publik dengan melepas 60 juta lembar saham dengan harga penawaran Rp 250/lembar dan 45 juta waran di Bursa Efek Jakarta (BEJ) (kode emiten KOPI).[16] PT Kopitime Dot Com Tbk merupakan perusahaan dot-com lokal pertama yang melepas sahamnya ke masyarakat.[9] Akan tetapi, seperti sudah diketahui, akhirnya gelembung dot-com pun meletus, menyebabkan kejatuhan berbagai perusahaan IT di seluruh dunia. Kopitime yang berkembang di saat pasar internet Indonesia belum matang pun ikut terdampak, padahal sudah meraih dana Rp 15 miliar dari publik pasca-IPO.[17] Mulai 1 Juli 2002, PT Kopitime Dot Com Tbk memberhentikan seluruh karyawannya yang berjumlah 34 orang, entah itu dengan PHK, pengunduran diri, dll.[18] Kantor pusatnya di TB Simatupang pun disegel, dan internet ke kantornya sudah diputus akibat menunggak. Pada tahun tersebut, praktis bisnis portal web yang dirintis perusahaan, gulung tikar.[19] Pendapatan perusahaan di tahun tersebut hanya sebesar Rp 4,4 miliar, jauh dari target yang mencanangkan keuntungan dua kali lipat.[20] Padahal, di tahun 2001, PT Kopitime Dot Com Tbk sempat menargetkan pendapatan Rp 46 miliar,[21] 10 kali dari angka 2002. Akibatnya, harga sahamnya pun jatuh, dan tercatat beberapa pemegang sahamnya seperti Jamsostek harus merugi.[22]

Tanpa adanya bisnis yang jelas, harga saham PT Kopitime Dot Com Tbk merosot ke angka Rp 5/lembar di bulan November 2004, menjadikannya saham termurah yang tercatat di BEJ.[23] Di tahun 2004 dan 2005, perusahaan mencatatkan kerugian Rp 18 miliar dan 274 miliar,[4] ditambah tidak adanya pendapatan usaha sejak 2003.[24] Bahkan, di tahun tersebut juga (2003), BEJ sudah memperingatkan potensi penghapusan saham (delisting) perusahaan ini,[25] dan terhitung sejak 2004, sudah disuspensi perdagangannya. Untuk memperbaiki kinerjanya, PT Kopitime Dot Com Tbk berencana untuk mengakuisisi 51% saham PT Cipta Sarana Intitatama yang bergerak dalam berbagai bidang, seperti infrastruktur, penyewaan BTS, jalan tol, dll yang kesepakatannya sudah ditandatangani di tanggal 23 Desember 2004. Akuisisi ini diperkirakan memakan biaya Rp 23 miliar. Tidak hanya itu, dikabarkan Irman Gusman yang saat itu sudah menjadi politisi, hendak menjual 67% sahamnya kepada Batavia Investment Ltd., Blackbird Ltd., R. Reina dan Hanivan Koelit.[26] Belakangan, bisnisnya direncanakan diubah menjadi bisnis penyimpanan minyak, infrastruktur dan industri rekayasa.[24] Seiring rencana perubahan bisnis ini, nama PT Kopitime Dot Com Tbk diganti menjadi PT Korpora Persada Investama Tbk pada tanggal 13 April 2005.[7]

Delisting dan perubahan nama

Dalam perkembangannya, tidak ada kelanjutan berarti tentang bisnis perusahaan ini,[27] meskipun sudah mengubah bisnisnya dari jasa internet ke investasi, berganti nama sejak tahun 2005 dan memindahkan kantor pusatnya.[7] Tidak adanya perbaikan usaha, ditambah terlambat menyampaikan laporan keuangan beberapa kali, membuat akhirnya BEJ menghapus pencatatan saham (delisting) PT Korpora Persada Investama Tbk di tanggal 7 Februari 2007.[28]

Dalam periode delisting tersebut, pada 22 November 2007, perusahaan ini membeli 95,5% saham PT Mitra Energi Buana yang bergerak di bidang energi. Seiring perubahan itu, pada 16 Januari 2008, nama PT Korpora Persada Investama Tbk diganti menjadi PT Mitra Energi Persada Tbk. Usahanya kemudian diubah dengan fokus ke bidang niaga, penyaluran minyak dan gas alam, pembangunan pembangkit tenaga listrik, penambangan batu bara dan jasa terkait. Kemudian, di bulan Juni 2008, PT Mitra Energi Persada melakukan merger dengan PT Aldhi Pratama Bersama. Lalu, di tahun 2010, perusahaan ini melakukan reorganisasi kembali akan bisnisnya. Kemudian, di April 2014, PT Mitra Energi Persada melakukan reverse stock,[29] yang diiringi pembelian saham mayoritas perusahaan ini oleh PT Mulya Tara Mandiri dari PT Dika Karya Lintas Nusa dan PT Tri Indonusa Surya sebesar 70,79%, menjadikannya pemegang saham pengendali.[1][7][16][30] Diketahui, bahwa PT Mulya sendiri merupakan perusahaan afiliasi dari Bosowa Corp.[31] Sebelumnya, perusahaan juga sempat mengalami perubahan kepemilikan di Juni dan Desember 2013, seperti saham milik Ahmad Yaniarsyah Hasan beralih ke Said August Putra dan Muddal Maddang, PT Tri Indonusa Surya kepada PT Dika Karya Lintas Nusa dan dari PT Dika Karya Lintas Nusa ke PT Palsin Anugerah Adil.[30]

Selain PT Mulya Tara Mandiri, tercatat sekitar 11% saham dari perusahaan ini juga masih dimiliki investor publik.[32] Akan tetapi, selain backdoor listing PT Mitra Energi Buana lewat perusahaan ini dan perubahan kepemilikan, tidak diketahui lebih banyak lagi informasi tentang perusahaan ini. Yang pasti, kini lewat anak usahanya, PT Mitra Energi Persada Tbk bermain di bisnis perdagangan dan penyediaan infrastruktur serta fasilitas gas dari sejumlah perusahaan pengebor gas.[7][32][33] Bisnis perdagangan gas ini dilakukan di wilayah Sumatera Selatan, khususnya untuk industri.[34] Sempat juga perusahaan berbisnis batu bara, namun tidak menguntungkan dan akhirnya dihentikan.[35]

Relisting di Bursa Efek Indonesia

Aksi reverse stock itu rupanya juga ditujukan sebagai persiapan relisting (pencatatan kembali) perusahaan ini di Bursa Efek Indonesia (BEI).[7] Relisting ini ditujukan untuk memenuhi kewajiban pada investor publik dan menambah modal.[34] Akhirnya, di tanggal 4 Mei 2015, PT Mitra Energi Persada Tbk kembali menjadi perusahaan publik dengan harga pencatatan awal Rp 395/lembar saham. Terdapat sekitar 697 juta saham yang dilepas di BEI ke publik dalam relisting ini,[16] yang direncanakan akan ditambah kemudian.[35] Pasca-relisting, perusahaan yang mencatatkan laba Rp 15 miliar di tahun 2014 ini juga menargetkan ekspansi ke bisnis energi lainnya, seperti LNG dan minyak bumi serta ekspansi ke Kalimantan.[32] Tidak hanya itu, perusahaan juga bertekad untuk terjun ke penyediaan energi hijau[36] dan laba Rp 30 miliar.[37] Di tahun 2016, perusahaan sudah menetapkan belanja modal di tahun 2016 sebesar Rp 50 miliar, khususnya bagi meningkatkan bisnis gasnya.[38]

Pada tahun 2017, perusahaan ini menargetkan keuntungan naik 20% seiring penambahan alokasi gas yang akan disalurkannya.[39] Pada 14 Juli 2017 juga, sudah disepakati kerjasama antara PT Mitra Energi Persada Tbk dengan Shizuoka Gas Company Ltd., (Shizgas) Jepang yang menghasilkan dibelinya 7,5% saham KOPI oleh Shizgas. Selain itu, kerjasama ini direncanakan akan membuahkan bisnis baru, yaitu CNG di Indonesia Timur.[40][41] Namun, di tahun tersebut, perusahaan ini mencatatkan penurunan keuntungan yang cukup drastis, dari Rp 18,97 miliar pada 2016 menjadi hanya Rp 1,07 miliar meskipun pendapatannya meningkat.[42] Pada tahun 2018, pemegang saham utamanya, PT Mulya Tara Mandiri telah melepas lagi 4,3% (30 juta lembar saham) miliknya kepada PT Batavia Investindo.[43]

Meskipun pada tahun 2020 tercatat labanya juga sempat tergerus akibat pandemi COVID-19, tercatat pendapatan bisa naik dari Rp 187,97 miliar (2019) menjadi Rp 198,21 miliar di tahun ini. Bisa dikatakan, kinerja keuangan perusahaan ini naik-turun tergantung situasi.[44] Belakangan, di tahun 2022, perusahaan berencana berkongsi dengan PT Adiprotek Envirodunia untuk membangun pembangkit listrik tenaga gas yang digabungkan dengan boiler (combine heat and power) bagi PT Domas Agrointi Prima seharga Rp 170 miliar.[45] Selain itu, dengan penambahan konsumen, ditargetkan usaha perusahaan akan meningkat.[46] Pada 31 Desember 2021, KOPI mencatatkan aset Rp 67,6 miliar, pendapatan Rp 188,48 miliar dan laba Rp 2,27 miliar. Karyawannya tercatat sebanyak 32 orang.[1]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h https://new.mitraenergipersada.com/index.php/id/struktur-organisasi-kepimilikan/struktur-kepemilikan/
  2. ^ a b Detail Profile Perusahaan Tercatat
  3. ^ Anak Perusahaan
  4. ^ a b Indonesian Capital Market Directory
  5. ^ Fortune PR
  6. ^ a b c d e f Panji masyarakat, Bagian 4
  7. ^ a b c d e f g h BAB VIII. KEGIATAN USAHA PERSEROAN & ANAK PERUSAHAAN
  8. ^ RIWAYAT SINGKAT KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AKUNTAN
  9. ^ a b Eksekutif, Masalah 287-292
  10. ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 20-28
  11. ^ a b c d Gamma, Volume 4,Masalah 10-15
  12. ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 14,Masalah 1-7
  13. ^ Intisari: majalah bulanan untuk umum, Masalah 442-445
  14. ^ Kumpulan Situs Web Penyedia SMS Gratis
  15. ^ Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 12,Masalah 12-19
  16. ^ a b c Sejarah dan Profil Singkat KOPI (Mitra Energi Persada Tbk)
  17. ^ Pengaruh Meledaknya Dotcom Bubble di Indonesia Bagi Perkembangan Startup Lokal
  18. ^ 'DOTCOM ITU BERGUGURAN'
  19. ^ E-Commerce: Implementasi, Strategi dan Inovasinya
  20. ^ Tempo: Indonesia's Weekly News Magazine, Volume 2,Masalah 43-52
  21. ^ Kapital, Volume 3,Masalah 17-26
  22. ^ Politik Sistem Jaminan Sosial
  23. ^ Dunia EKUIN dan PERBANKAN, Volume 17,Masalah 21-22
  24. ^ a b Ganti Nama, Kopitime Berniat Rambah Sektor Infrastruktur
  25. ^ Capital Markets, Globalization, and Economic Development
  26. ^ Saham Disuspensi, Investor Baru Kopitime Urung Masuk
  27. ^ Warta ekonomi, Volume 17,Masalah 20-26
  28. ^ Korpora Persada Investama Terdepak dari Lantai Bursa
  29. ^ Reverse stock saham KOPI ( PT Mitra Energi Persada Tbk)
  30. ^ a b Lapkeu KOPI Q2 2015
  31. ^ Relisting, Saham Emiten Terafiliasi Kalla Group Ini Langsung Melonjak 11,4%
  32. ^ a b c Mitra Energi Segera "Relisting"
  33. ^ Ini 2 korporasi yang berencana relisting
  34. ^ a b Butuh Modal, Mitra Energi Persada Balik Lagi ke Bursa
  35. ^ a b Baru Relisting, Mitra Energi akan Tambah Saham Publik
  36. ^ Relisting, Ini Kinerja Usaha Mitra Energi Persada Tahun Lalu
  37. ^ Mitra Energi Persada Kejar Laba Rp 30 Miliar
  38. ^ Tahun 2016, Mitra Energi Persada Siapkan Belanja Modal Rp50 Miliar
  39. ^ Mitra Energi Patok Pendapatan Tahun Ini Naik 20%
  40. ^ Mitra Energi Persada fokus kembangkan CNG
  41. ^ Aliansi Strategis Mitra Energi Persada dan Shizgas
  42. ^ Laba Mitra Energi Turun jadi Rp1,07 M
  43. ^ Mulya Tara Mandiri Lepas 30 Juta Saham di PT Mitra Energi Persada
  44. ^ Pergerakan Saham KOPI, Haruskah Perseroan Menunda Proyek?
  45. ^ Mitra Energi Persada (KOPI) Bakal Bangun Pembangkit Listrik Senilai Rp 170 Miliar
  46. ^ Yakin Kinerja Bakal Melesat, Ini yang Akan Dilakukan Mitra Energi Persada

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya