Naser Makarem Shirazi
BiografiShirazi lahir di kota Shiraz, Iran, pada 25 Februari 1927[1]. Menurut situs web resminya, ayahnya bernama Ali Mohammad, kakeknya bernama Mohammad Karim, leluhurnya bernama Mohammad Baqer, dan nenek moyangnya bernama Mohammad Sadeq[2]. Menurut Parvaneh Vahidmanesh, salah satu penentang pemerintah Iran, Shirazi memiliki leluhur Yahudi[3][4]. Ia menyelesaikan pendidikan sekolahnya di Shiraz. Shirazi memulai studi Islam formal pada usia 14 tahun di seminari Agha Babakhan Shirazi. Setelah menyelesaikan studi pengantar, ia mempelajari ilmu fikih dan prinsip-prinsipnya (usool al-fiqh). Ia menunjukkan kemajuan yang pesat dan menyelesaikan tingkat pengantar serta menengah dalam studi Islam dalam waktu sekitar empat tahun. Selama periode tersebut, ia juga mengajar di seminari Islam di Shiraz. Pada usia 18 tahun, ia secara resmi memasuki seminari teologi di Qom, dan selama lima tahun berikutnya ia menghadiri majelis serta kelas para ulama terkemuka pada masa itu, seperti Ayatollah Muhammad Hussein Burujerdi dan Ayatollah Seyyed Kazem Shariatmadari. Di NajafPada tahun 1950, ia melanjutkan studinya ke seminari Najaf, Irak. Di sana, ia mengikuti kelas para ulama terkenal seperti Ayatollah Muhsin al-Hakim, Ayatollah Abul-Qassim Khoei, dan Ayatollah Abdul Hadi ash-Shirazi. Pada usia 24 tahun, dua ulama senior di Najaf memberinya izin penuh untuk melakukan ijtihad. Ayatollah Muhsin al-Hakim juga menulis surat rekomendasi singkat yang komprehensif untuknya. Pada tahun 1951, ia kembali ke Qom karena tidak memiliki cukup biaya untuk bertahan hidup dan melanjutkan studinya di Najaf. Setelah kembali ke Iran, Ayatollah Naser Makarem Shirazi mulai mengajar tingkat menengah dan lanjutan dalam bidang usul al-fiqh dan fikih. Selain itu, ia menjadi anggota dewan redaksi majalah Islam pertama yang diterbitkan di Iran, bernama Maktab'e Eslam, bersama Ayatollah Shariatmadari. Ia juga pernah memenangkan penghargaan dari Akademi Filsafat Kerajaan Iran atas esainya yang berjudul Filsuf-Namaha. Fatwa (Keputusan) dan PernyataanKehadiran wanita di StadionSetelah Presiden Ahmadinejad berupaya mengizinkan wanita untuk menonton pertandingan sepak bola di stadion (sesuatu yang sebelumnya tidak diperbolehkan), Makarem mengeluarkan fatwa yang menentang hal tersebut.[5] Alternatif hukuman RajamFatwa Makarem mengenai hukuman rajam hingga mati untuk kasus perzinahan berbunyi: "Dalam kondisi tertentu, hukuman mati dengan rajam dapat digantikan dengan metode hukuman lain." MerokokMakarem mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa merokok tidak di perbolehkan (haram).[6] Anjing dan Hewan PeliharaanPada tahun 2010, ia menanggapi permintaan yang menanyakan mengapa seekor anjing dianggap najis di bawah Syariah meskipun tidak ada larangan memelihara anjing sebagai hewan peliharaan dalam Al-Qur'an. Dalam fatwanya, ia menekankan bahwa di bawah syariah, anjing memang dianggap najis berdasarkan riwayah, riwayat (hadits) yang dapat diandalkan yang diturunkan dari Nabi Muhammad dan keluarganya. Makarem menggambarkan kecenderungan Iran saat ini terhadap anjing sebagai "meniru Barat secara membabi buta" sesuatu yang dia yakini akan menghasilkan "hasil yang buruk." Kementerian Kebudayaan dan Bimbingan Islam Iran bereaksi terhadap fatwa ini dengan melarang semua iklan untuk memelihara, membeli, dan menjual hewan peliharaan.[7] HolocaustPada September 2010, ia dikutip oleh Kantor Berita Republik Islam (IRNA) mengatakan, "Holocaust tidak lain adalah takhayul, tetapi Zionis mengatakan bahwa orang-orang di dunia harus dipaksa untuk menerima ini. Kebenaran tentang Holocaust tidak jelas. Ketika para peneliti ingin memeriksa apakah itu benar atau orang Yahudi telah menciptakannya untuk menyamar sebagai korban, mereka memenjarakan para peneliti."[8][9][10] Pernikahan di bawah umurTentang pernikahan anak perempuan di bawah usia 13 tahun, yang diizinkan di Iran dalam keadaan tertentu, dia telah menyatakan bahwa, meskipun pernikahan semacam itu diizinkan di masa lalu, di zaman modern, telah ditunjukkan bahwa pernikahan tersebut tidak demi kepentingan terbaik (maslahat) pihak-pihak yang terlibat dan harus dianggap tidak sah.[11] Peran GenderDi situs resminya, dalam sebuah posting tentang Hari Pria, Makarem mengklaim bahwa "masalah utama yang diabaikan oleh gerakan feminis" adalah bahwa mereka "mempromosikan kesetaraan gender dan mereka mengabaikan fakta bahwa hak dan tanggung jawab manusia harus sesuai dengan potensi dan kemampuan fisik dan psikologis mereka. Ketika kemampuan ini diabaikan, hukum apa pun yang dibuat untuk mengatur urusan manusia akan menjadi ketidakadilan belaka." Homoseksualitas"Karena keluarga adalah blok bangunan masyarakat manusia, masalah-masalah dalam keluarga seperti itu kemudian dapat meluas ke masyarakat, menciptakan masalah sosial seperti penurunan tingkat pernikahan, penyebaran homoseksualitas, dan pergaulan bebas." Karier politikAyatollah Makarim Shirazi aktif pada hari-hari pra-revolusi, oleh karena itu dia dijebloskan ke penjara berkali-kali. Dia bahkan diasingkan pada tiga kesempatan terpisah ke tiga lokasi berbeda - Chabahar, Mahabad dan Anarak. Setelah revolusi Iran, ia ditunjuk ke Majelis Ahli untuk konstruksi dan memainkan peran utama dalam penulisan konstitusi pertama. Dia bukan lagi anggota pemerintahan, dan tinggal di kota Qom. Pada tanggal 23 November 2014 dan setelah berbulan-bulan persiapan, ia akhirnya berhasil mengumpulkan lebih dari 600 ulama dari seluruh dunia dalam sebuah konferensi bertajuk Kongres Internasional tentang Gerakan Ekstremis dan Takfiri dalam Pandangan Cendekiawan Islam. Itu adalah pertemuan untuk membahas isu-isu kontroversial yang mempengaruhi dunia Muslim, terutama gerakan Takfiri. Setelah menjadi tuan rumah pertama yang sukses di mana ia mengutuk kelambanan dalam menghadapi kekejaman ISIS, ia memutuskan untuk mengatur ulang konferensi lain, Ekstremisme dan Gerakan Takfiri di Dunia Saat Ini Reverensi
|