Palaspas Tagalog
Palaspas Tagalog adalah sebuah tempat berteduh terbuka dengan atap berbahan jerami yang terbuat dari tangkai daun palem kering yang diserap dari istilah dalam bahasa Spanyol.[1] Istilah palapa berakar dari kata "palaspas" yang berasal dari bahasa Tagalog dan diterjemahkan menjadi daun palem.[2] Palapa dibangun berdasarkan metode konstruksi bangunan berkelanjutan dan pembangunannya menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan yang mudah terurai, sebagaimana bangunan-bangunan tradisional. Pembangun palapa dengan desain yang modern juga mencoba menggunakan bahan yang dapat dipakai secara berkelanjutan, dengan desain yang dirancang untuk meminimalisir limbah.[3] MaterialAtap jerami adalah ciri khas bangunan palapa. Di Meksiko, atap palapa yang kokoh dibangun menggunakan daun dari pohon palem raja dan palem cohune (Attalea cohune).[4][5] Sedangkan kerangkanya dibuat menggunakan kayu yang berasal dari pohon ocotillo (Fouquieria splendens). Namun, pembangunan palapa menggunakan pohon palem raja dan pohon Fouquieria splendens mulai dibatasi oleh pemerintah Meksiko karena keterbatasan sumber daya.[5] Untuk membangun atap dari dua palapa berukuran besar, bangunan ini membutuhkan 150 tangkai palem yang diambil dari kurang lebih selusin pohon palem. Dibutuhkan keterampilan khusus agar tangkai palem tidak rusak atau patah saat dipisahkan dari pohonnya. Sekumpulan tangkai tersebut diikat dengan tali agar menyatu dengan struktur kayu palapa, seperti rangkaian kasau, penopang atap, dan tiang.[4] Dalam pemilihan tangkai palem untuk membuat palapa, terdapat kepercayaan bahwa palem yang diambil pada bulan purnama akan lebih kokoh dan bertahan lama. Studi ilmiah mengkonfirmasi kepercayaan turun temurun ini. Secara ilmiah, daun palem yang dipanen saat bulan purnama memiliki konsentrasi karbon total, hemiselulosa, karbon kompleks yang lebih tinggi, dan kalsium yang lebih rendah. Perbedaan konsentrasi kimia ini membuat daun palem menjadi resistan dan lebih tahan lama saat dipanen.[4] NegaraLatar belakang struktur bangunan palapa dapat ditemukan di banyak negara, seperti Filipina, Spanyol, dan Meksiko. FilipinaDi Filipina, palaspas atau daun palem berkaitan erat dengan berbagai makna dan simbol, seperti ritual, ramalan, tarian, dan sesi penyembuhan. Secara tradisi, struktur bangunan palapa pada awalnya dibangun untuk kepentingan-kepentingan yang berkaitan dengan kebudayaan, seperti ritual agama, festival, ritual santacruzan, dan berbagai acara sosial lainnya.[6] Selain menjadi simbol tradisi, Filipina mengembangkan struktur ini menjadi metode konstruksi tradisional yang disebut dengan Bahay Kubo, sebuah tempat tinggal tradisional.[7] SpanyolPalapa berasal dari metode konstruksi tradisional dengan gaya arsitektur Bahay Kubo ("pondok nipa") dari Filipina. Gaya arsitektur itu dibawa ke Spanyol Baru (bersama dengan kelapa, yang bukan berasal dari Amerika) melalui Galiung Manila (kapal dagang spanyol) selama periode kolonial Spanyol.[7] MeksikoDi Meksiko, struktur bangunan palapa tersebar di setiap pesisir pulau sebagai sebuah tempat berteduh. Istilah palapa berasal dari istilah suku Maya yang berarti "daun yang lembut". Meksiko Barat dan Honduras adalah pusat terbesar konstruksi palapa.[4] Sejauh ini, belum ada referensi yang menghubungkan struktur palapa di Meksiko dengan palapa yang dikenal di Spanyol dan Filipina. Referensi
|