Patung Buddha Mengshan
Patung Buddha Mengshan, sering juga disebut Patung Buddha Gunung Jinyangxi, adalah sebuah patung Buddha raksasa yang diukir dari batu barat laut Gunung Mengshan di Distrik Jinyuan, kota Taiyuan, Provinsi Shanxi, Tiongkok; sekarang merupakan Situs Cagar Budaya Kota Taiyuan. Patung Buddha Mengshan dibangun pada masa dinasti Qi Utara di zaman Dinasti Selatan dan Utara di Tiongkok; patung ini dibangun setelah pembangunan sebuah kuil. Kaisar Tang pertama Li Yuan (bernama rezim Gaozu, 618-626) serta kedua Li Zhi (bernama rezim Gaozong, 649-683), Wu Zetian, Kaisar Dinasti Tang Akhir, Li Keyong dan Kaisar Dinasti Han Akhir, Liu Zhiyuan semuanya pernah mengunjungi patung ini. Patung ini mengalami kerusakan pada tahun-tahun terakhir Dinasti Yuan. Dalam sensus nama tempat Kota Taiyuan tahun 1980, patung ini ditemukan kembali. Ketika ditemukan, kepala patung sudah hilang serta badan patung terkubur di dalam tanah dan mengalami pelapukan serius. Catatan kuno menyatakan bahwa tinggi patung ini mencapai 200 chi (kira-kira 59 meter). Menurut pengukuran aktual, tinggi Patung Buddha Mengshan dari bagian dasar kedua kaki hingga kepalanya mencapai 30 meter; menurut perkiraan proporsi, tinggi kepala aslinya 10 meter, ditambah fondasi dan peninggian dari perbaikan generasi selanjutnya mencapai 6 meter; keseluruhannya mencapai 46 meter. Sejak tahun 2007, otoritas Kota Taiyuan telah melindungi dan membuka patung ini kepada umum, memperkokoh bagian tubuh Buddha, dan membangun kepala Buddha yang baru setinggi 12 meter dengan referensi kepala Buddha Qi Utara dari penggalian Taiyuan. Di bulan Oktober 2008, patung ini dibuka sepenuhnya kepada umum. SejarahPembangunanPatung Buddha Mengshan pada awalnya merupakan patung Kuil Kaihua. Patung ini dibangun pada Tianbao (nama rezim seorang Kaisar dinasti Utara-Selatan, negeri Qi Utara) tahun ke-2 (559 M). Kaisar Qi Wenxuan (bernama rezim Gaoyang) menuliskan sebuah prasasti di lokasi ini, bertuliskan "Kuil Kaihua". Di depan kuil ini kemudian dibuka sebuah jalan serta sebuah patung Buddha yang diukir dari gunung, itulah Patung Buddha Mengshan.[1] Kaisar Taizu (bernama rezim Gao Huan) memerintah dari sini, mengalahkan Erzhu Rong, kemudian mendirikan pemerintahan Negara Wei Timur dan mendirikan fondasi untuk pembangunan Negara Qi Utara. Kemudian, Kaisar Ge Dai dari Negara Qi Utara sering berkunjung antara ibu kota Ye dengan kota lainnya di Jinyang ini dengan maksud untuk membangun Jinyang. Menurut catatan Su Yugui mengenai abad ke-5 yang berjudul "Catatan Pembangunan Patung Buddha Mengshan dan Pembukaan Kuil", "Buku Qi Utara" serta berbagai catatan sejarah lainnya, seorang Kaisar Gao Wei dari Negara Qi Utara pernah menulis "Patung Buddha di Gunung Jinyang Timur bagai semangkok minyak api, menerangi seluruh istana."[2] Dengan demikian, orang-orang juga menyebut patung ini sebagai Patung Buddha Gunung Jinyang Timur. Terdapat perdebatan atas tahun pembangunan Patung Buddha Mengshan. Satu opini yang berdasar pada artikel berjudul "Kota Taiyuan - Provinsi Taiyuan" di Ensiklopedia Yongle mencatat bahwa patung ini diukir pada Tianbao tahun ke-2 di Negara Qi Utara. Pendapat lainnya berdasar pada sebuah artikel berjudul "Provinsi Taiyuan", pada tahun Jiajing dinasti Ming, serta tahun Chenghua dinasti Ming mengenai "Catatan Shanxi". Pendapat ini menyatakan bahwa patung ini diukir setelah Kuil Kaihua, maka pembangunannya menjadi lebih dari Tianbao tahun ke-2. Ada peneliti yang berdasar pada catatan Su Yugui dan menelisik bahwa tahun pembangunannya adalah Tianbao tahun ke-10 (559 M). Peneliti lain berpendapat berdasarkan "Sejarah Dinasti-Dinasti Utara", di mana Kaisar Gao Wei pernah menuliskan pendapatnya, bahwa patung ini baru benar-benar selesai setelah zaman Gao Wei. Selain itu, sebuah catatan Dinasti Song mencatat bahwa patung ini selesai di Tiantong tahun ke-5 bulan ke-3, dan menyatakan bahwa pada tahun ke-5 bulan ke-3 dan 4 administrasi Qi Utara sedang disibukkan dengan urusan ritus Buddha, maka patung ini baru selesai dikerjakan di Tiantang tahun ke-5 (569 M).[3] Penambahan dan perusakanDi zaman dinasti Sui, di awal tahun Renshou, kuil Buddha yang baru dibangun di tengah Kuil Kaihua menjadi pos penjagaan Buddha besar. Kuil ini juga mengganti namanya menjadi Kuil Jingming. Zaman Dinasti Tang, di Li De tahun ke-3(公元620年)Kaisar Tang Gaozu (Li Yuan) pernah datang ke kuil ini, kemudian mengganti kembali nama kuil menjadi Kuil Kaihua. Sumber lain menyatakan bahwa setelah Li Yuan menyembah Buddha dengan memanggil nama tuhan, Buddha kembali "memenuhi mimpinya memenuhi angkasa, bercahaya dan berpendar", kemudian mengganti nama kuil kembali menjadi Kaihua.[4] Di zaman Dinasti Tang, Xianquan tahun ke-2 (657 M), Kaisar Tang Gaozong (Li Zhi) mendatangi prefektur ini. Kemudian, Wu Zetian juga mengunjungi Kuil Tongzi serta Kuil Kaihua. Kuil Tongzi juga memiliki Buddha raksasa setinggi 170-an che, sementara Buddha raksasa di Kuil Kaihua berdiri setinggi 200 che. Li Zhi serta Wu Zetian beserta selir dan pejabat istana mempersembahkan banyak perhiasan, properti, serta pakaian. Masih di Dinasti Tang, Huichang tahun ke-4 (844 M), saat Penghancuran Buddha, patung ini sempat dirusak dan diabaikan. Di Qianzhu tahun ke-2 (895 M), otoritas Dinasti Tang yang tersisa di Dinasti Song beserta Kaisar Dinasti Tang Kedua, Li Keyong, mendatangi Patung Buddha Mengshan dan tinggal di tempat itu secara ilegal. Di Jingli tahun ke-5, pada akhirnya Patung Buddha Mengshan selesai dibangun. Di Dinasti Jin Kedua, Kaiyun tahun ke-2 (945 M), Raja Beiping yang melindungi Taiyuan serta kaisar Han Kedua Liu Zhiyuan (nama rezim Gaozu) membakar dupa untuk Buddha, kemudian memberikan uang untuk perbaikannya (sebagaimana dicatat oleh Su Yugui dalam "Catatan Perbaikan Kuil Kaihua serta Patung Buddha Mengshan". Di Songhua tahun pertama di Negeri Song Utara (990 M), di tengah kuil ini dibangun Pagoda Sarira Buddha Sakyamuni (kemudian disebut sebagai Pagoda Lianli Kuil Kaihua). Pada tahun terakhir Dinasti Yuan, kuil ini mengalami kerusakan parah, yang masih tersisa hanya ruang ritual. Banyak orang yang percaya bahwa Patung Buddha Mengshan pernah hancur sepenuhnya. Pada tahun ke-18 pemerintahan Meng Hongwu (1385 M), kaisar Jin Gong membangun kembali Kuil Kaihua dan berubah nama menjadi Kuil Fahua.[4][1] Penemuan kembaliAntara tahun 1980 dan 1983, seorang petugas sensus topografi kota bernama Wang Jianni menemukan kembali Patung Buddha Mengshan. Pada bulan Oktober 1980, Wang telah diminta untuk melakukan sensus. Kakeknya, Wang Jianbing, adalah pemrakarsa Asosiasi Buddhis Shanxi. Pada masa Perang Tiongkok-Jepang, ia sempat menjadi ketua Asosiasi Buddhis Shanxi. Wang Jianni pernah mendengar kakeknya berbicara mengenai legenda sebuah patung Buddha raksasa di gunung barat kota Taiyuan. Ketika meneliti topografi daerah ini, Wang Jianni menemukan bahwa area di sekitar Gunung Mengshan memiliki banyak sekali tempat dengan nama "kuil", dan ada sebuah tempat yang bernama "Jurang Perut Besar" (大肚崖), yang menurutnya sangat aneh. Setelah meneliti, ia menemukan bahwa tempat ini sebenarnya dibangun di atas bagian dada dari Patung Buddha Mengshan; bagian kepala patung telah hilang. Bagian dada ini tingginya 15,75 m; sementara bagian bawahnya hilang di antara bebatuan dan mencapai 10 m. Gunung di bagian belakang patung masih merupakan sisa-sisa pembangunan kuno yang tingginya mencapai 500 m.[5][6] Pada tanggal 11 Desember 1983, harian "Rakyat Tiongkok" melaporkan penemuan ini. Pada 21 September 2000, Patung Buddha Mengshan dimasukkan ke dalam daftar Barang Budaya Terlindungi Kota Taiyuan.[7] Konservasi serta pembukaan untuk umumPada tahun 1994, kompleks kuil di sekitar Patung Buddha Mengshan hendak membuka situs ini untuk pariwisata umum. Untuk niat ini, mereka berhasil mengumpulkan 100.000 yuan; namun uang ini malah diinvestasikan pada sebuah tambang batu bara dan rencana pembukaan situs pariwisata pun dikesampingkan.[8] Tahun 2003 hingga 2004, administrasi Kota Taiyuan pun berminat untuk membuka Patung Buddha Mengshan kepada umum.[9][10] Pada tahun 2005, investasi kompleks kuil pada tambang batu bara berhenti dan pembukaan situs ini dipertimbangkan kembali dengan sebelumnya memperbaiki badan patung. Kemudian, kompleks kuil pun segera mencari dana untuk membangun kembali kepala patung. Di bulan September 2006, pekerjaan memperbaiki patung dimulai. Menurut rencana kompleks kuil, tempat kepala patung akan dibuka, dipasang beton, kemudian dibangunkan kembali kepala patung yang terbuat dari beton. Pekerjaan ini diperkirakan akan selesai pada bulan Mei 2007. Di bulan Januari 2007, proyek pengerjaan in dihentikan karena pemerintah menentukan bahwa pembangunan kembali dengan beton tidak memenuhi standar sebagai barang budaya.[11] Administrasi kota Taiyuan kemudian mengundang ahli dari Universitas Ilmu Bumi Tiongkok untuk melihat cara terbaik untuk memperbaiki badan gunung, serta memperbaiki patung. Referensi
|