Pemeliharaan anggur
Pemeliharaan anggur merupakan kegiatan dari pertanian, buah anggur dapat dimakan sebagai buah segar (anggur) ataupun dikeringkan (kismis), atau untuk memproduksi minuman sari buah atau juice anggur kemudian dapat pula diproduksi sebagai jenis minuman dengan melalui proses fermentasi yang dalam hal ini digunakan secara spesifik jenis anggur tertentu. Kegiatan pertanian anggur telah lama dilakukan oleh manusia baik melalui benih ataupun tanaman yang ditanam menurut sifat ekologi tanah yang berrhubungan dengan geologi, lanskap, iklim dan budaya. Sebuah bukti arkeologi berupa kebun anggur telah ditemukan di Spanyol dan diperkirakan telah berproduksi sejak 1000 tahun yang lalu atau pada abad ke 10 masehi.[1] Sentra pemeliharaanDi Indonesia sentra anggur terdapat di Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo), Bali (Buleleng) dan Nusa Tenggara Timur (Kupang). Syarat pemeliharaanIklim
Media Tanam
Ketinggian pemeliharaanAnggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5–1000 m dpl atau di daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Jenis Vitis vinifera menghendaki ketinggian 1–300 m dpl (di atas permukaan laut). Jenis Vitis labrusca menghendaki ketinggian 1–800 m dpl (di atas permukaan laut). BudidayaPembibitanPengadaan BenihPengadaan benih dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif (cangkok, stek cabang, stek mata, penyambungan). Perbanyakan tanaman yang paling efektif anggur adalah dengan menggunakan stek. Bibit stek yang baik adalah:
Teknik penyemaian benihCara generatif bibit disemai di tempat yang telah disediakan. Cara vegetatif (stek) yaitu:
Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Pemindahan Bibit
Pengolahan Media TanamPersiapanPersiapan yang perlu dilakukan adalah:
Pembukaan LahanLahan yang digunakan dibersihkan dan tidak terlindung dari sinar matahari. Pencangkulan untuk pembuatan lubang tanam dilakukan setelah ada pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Lubang dibiarkan terkena sinar matahari selama 2-4 minggu. PengapuranPengapuran hanya dilakukan bila pH tanah rendah/terlalu asam. PemupukanSetelah 2-4 minggu lubang tanam diisi pupuk kandang, pasir dan tanah dengan perbandingan 2:1:1. Teknik pemeliharaanPenentuan Pola TanamTanaman anggur merupakan tanaman monokultur. Pengaturan jarak tanam penting diperhatikan dan juga sesuai dengan larikan karena arah datangnya angin sangat besar pengaruhnya. Jarak tanam bisa diatur dengan pola:
Jarak tanam memengaruhi jumlah tanaman persatuan luas:
Pembuatan lubangLubang tanam yang diperlukan berukuran 60 x 60 x 60 cm yang disesuaikan dengan jarak tanam, isi lubang berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2. Cara PenanamanPenanaman bibit anggur terbaik pada saat musim kemarau, sekitar Juni dan Juli. Setiap tanaman perlu lahan 20 m² termasuk para-paranya yang harus dipersiapkan sebelum tanamannya tumbuh. Para-para ini berguna untuk merayapkan batang dan cabangnya secara mendatar pada ketinggian 2 m. Setiap tanaman juga diberi ajir bambu untuk titian setelah bibit ditanam, agar pertumbuhannya dapat menjalar ke atas menuju para-para. Pemeliharaan TanamanPenyulaman dan PenjaranganPenyulaman hanya dilakukan bila terdapat tanaman yang tidak sehat/mati. Pengontrolan dilakukan rutin bersamaan saat penyiraman karena anggur perlu perhatian kontinu. Penjarangan buah sangat penting karena buah yang terlalu rapat justru merusak perkembangan buah dan menurunkan kualitas buah. Dalam penjarangan buah-buah yang perlu dibuang adalah: (1) yang bertangkai panjang; (2) tidak sempurna bentuknya; (3) buah yang ada di sebelah dalam; (4) buah yang terbentuk tanpa adanya persarian. Penjarangan dilakukan dalam dua tahap, tahap satu saat umur satu bulan setelah pembungaan dan buah masih pentil, tahap dua dilakukan dua minggu setelah tahap satu dan buah sebesar biji jagung. Untuk menjaga kualitas buah, juga perlu dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Pembungkusan dilakukan bila dalam satu dompol buah sudah ada dua atau tiga buah yang masak. Bahan yang umum dipakai bungkus adal kertas semen dan kertas koran. PenyianganPenyiangan dilakukan bila terdapat tanaman pengganggu sekitar tanaman anggur. Perempalan
Perempalan antara bulan November-Desember, umumnya tidak memperoleh hasil. Tujuannya hanya untuk memelihara tingkat kesuburan tanaman sampai musim hujan berakhir dan tanaman tidak rusak. PemupukanTerdapat dua masa pemupukan:
Pengairan dan PenyiramanYang perlu diperhatikan adalah:
Waktu Penyemprotan PestisidaPenyemprotan insektisida dilakukan sebagai pencegahan terhadap hama yang mengganggu pada anggur. Penyemprotan harus dihentikan 15 hari sebelum panen. Khusus untuk hama Phyiloxera Vitifolia digunakan insektisida Furadan 3G/Temik 1 OG. Pengaturan BungaSetelah dua minggu pemangkasan pembuahan, cabang tersier yang baru tumbuh mengeluarkan sulur-sulur pembentukan bunga yang keluar dari mata ke 3, 4 dan 5. Bila ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur dapat diadakan pemotongan dengan meninggalkan 3 mata bertujuan untuk merangsang pertumbuhan sulur. Cabang tersier yang baru muncul disisakan satu sulur saja, agar menghasilkan dompol bunga yang besar dan buahnya bisa bermutu tinggi. Hama dan PenyakitHama
Menyerang tanaman anggur baik muda maupun tua berakibat anggur jadi kering dan mati. Yang diserang adalah daun dan akar tanaman secara langsung. Gejala umum pada daun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil. Hama ini menetap di bawah kulit batang yang terkelupas dan dalam jaringan akar.
Bentuk kumbang kecil dan warna hitam mengkilat. Menyerang daun anggur pada malam hari dan kumbang ini mudah tertarik oleh sinar lampu.
Serangan wereng ini menyebabkan daun anggur berbintik putih, kemudian menjadi kuning coklat dan gugur.
Dapat menyebabkan pucuk/tunas menjadi kerdil.
Menyerang daun untuk dijadikan makanannya.
Serangan yang paling parah bila menggerogoti akar tanaman yang masih muda sehingga membuat jadi layu dan akhirnya mati.
Menyerang buah yang mulai masak untuk dijadikan makanannya. Cara untuk memberantas hama anggur dilakukan dengan menyemprotkan insektisida pada bagian yang terkena serangan. Penyemprotan dilakukan secara rutin dan dihentikan menjelang masa petik. Khusus hama Phyloxera vitifolia dilakukan dengan menyiramkan insektisida di sekeliling tanaman. Penyiraman bisa dilakukan sebelum tanam, setelah tanam/setelah panen. Sedangkan untuk menanggulangi hama dari hewan besar dapat memakai jebakan. Penyakit
Gejalanya daun tampak kuning bagian bawah terlihat ada tepung warna putih-kuning. Daun, bunga maupun tandan muda bisa mati bila terkena penyakit ini terutama saat musim penghujan atau kelembapan yang tinggi.
Pada permukaan daun terdapat bedak tipis putih kelabu. Menyerang pucuk, bunga dan buah muda bahkan dapat merusak ranting sehingga jadi kerdil dan rusak.
Menyebabkan buah jadi keriput, busuk dan gugur.
Daun sebelah bawah tertutup tepung berwarna orange (massa sporanya).
Bila udara terlalu lembap jamur ini menyerang daun anggur dan dapat dikenali karena spora berwarna kuning di bawah daun. Untuk memberantas penyakit anggur dilakukan dengan menyemprotkan fungisida dengan waktu a sebelum masa berbunga, setelah berbunga dan 8-12 hari sesudah penyemprotan kedua setelah berbunga. Sedang untuk penyakit busuk hitam penyemprotan dilakukan sebelum masa berbunga, saat berbunga dan 2 minggu sebelum masa petik. PanenCiri dan Umur PanenUmur panen anggur tergantung jenis yang ditanam, iklim dan tinggi tempat. Untuk daerah rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah dataran tinggi umur buah antara 105–110 hari. Tingkat kemasakan buah yang baik untuk dipanen adalah warna dalam satu tandan telah rata, butir buah mudah lepas dari tandan dan keadaan buah kenyal serta lunak. Cara PanenCara panen dilakukan dalam cuaca yang cerah dan di pagi hari dengan pemetikan yang hati-hati (jangan sampai bedak hilang). Hasil pemetikan dimasukkan keranjang/dos karton diusahakan penempatannya tidak menumpuk, agar buah yang terletak di bawah tidak rusak dan pecah. Periode PanenTanaman anggur dalam satu tahun mengalami dua kali panen. Prakiraan ProduksiDari areal tanaman anggur 1 ha dengan rasio jarak tanam 4 x 5, jumlah tanaman 500 batang dengan hasil panen per tahun rata-rata 7.500 kg anggur. PascapanenPengumpulanPengumpulan anggur tidak boleh ditumpuk karena dapat merusak buah dibawahnya. Hal yang penting bedak yang terdapat pada anggur dijaga agar tidak hilang. Penyortiran dan PenggolonganPenyortiran dilakukan dengan menyingkirkan buah yang rusak dan buah yang masih terlalu muda dalam satu dompolan. Kemudian anggur digolongkan menurut ukuran dompolan dan keseragaman besar buah. PenyimpananCara terbaik dalam penyimpanan adalah dengan memasukkan dalam ruang pendingin untuk mengurangi penguapan, tetapi cara yang mudah, ringkas dan kapasitas penyimpanan besar adalah dengan menggantung anggur untuk dianginanginkan dalam ruang yang sejuk. Pengemasan dan PengangkutanCara menggunakan keranjang bambu dilapisi kertas koran. cara ini kurang baik karena banyak buah yang rusak. Cara terbaik dengan menggunakan kotak kayu yang diisi dengan serbuk gergaji sehingga kerusakan buah dapat ditekan saat pengangkutan. Pengambilan ContohPengambilan contoh yang berfungsi untuk penanganan berikutnya diambil saat dilakukan pemanenan. Anggur yang diambil sebelum umur panen mempunyai mutu rendah. PengemasanStandar pengemasan anggur adalah buah dalam baik saat pengangkutan sampai ke tempat tujuan. Pengemasan terbaik dengan menggunakan kotak kayu yang diisi serbuk gergaji sehingga anggur tetap terjaga keutuhannya. Pemeliharaan anggur di IndonesiaIndonesia telah mengeksport buah-buahan, namun untuk beberapa jenis tertentu masih mengimpor. Dalam tahun 1991-1995, Indonesia mengimport lima jenis buahbuahan, meliputi apel, jeruk, pir, kurma dan anggur. Import buah tersebut sebesar 17.418.325 kg senilai US $ 13.973.604 (1991), 40.746.029 kg senilai US $ 33.032.612 (1992), 68.525.578 kg senilai US $ 50.846.270. (1993), 77.797.878 kg senilai US $ 60.374.141 (1994), dan 116.557.231 kg senilai US $ 81.937.365 (1995). Jenis buah import yang telah lama dikenal dan dibudidayakan di Indonesia antara lain anggur. Produk anggur dalam negeri belum mengimbangi permintaan pasar (konsumen) domestik, sehingga tiap tahun masih mengimpor. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Impor anggur Indonesia tahun 1991-1995 mencapai 26.501.977 kg senilai US $ 36.527.300 atau rata-rata pertahun sebesar 5.300.395,4 kg senilai US $ 7.305.406. Dengan kondisi tersebut maka pada masa kini dan yang akan datang budidaya anggur sangat menjanjikan bagi para produsen. Sehingga saat ini telah mulai dikembangkan budidaya anggur dengan skala besar dan pengolahan yang intensif. Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Viticulture.
|