Penembakan masjid Muscat 2024
Pada tanggal 15 Juli 2024, penembakan massal terjadi di masjid Syiah Imam Ali[3] di Muscat, Oman, menyebabkan enam orang tewas (tidak termasuk pelaku) dan antara 30 hingga 50 lainnya terluka. Ketiga pelaku penyerangan dibunuh oleh aparat keamanan.[4][5] ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.[1] Latar belakangOman mayoritas penduduknya beragama Islam, dengan sebagian besar menganut sekte Sunni dan Ibadi, dan Syiah mencakup sekitar 5% dari populasi negara tersebut.[4] ISIS memiliki sejarah sentimen anti-Syiah, termasuk kekerasan yang cukup besar terhadap Syiah selama perang saudara di Suriah dan perang Irak ketiga.[6] Namun, mereka tidak pernah mengaku bertanggung jawab atas serangan di Oman sebelum penembakan tersebut.[4] PenembakanPenembakan itu terjadi ketika jamaah Syiah sedang memperingati malam Asyura di masjid Imam Ali yang sering dihadiri ekspatriat Asia Selatan[7] di kawasan Wadi Kabir di Muscat.[8] Orang-orang bersenjata dilaporkan melepaskan tembakan dari sebuah bangunan dekat masjid[4] sebelum memasuki fasilitas itu sendiri pada malam hari dan melepaskan tembakan,[9] dengan beberapa jamaah disandera sebelum diselamatkan oleh pasukan keamanan.[4] Sembilan orang tewas dalam serangan itu, termasuk ketiga penyerang, yang dibunuh oleh pasukan keamanan, dan seorang petugas polisi.[5] Pakistan mengatakan empat warga negaranya tewas dalam serangan itu, sementara antara 30 hingga 50 lainnya terluka.[4] Kedutaan Besar India di Oman mengatakan bahwa seorang warga negara India tewas dan seorang lainnya terluka dalam serangan itu.[10] Keadaan darurat diumumkan di Wadi Kabir.[8] ISIS kemudian mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.[1] ReaksiPerdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengungkapkan kesedihannya atas serangan tersebut dan menawarkan bantuan dalam penyelidikan.[11] Kedutaan Besar Pakistan di Oman meminta semua warga negaranya di negara tersebut untuk bekerja sama dengan pihak berwenang Oman.[12] Kedutaan Besar Amerika Serikat di Oman mengeluarkan peringatan keamanan dan membatalkan semua janji temu visa yang dijadwalkan pada 16 Juli.[13] Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan pihaknya berdiri “dalam solidaritas dengan Oman melawan upaya menabur perselisihan”.[14] Banyak outlet berita mencatat jarangnya serangan di Oman, negara Teluk yang relatif stabil.[1][15] Referensi
|