Perlombaan senjata evolusioner
Dalam biologi evolusioner, perlombaan senjata evolusioner adalah persaingan evolusioner antara sekumpulan gen yang saling mengembangkan adaptasi terhadap satu sama lain, sehingga tampak seperti perlombaan senjata.[1] Sekumpulan gen yang saling bersaing tersebut bisa berada dalam spesies yang berbeda, seperti misalnya antara predator dan buruannya (Vermeij, 1987), atau antara parasit dan inangnya. Perlombaan senjata evolusioner juga dapat terjadi antara anggota sesama spesies, seperti dalam model komunikasi manipulasi/resistansi (Dawkins & Krebs, 1979), dalam model pelarian Fisher, dalam efek Ratu Merah, atau dalam konflik seksual antara kedua jenis kelamin. Thierry Lodé menekankan peranan interaksi antagonistik semacam itu dalam mengarahkan evolusi ke pemindahan karakter.[2] Salah satu contoh perlombaan senjata evolusioner adalah antara manusia dan mikroorganisme: peneliti membuat antibiotik, sementara mikroorganisme berevolusi menjadi galur baru yang imun. Perlombaan senjata simetris dan asimetrisPerlombaan senjata evolusioner dapat dibagi menjadi dua, yaitu simetris dan asimetris. Dalam perlombaan senjata simetris, tekanan seleksi mengarahkan partisipan ke arah yang sama. Contohnya adalah pohon yang menjadi lebih tinggi sebagai akibat dari persaingan dalam memperoleh cahaya matahari, dengan peningkatan ketinggian sebagai keunggulan seleksi. Sementara itu, perlombaan senjata asimetris melibatkan tekanan seleksi yang berbeda, seperti antara cheetah dan gazelle. Cheetah berevolusi untuk menjadi lebih baik dalam memburu dan menangkap gazelle, sementara gazelle mengembangkan mekanisme untuk menghindar.[1] Spesies yang diperkenalkanKetika suatu spesies tidak pernah terlibat dalam perlombaan senjata sebelumnya, spesies itu dapat mengalami kepunahan ketika predator atau kompetitor baru datang karena spesies tersebut belum pernah menghadapi tekanan evolusioner semacam itu sebelumnya. Ini adalah masalah yang umum di ekosistem yang terisolasi seperti di Australia atau Kepulauan Hawaii. Di Australia, banyak spesies pendatang, seperti katak cane dan kelinci, yang menyebar luas karena kurangnya kompetisi. Spesies yang diperkenalkan juga mengakibatkan kepunahan spesies yang belum pernah menghadapi tekanan seleksi predator, seperti dalam kasus burung dodo. Catatan kaki
Referensi
|