Petya (perangkat pemeras)
Petya merupakan perangkat pemeras (ransomware) pengenkripsi yang pertama kali ditemukan pada tahun 2016. Petya menyerang komputer dengan sistem operasi Windows. Dampak yang ditimbulkan dari perangkat pemeras ini adalah pengguna tidak dapat mengakses komputer dan semua berkas di dalamnya terkunci, kemudian perangkat tersebut meminta sejumlah tebusan yang dibayarkan menggunakan Bitcoin. Varian dari Petya pertama kali terlihat pada Maret 2016, yang menyebar melalui lampiran surat elektronik. Pada Juni 2017, jenis baru dari Petya digunakan untuk serangan secara global, dengan target utamanya adalah Ukraina. Jenis baru ini menggunakan exploit EternalBlue, yang mana dipercaya sebagai buatan Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA), dan juga digunakan sebelumnya oleh WannaCry. Kaspersky Lab menyebut versi ini sebagai NotPetya untuk membedakan dengan Petya yang dibuat pada tahun 2016. SejarahPetya pertama kali ditemukan pada Maret 2016,[1][2] sementara jenis lain dari Petya diketahui pada Mei 2016.[2] Serangan global 2017Pada 27 Juni 2017, serangan siber dalam skala besar bermula dengan menggunakan jenis baru dari Petya, dan perusahaan asal Ukraina yang pertama kali menyatakan terkena dampak dari serangan ini.[3] Kaspersky Lab melaporkan serangan ini sudah menyebar ke Prancis, Jerman, Italia, Polandia, Britania Raya, dan Amerika Serikat; tetapi sebagian besar serangan mengarah ke Rusia dan Ukraina.[3][4] Pada 28 Juni 2017, ESET memperkirakan sekitar 80% serangan menyasar Ukraina, disusul oleh Jerman dengan tingkat infeksi sekitar 9%.[5] Dmitry Peskov, sekretaris presiden Vladimir Putin dalam bidang pers, menyatakan bahwa serangan Petya tidak menyebabkan permasalahan serius di Rusia.[5] Christiaan Beek, teknisi McAfee, menyatakan bahwa jenis baru dari Petya menyerang perusahaan dalam bidang energi, pembangkit listrik, halte bus, pom bensin, bandara, dan perbankan.[3][6] Kaspersky menyebut jenis baru ini sebagai "NotPetya", untuk membedakan dengan Petya yang dibuat pada tahun 2016.[3] DampakSerangan Petya yang berlangsung pada 27 Juni 2017 telah berdampak pada matinya sistem pemantauan radiasi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl.[7] Beberapa kementerian, bank, maupun sistem kereta di Ukraina juga terkena dampak dari serangan ini.[8] Beberapa perusahaan lain juga dilaporkan terkena dampak dari serangan ini, yaitu perusahaan periklanan asal Britania Raya WPP,[8] Maersk Line,[9] perusahaan medis asal Amerika Serikat Merck & Co., perusahaan minyak asal Rusia Rosneft (bagian produksi minyak tidak terkena dampaknya[10]), lembaga bantuan hukum multinasional DLA Piper,[8] perusahaan konstruksi asal Prancis (juga cabangnya di Estonia),[11] serta perusahaan makanan Mondelēz International.[3][12] Lihat pulaReferensi
|