Putri Huan Zhu
Putri Huan Zhu (還珠格格, pinyin: Huánzhū Gégé, sering disingkat sebagai "HZGG"[note 1]) adalah sebuah drama kostum televisi berbahasa Mandarin yang berlatar belakang dinasti Qing abad ke-18. Serialnya dibuat berdasarkan novel fiksi karya penulis asal Taiwan, Chiung Yao. Dalam Bahasa Inggris Putri Huan Zhu dikenal dengan judul My Fair Princess atau Return of the Pearl Princess atau Princess Returning Pearl. SinopsisPada masa Dinasti Qing seorang gadis bernama Xia Ziwei didampingi pelayannya, Jinsuo, mempertaruhkan segala risiko untuk bertemu dengan ayah kandungnya di ibukota kekaisaran Beijing. Ayah kandungnya tak lain adalah Kaisar Qianlong yang sedang berkuasa pada saat itu. Ziwei membawa bukti warisan dari mendiang ibunya, Xia Yuhe, berupa kipas lipat dan gulungan lukisan yang dibuat oleh sang ayah sendiri pada saat masih memadu kasih dengan sang ibu. Perjalanannya tidak mudah. Xia Ziwei mencari celah dengan menemui pejabat Liang. Pejabat Liang hanya bersedia menerima uangnya namun tak juga mempertemukan Ziwei dengan Kaisar. Pada saat hendak memprotes kelakuan sang pejabat, Xia Ziwei bertemu dengan Xiao Yanzi, seorang gadis yatim piatu yang mengacaukan pesta pernikahan putra Pejabat Liang dengan menyamar sebagai mempelai perempuan. Xiao Yanzi dan Xia Ziwei kemudian mengangkat saudara. Xiao Yanzi memberitahukan kepada Ziwei bahwa satu-satunya jalan untuk bertemu dengan Kaisar adalah pada saat perburuan. Rute menuju lokasi perburuan adalah menaiki tebing yang amat tinggi. Ziwei dan Jinsuo tak sanggup melanjutkan perjalanan. Xiao Yanzi yang menguasai sedikit beladiri terpaksa pergi sendirian dengan membawa kipas lipat dan gulungan lukisan bukti Ziwei. Tak dinyana Xiao Yanzi terkena panah salah sasaran Pangeran Kelima, Yongqi. Xiao Yanzi nyaris dibunuh karena disangka pembunuh bayaran. Namun di saat kritis Xiao Yanzi mengucapkan kalimat, "Apakah Yang Mulia ingat akan Xia Yuhe dari Danau Daming?" Hal ini mengundang keingintahuan Kaisar. Apalagi didukung dengan kipas lipat dan gulungan lukisan yang dibawa Xiao Yanzi. Kaisar memerintahkan tabib istana untuk menyembuhkan Xiao Yanzi. Di tengah puncak masa kritisnya Xiao Yanzi mengigau dan mengucapkan kalimat-kalimat yang diingatnya saat bersama Ziwei. Hal ini mengundang kesalahpahaman Kaisar yang mengira Xiao Yanzi adalah putri kandung dari Xia Yuhe. Begitu sadar Xiao Yanzi terkejut dirinya menjadi tuan putri. Xiao Yanzi menikmati sejenak kehidupannya sebagai tuan putri yang dilayani. Namun kemudian ia mengetahui risiko jika Kaisar mengetahui yang sebenarnya maka kepalanya bisa dipenggal atas tuduhan menipu Kaisar. Untuk memperkenalkan Xiao Yanzi kepada rakyat, Kaisar mengadakan arak-arakan tandu Xiao Yanzi. Xiao Yanzi dipergoki oleh Ziwei. Menyangka dirinya sudah dikhianati, Ziwei berusaha menghadang rombongan. Ziwei dipukuli para pengawal karena disangka hendak mengacau. Ziwei pingsan di hadapan seorang pengawal andalan Kaisar, Fu Erkang. Fu Erkang membawa Ziwei dan Jinsuo ke kediaman keluarganya dan diselidiki. Sikap santun dan cara bicara Ziwei yang cerdas dan bijak memikat Erkang sekeluarga. Mereka yakin Ziwei adalah gadis yang baik. Permasalahannya adalah siapa yang jujur, Ziwei atau gadis yang sudah diakui Kaisar sebagai tuan putri baru? Sesudah menyelidiki dengan saksama, Erkang bersama dengan Pangeran Kelima menemukan kebenaran bahwa Xiao Yanzi memang bukan putri kandung Kaisar dan menjadi korban kesalahpahaman. Pangeran Kelima menjadi gembira karena itu berarti Xiao Yanxi bukan adik tirinya sehingga ia boleh jatuh cinta kepadanya. Selanjutnya perjuangan Xiao Yanzi dan Xia Ziwei untuk mengembalikan posisi mereka yang sebenarnya menjadi penuh rintangan. Mereka harus menghadapi kekejaman dan kelicikan Ibu Suri yang memendam kedengkian karena Xiao Yanzi dan Ziwei dengan karakter polosnya telah menarik kasih sayang Kaisar. Pemeran dan karakterKarakter utama
Karakter lainnya
TanggapanSiaran internasionalTahun penayangan perdana merujuk kepada penayangan Musim 1.
Catatan
ReferensiPranala luar
|