Share to:

 

Reboot (fiksi)

Waralaba film Godzilla, yang dimulai pada 1954, di-reboot dengan film The Return of Godzilla (1984), Godzilla 2000 (1999), Godzilla (2014) dan Shin Godzilla (2016). Gambar disini adalah gambar promosional dari Godzilla Raids Again (1955).

Reboot menandakan sebuah awal yang baru dari suatu media fiksi. Istilah ini digunakan untuk mengulang suatu karya dari awal dan mengubah citranya. Reboot merombak ulang seluruh kesinambungan, seperti merekreasi karakter, garis waktu, hingga latar belakang ceritanya. Istilah ini dipakai dalam berbagai bentuk media fiksi, seperti buku komik, serial televisi, permaian video, dan film.[1][2]

Istilah ini dikritik karena ketidakjelasan maknanya dan sering disalahartikan dengan remake.

Tipe

Film

Reboot film biasanya dilakukan untuk menghidupkan kembali serial film supaya dapat menarik penggemar baru. Reboot juga dapat memperbarui minat masyarakat pada suatu karya film yang sudah tidak menarik.[3] Reboot adalah proyek yang aman untuk studio film, karena sudah ada basis penggemar yang dapat ditarik kembali dengan dibuatnya reboot dan menjelajah demografis baru.[4]

Sejak dirilisnya Halloween (2018), ragam baru dari reboot, yaitu requel, mulai sering digunakan. Requel (reboot-sekuel) atau legacy sequel adalah karya yang melanjutkan kontinuitas kisah aslinya, tetapi berlatar jauh di masa depan dan sering kali berfokus kepada karakter-karakter baru. Ragam ini digunakan dalam film-film seperti Candy Man (2021), Cobra Kai, Ghostbusters: Afterlife, Top Gun: Maverick, The Matrix Resurrections, dan Scream (2022).[5]

Televisi

Istilah reboot lebih umum digunakan untuk serial televisi, terutama di era layanan streaming. Suatu serial televisi dapat kembali diproduksi setelah berakhir dan biasanya disebut sebagai revival.[6][7] Revival umumnya melanjutkan cerita lama dan menghadirkan kembali karakter-karakter dan pemeran aslinya, seperti Criminal Minds: Evolution, Gilmore Girls: A Year in The Life, And Just Like That..., dan Dallas.

Istilah reboot sering digunakan untuk menghidupkan kembali media fiksi yang sudah berakhir dengan pemeran baru, seperti Chucky, Dynasty, Percy Jackson and the Olympians, Gossip Girl, dan Pretty Little Liars.

Referensi

  1. ^ Willits, Thomas R. "To Reboot Or Not To Reboot: What is the Solution?". Bewildering Stories. Diakses tanggal 20 August 2013. 
  2. ^ Parfitt, Orlando (25 August 2009). "Top 12 Forthcoming Franchise Reboots". IGN. Diakses tanggal 20 August 2013. 
  3. ^ Vasquez, Zach (23 October 2018). "Beyond the grave: what's next for the horror reboot?". The Guardian (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 October 2018. Diakses tanggal 25 October 2018. 
  4. ^ Billington, Alex (6 October 2008). "Sunday Discussion: The Mighty Hollywood Reboot Trend". FirstShowing.net. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 July 2017. Diakses tanggal 20 August 2013. 
  5. ^ Reader, The Bitter Script (2016-08-04). "6 Films That Are Waiting for Their Legacy Sequels". Film School Rejects (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-07-19. 
  6. ^ Francis, James Jr. (11 June 2018). "Why did the television reboot become all the rage?". The Conversation (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 July 2018. Diakses tanggal 19 July 2018. 
  7. ^ Husser, Amy (27 February 2016). "Reboot overload? Fuller House only latest in line of nostalgia-inspired TV revivals". CBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2018. Diakses tanggal 19 July 2018. 
Kembali kehalaman sebelumnya