Share to:

 

Resimen Württemberg

Seorang prajurit resimen Württemberg di akhir abad ke-18
Asrama resimen Württemberg di Semarang pada masa Hindia Belanda

Resimen Württemberg (bahasa Jerman: Württembergisches Kapregiment) yang dikenal juga dengan Tentara Kontrakan adalah satu resimen berisi orang Jerman asal Württemberg yang dikontrak menjadi tentara Hindia Belanda pada tahun 1790-1808. Resimen Württemberg ini berjumlah 2.000 tentara.

Pasukan ini dibawa ke Batavia oleh Karl Eugen, Adipati Württemberg pada tahun 1787. Karl Eugen sebelumnya pernah dididik secara militer di Berlin oleh Raja Prusia Friedrich II. Namun ketika Perang Tujuh Tahun pecah, Karl Eugen justru mendukung Austria dan melawan Friedrich.

Tujuan Karl Eugen ke Nusantara adalah untuk berdagang dan kedatangannya dikawal oleh pasukan tersebut. VOC melihat kedisiplinan para pasukan Karl Eugen dan tertarik untuk menyewanya. Maka pada tahun 1790, sekitar 2.000 pasukan Resimen Württemberg dikirim ke Jawa tepatnya di Jalan Agus Salim, Semarang. Kedatangan pasukan ini sangat tepat waktu karena VOC kala itu sedang melakukan operasi militer guna menyingkirkan para ulama yang menjadi penasihat Susuhunan Pakubuwono IV dari Surakarta. Jasa pasukan ini juga dibutuhkan ketika VOC bermusuhan dengan Kesultanan Tidore.

Pada tanggal 31 Desember 1799, VOC dibubarkan oleh rezim yang baru yaitu Republik Bataaf setelah terlilit kasus korupsi menahun. Resimen Württemberg kemudian diintegrasikan ke Tentara Kerajaan Hindia Belanda oleh Herman Willem Daendels. Salah satu perwira Resimen Württemberg yakni Kolonel Franz Karl Philip von Winckelmann diangkat sebagai Kepala Staf Tentara Belanda dan pernah mengikuti parade bersama Pangeran Diponegoro muda.

Resimen Württemberg dibubarkan pada tahun 1808 dan banyak dari mantan serdadu dan perwira Jerman menjadi ekspatriat Eropa yang kemudian tinggal dan berkeluarga di Indonesia khususnya di Jawa. Hal ini yang menerangkan bahwa di Indonesia sejak beberapa generasi ada keluarga Indonesia yang mempunyai nama keluarga Jerman.[butuh rujukan]

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya