Rumah Sakit Mata Bali Mandara
Rumah Sakit Mata Bali Mandara (bahasa Inggris: Bali Mandara Eye Hospital, sampai tahun 2013 Australia Bali Memorial Eye Centre atau ABMEC) adalah sebuah rumah sakit oftalmologi klinik dan bedah di Denpasar, Indonesia, yang dibangun untuk mengenang bom Bali 2002. SejarahPembangunan rumah sakit ini adalah bagian dari Pemerintah Australia Bali Paket Pemulihan setelah bom Bali 2002, dan dicapai setelah pengajuan kepada Pemerintah Australia dari The John Fawcett Foundation. Proyek senilai $7 juta ditugaskan oleh AusAID, dengan desain tim yang beranggotakan para ahli dari Australia dan Indonesia, dibuka secara resmi pada tanggal 27 juli 2007[1] dan mulai mengobati pasien pada 1 Oktober 2007.[2] Rumah sakit ini dimiliki dan dikelola oleh Provinsi Bali Dinas Kesehatan dan dioperasikan dalam kerjasama dengan the John Fawcett Foundation dan Indonesia Lengan, Yayasan Kemanusiaan Indonesia.[3][4] Pemerintah Australia menyerahkan ABMEC untuk Pemerintah Indonesia pada 13 Oktober 2015,[5] sementara nama "Bali Mandara rumah Sakit Mata".[6] Staf dari Lions Eye Institute di Perth, Australia Barat, yang berperan dalam mendirikan Pusat. Lembaga itu direktur keperawatan, Elizabeth Zambotti, ditugaskan fasilitas setelah memainkan peran kunci dalam perkembangannya, sementara direktur Institute Profesor Ian Polisi mengawasi pelatihan Indonesia dokter mata oleh LEI staf. Dalam dua hari pertama 160 Indonesia pasien terlihat dan selusin operasi katarak yang dilakukan di Indonesia oleh dokter mata. FasilitasRumah sakit ini memiliki fasilitas pelatihan dengan digital imaging mengajar kapasitas untuk meningkatkan keterampilan bedah muda Indonesia dan Australia lulusan dokter mata, menyediakan untuk pertukaran akademis antara Indonesia dan Australia dokter mata dan peserta pelatihan. Teater memberikan pencitraan digital dari pandangan mikroskopis dari operasi mata untuk menangkap, ulangan dan analisis. Basah lab juga memiliki video pencitraan fasilitas untuk mengajar. Hal ini direncanakan untuk mengembangkan klinik khusus di Pusat glaukoma dan retinopati diabetes yang terus meningkat di masyarakat Bali. Rumah sakit ini juga memiliki optometri fasilitas dengan dasar manufaktur dan perakitan kapasitas untuk memenuhi hampir 70 persen pasien miskin yang mendapatkan manfaat dari perbaikan gelas. Dalam hal terjadi bencana alam di Bali, 2.500 meter persegi bangunan dua lantai ini juga memiliki potensi untuk menjadi yang pertama-tingkat trauma centre, karena memiliki dua teater/tiga-meja bedah kapasitas dan kualitas tinggi sterilisasi, x-ray dan usg fasilitas. Dua ponsel mata unit bedah yang terpasang ke Pusat dan menutupi daerah-daerah terpencil di Bali. Masing-masing tim mobile clinic dengan salah satu dokter bedah mata, empat perawat dan dua sopir dapat memeriksa lebih dari 18.000 orang dengan masalah mata per tahun dan melakukan sekitar 1.200 operasi katarak. Referensi
|