Sadoso Sumosardjuno merupakan seorang dokter spesialis olahraga. Sebelum menjadi dokter spesialis olahraga, Ayah Sadoso meninggal saat ia masih di SMP, sehingga membuat ia merasa pesimistis untuk menjadi dokter karena khawatir tidak ada yang membiayainya, padahal ayahnya sangat ingin Sadoso menjadi dokter. Ayah Sadoso tewas akibat peristiwa PKI pada tahun 1948.
Ikatan Dinas dari pemerintah menjadi peluang bagi Sadoso untuk memulai kariernya sebagai dokter, Ia berhasil menyelesaikan kuliahnya di Fakultas kedokteran UGM, dan menjadi asisten dosen sejak berada di tingkat dua.
Tahun 1963, Sadoso mendapatkan tugas sebagai dokter di klinik Gelora Senayan, Jakarta. Sadoso memutuskan agar lebih fokus menjadi spesialis kedokteran olahraga. Ia menjadi salah satu dokter spesialis olahraga di negeri ini yang mendapat sertifikat FIMS. Sejak 1975, ia menjadi pemegang sertifikat pendidikan khusus kedokteran olahraga dari komite Olimpiade internasional.
Menjadi dokter spesialis olahraga tentu membuat Sadoso banyak berurusan langsung dengan atlet nasional. Bahkan terkadang ia ikut mendampingi rombongan atlet yang bertanding ke luar negeri. Menurutnya, hambatan atlet Indonesia agar dapat meraih prestasi tinggi adalah karena negara Indonesia yang masih berkembang, ekonomi yang belum merata dan atlet yang masuk ke pusat pelatihan dalam kondisi gizi yang kurang baik.
Kini, ia aktif menjadi penulis tetap mingguan Bola, suplemen harian Kompas.[1]
Bibliografi
- ^ APA & SIAPA sejumlah orang Indonesia 1985-1986. Tempo (Jakarta, Indonésie) (edisi ke-Cet. 1). Jakarta: Grafiti Pers. 1986. ISBN 979-444-006-X. OCLC 37095471.