Sandy Winarta
Sandy Winarta lahir di Denpasar, Bali dan merupakan seorang musikus drum berkebangsaan Indonesia lulusan New School for Jazz and Contemporary Music di Manhattan, New York. Sandy telah menjadi langganan tampil dalam berbagi festival musik Jazz di Indonesia, namun Sandy juga telah tampil di New York, Canada, Ukraina, Jepang, Australia, Tiongkok, Vietnam, Malaysia dan Singapura. Selain dalam Sandy Winarta Quartet, Ia juga tampil dengan berbagai musisi berskala nasional dan internasional, diantaranya Indra Lesmana, Bubi Chen, Charlie Haden Liberation Music Orchestra, Everette Harp, Maurice Brown, Omar (pemenang Grammy Award), Everette Harp, Hadrien Feraud, David Garfield (George Benson, TOTO), Magnus Lindgren (pemenang Grammy Award), Roger Burns, Kash Killion (Sun Ra Orchestra), Joey Alexander, Barry Likumahuwa dan Pitoelas Big Band. Latar BelakangSandy Winarta mengawali perkenalannya dengan musik ketika masih berusia 6 tahun, di mana Ia mulai berlatih piano klasik. Sandy kemudian menemukan bakatnya ketika menginjak usia 17 tahun disaat Ia mulai mengenal alat musik drum. Ini diawali dari ketertarikannya pada bunyi yang diciptakan oleh instrumen tersebut yang kemudian mengarahkan Sandy menjajaki pendidikan musik di the Australian Institute of Music, Sydney, Australia pada tahun 2000. Setelah lulus sebagai sarjana dalam musik, Sandy kembali ke Indonesia dan mengawali kariernya sebagai musikus sesi dan rekaman, dan tampil bersama dengan berbagai musisi nasional dan internasional dari berbagai aliran musik. Sejak September 2014 sampai dengan April 2015, Sandy mendapatkan beasiswa untuk belajar di the New School for Jazz and Contemporary Music di Manhattan, New York. Selama kurun waktu ini, Sandy belajar bersama berbagai pemusik Jazz legendaris seperti Reggie Workman (John Coltrane), Joe Martin (Gilad Hekselmann Trio, Chris Potter), Amir Ziv (Cyro Baptista, Billy Martin), Arman Donelian (Billy Harper), Charlie Persip (Dizzy Gillespie), Allison Miller (Kenny Baron, Dr. Lonnie Smith), Ben Allison (Steve Cardenas) dan David Gibson (Count Basie Orchestra). Perjalanan KarierSandy telah bermain bersama World Peace Orchestra, Tony Monaco Trio, Maurice Brown, Oran Etkin (pemenang Grammy Award), Dwiki Dharmawan, Toninho Horta, Balawan Trio, Andy Suzuki, Steve Thornton dan Sadao Watanabe. Selain sempat bermain di berbagai program seperti Indonesian Idol dan Asian Show, Sandy merupakan seorang yang dipertimbangkan sebagai seorang yang ahli di dalam musik, telah terlibat dalam berbagai proyek serta kegiatan pendidikan drum, Jazz drumming untuk lebih spesifik pada websitenya bisadrum.com. Ia juga kerap diundang untuk memberikan lokakarya di berbagai institut dan sekolah musik diantaranya IMI, IMDI dan Farabi. Festival MusikSandy telah tampil di Java Jazz Festival dengan Trisum (Tohpati, Dewa Budjana dan Balawan) serta Dewa Budjana Quintet. Sedangkan pada tahun 2007, tampil di Quebec City Summer Festival, Canada bersama dengan Balawan Trio. Kerap tampil di dalam beragam ajang festival, Sandy telah secara berkala tampil di berbagai acara regional diantaranya JakJazz Festival, Java Jazz Festival, Kuala Lumpur International Jazz Festival, Ambon Jazz Festival, Mosaic Music Festival, Jazz Traffic Festival, Bali Live Festival, Jazz Traffic Festival, Kuala Lumpur International Jazz Festival, Ambon Jazz Festival, Borneo Jazz Festival, Bangkok Jazz Festival, Jazz Reload Singapore dan telah tampil dengan beragam pemusik diantaranya Indra Lesmana, Bubi Chen, Charlie Haden Liberation Music Orchestra, Maurice Brown, Omar (pemenang Grammy Award), Everette Harp, Hadrien Feraud, David Garfield (George Benson, TOTO), Magnus Lindgren (pemenang Grammy Award), Roger Burns, Kash Killion (Sun Ra Orchestra), Joey Alexander, Barry Likumahuwa, Pitoelas Big Band, Tony Monaco Trio dan Nita Aartsen. Sandy Winarta Quartet/ TrioSandy Winarta Quartet dan Sandy Winarta Trio kerap mengisi berbagai ajang festival dan acara. Pada tahun 2014, Sandy Winarta Quartet merilis album Tribute to Bubi Chen,[1] yang ada unsur romantisisme untuk mengenang seorang tokoh penting jazz negeri ini sebuah penghormatan untuk seniman jazz yang meninggal pada 16 Februari 2012 dalam usia 74 tahun. Sandy Winarta Quartet dalam album ini adalah Sandy, Doni Sundjoyo (bas), Johanes Radianto (gitar), dan Ade Irawan (piano), plus penyanyi tamu Sierra Soetedjo. . Label: Platinum Record 2014. LLWLLW terbentuk pada pertengahan tahun 2010 dan merupakan singkatan yang diambil dari nama belakang ketiga personilnya, yakni Indra Lesmana (keys), Barry Likumahuwa (bass) dan Sandy Winarta (drum). LLW mengeluarkan album bertajuk Love Life Wisdom pada April 2011 dan masuk peringkat 18 di Most Downloaded Album Charts di iTunes. LLW sempat tampil ke berbagai festival jazz dan juga tampil di sebuah klub jazz ternama dunia, Blue Note di Tokyo, Jepang pada tahun 2011, pada tahun yang sama LLW tampil di Java Jazz Festival dengan turut menampilkan Maurice Brown (pemenang Grammy Award). Pada bulan Juni 2012, kembali tampil di Blue Note, Tokyo dengan Everette Harp dan Indra Lesmana quartet. Pada tahun 2013, Sandy memutuskan untuk keluar dari LLW. Karma Jazz TrioPada tahun 2012 terbentuk Karma Trio, yang beranggotakan Erik Sondhy (rhodes), Sandy Winarta (drum) dan Indra Gupta (bass). Dan menghasilkan album bertajuk Karma yang memuat tiga track free improvisation yang berisikan elemen jazz serta nuansa gamelan Bali pada scale yang digunakan serta pada beat rhythm. SarimanoukTercetusnya nama Sarimanouk atas grup ini tampaknya memiliki alasan historis sekaligus geografis. Menurut sejarah, Sarimanok adalah sebuah bahtera yang digunakan oleh para pelaut Bali ketika mengarungi samudera ke tanah Madagaskar pada abad ke-1 Masehi. Berdasarkan mitologi Bali, “Sarimanok” merupakan nama sejenis burung yang dikeramatkan. Bukanlah suatu kebetulan bahwa Sarimanouk Quartet terdiri dari tiga musikus Indonesia dan seorang musisi Madagaskar. Berangkat dari orakel yang sama tentang kekinian, akhirnya kuartet ini terbentuk. Grup ini digawangi oleh empat musisi belia; peniup saksofon dari Madagaskar, Ramiandriosa Faralahiherivolannirina Andrianolazaina alias Talafaral, Julian Abraham Marantika (piano), Yudo Nugroho Doni Sundjojo (kontrabas) dan Sandy Winarta (drum). Sarimanouk merupakan album pertama, berisi delapan buah trek bergaya jazz modern sarat improvisasi konseptual yang digarap secara khusyuk.[2] W/ H/ A/ T QuartetNama W/ H/ A/ T Quartet sendiri terambil dari inisial keempat personilnya; Winarta/ Hanuraga/ Arshad/ Tjhin. W/ H/ A/ T Quartet terdiri dari Riza Arshad, Sri Hanuraga, Indrawan Tjhin, dan Sandy Winarta. W/ H/ A/ T Quartet melahirkan sebuah album Jazz bertajuk No Words,[3] yang terwujud atas ucapan seorang komposer/ pengarang/ kritikus musik/ ilustrator asal Jerman E.T.A. Hoffmann (1776-1822), “Wo die Sprache aufhört, fängt die Musik an.” yang diterjemahkan dengan "Saat kata-kata beranjak pergi, [maka dari itu] musik hadir". Sebuah proposisi untuk menegaskan bahwa musik dapat menakwilkan apa yang tak sanggup tergambar oleh kata-kata. Bertolak dari pernyataan tersebut, album No Words ini seolah bermaksud mendobrak belenggu tekstual lewat olah bunyi dalam tujuh trek atraktif:
Diskografi
Penghargaan dan Nominasi50 Drummer Terbaik Indonesia versi Majalah Rolling StonePada tahun 2010 Sandy Winarta terdapat di dalam daftar 50 Drummer Terbaik Indonesia versi Majalah Rolling Stone. Jazz Drummer Zildjian AwardPada tahun 2012 Sandy Winarta mendapatkan penghargaan Jazz Drummer dari Zildjian. Partisipan Master Jam Festival UkrainePada Juni 2013, Sandy diundang untuk turut berpartisipasi dalam MasterJam Fest di Ukraina, yang merupakan salah satu festival jazz internasional ternama. Sandy merupakan satu-satunya drummer yang merepresentasikan Asia yang diundang untuk berpartisipasi dalam festival tersebut. Referensi
Pranala luar
|