Sang Hyang Widhi
Sang Hyang Widhi (disebut juga sebagai Acintya atau Sang Hyang Tunggal) adalah sebutan bagi Tuhan yang Maha Esa dalam agama Hindu Dharma masyarakat Bali dan Jawa. Dalam konsep Hinduisme, Sang Hyang Widhi dikaitkan dengan konsep Brahman. Dalam bahasa Sanskerta, 'Acintya' memiliki arti 'Dia yang tak terpikirkan,' 'Dia yang tak dapat dipahami,' atau 'Dia yang tak dapat dibayangkan.'[1] Filosofi"Hyang" merupakan sebutan untuk keberadaan spiritual memiliki kekuatan supranatural, bagaikan matahari di dalam mimpi. Kedatangannya dalam hidup seseorang memberikan kesenangan tanpa jeda dalam waktu lama yang tak dapat dibedakan antara mimpi dan realita. Orang-orang Indonesia umumnya mengenal kata ini sebagai penyebutan untuk penyebab keindahan, penyebab semua ini ada (pencipta), penyebab dari semua yang dapat disaksikan, atau secara sederhana disebut Tuhan. Definisi EtimologiSang Hyang Widhi, berasal dari akar kata "Sang", "Hyang", dan "Widhi".
DharmaDharma adalah pustaka atau sarana belajar manusia untuk mengerti dan memahami semua pengetahuan untuk menyelesaikan ketidaktahuan. Dharma ini pun menjadi jalan untuk dapat memahami kemahakuasaan, termasuk memahami 'Sang Hyang Widhi'. Dharma ini secara nyata adalah lingkungan manusia, dari yang menyusun manusia itu sendiri hingga hal-hal di luar manusia. Sang Hyang WidhiSecara deskriptif, makna Sang Hyang Widhi tidak cukup untuk diungkapkan dengan beberapa kalimat. Namun, dengan adanya dharma, semua orang dapat memahami makna sang hyang widhi ini secara utuh. Bahwa sang hyang widhi dipahami pertama melalui terlihatnya matahari di dalam mimpi seseorang, yang memberikan kesenangan luar biasa atau kesenangan tertinggi dari yang pernah dia rasakan. Kesenangan atau kebahagiaan ini berlanjut beberapa hari tanpa jeda. Namun, seseorang tidak dapat melihat matahari di dalam mimpi jika di dalam kenyataan ini dia tidak perhatian dengan matahari dan perkembangan hari siang dan malam. Sang Hyang Widhi secara sederhana berarti dia yang memancarkan widhi atau penghapus ketidaktahuan. Dengan batasan media yang berupa cahaya, maka sang hyang widhi adalah sumber cahaya. Sumber cahaya ini berupa matahari atau sumber cahaya lain. Dengan demikian, dengan membatasi bentuk widhi berupa cahaya, sang hyang widhi adalah sumber cahaya. Lihat juga |