Sari Lenggogeni
Sari Lenggogeni, S.E., M.M., Pg.Dipl., Ph.D (lahir 14 Oktober 1979) adalah seorang akademisi dan pakar pariwisata Indonesia yang saat ini menjabat sebagai Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumatera Barat. Ia kerap memberikan masukan terhadap perencanaan dan kebijakan pariwisata, khususnya di Sumatera Barat.[1][2][3] Sehari-hari, ia mengajar di Universitas Andalas (Unand). Ia juga menjabat sebagai Direktur Pusat Studi Pariwisata Universitas Andalas (Unand) yang ia dirikan sejak 2015 sampai sekarang.[1] PendidikanSelepas lulus dari SMA Negeri 1 Padang (1998), Sari kuliah di Fakultas Ekonomi Unand dan lulus pada 2002. Pada 2004, ia melanjutkan pendidikan magister dengan konsentrasi manajemen di Universitas Indonesia. Tamat S-2, ia mengajar di Unand sebagai dosen PNS. Ia pernah dipercaya menjadi Ketua Program Studi Internasional Fakultas Ekonomi (2007–2011) dan Sekretaris Program Studi S-2 Magister Manajemen (2014–2022).[1] Ketertarikannya dengan dunia pariwisata dimulai sejak 2001, setelah ia menjuarai ajang Uda Uni Padang Pariaman dan menjadi duta pariwisata Sumatera Barat. Pada 2008, ia mengambil postgraduate diploma dengan konsentrasi pemasaran perhotelan di Maastricht School of Management, Belanda. Kuliahnya dibiayai pemerintah Belanda lewat program beasiswa Nuffic. Lalu, ia melanjutkan studi doktoral dengan konsentrasi pariwisata di School of Tourism Universitas Queensland, Brisbane, Australia pada 2011.[1] KiprahSetelah menyelesaikan S-3 pada 2013, ia kembali ke Kota Padang untuk mengaktualisasikan ilmu yang bertahun-tahun ia timba di bidang pariwisata. Pada 2015, ia mendirikan Pusat Studi Pariwisata Unand sekaligus menjabat sebagai direktur lembaga tersebut.[1] Sambil tetap mengajar, ia terlibat aktif dalam upaya pengembangan pariwisata. Misalnya, ia mendorong Pemerintah Kota Padang memanfaatkan pertemuan KTT Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) di Padang sebagai ajang promosi pariwisata. Saat itu, Sari mengusulkan pembangunan monumen memorabilia di Pantai Padang agar penyelenggaraan iven itu dapat terus dikenang.[1] Lekat tangan Sari lainnya termasuk mengenalkan konsep lebaran aman dan desa wisata yang diadopsi pemerintah daerah di Sumatra Barat. Pada masa pandemi Covid-19, ia ikut menjadi inisiator gerakan Kawal Covid-19 dan mendorong penerapan protokol kesehatan di destinasi wisata. Kiprah Sari di dunia pariwisata membuatnya dipercaya Pemerintah Sumatra Barat memimpin BPPD Sumatra Barat sejak 26 Maret 2022.[2] Di kancah nasional, Sari Lenggogeni pernah menjadi staf ahli Komite Ekonomi Industri Nasional (2016–2018), konsultan pada program sinergi pariwisata Kementerian BUMN (2016–2017), dan tim ahli pariwisata berkelanjutan Kementerian Lingkungan Hidup (2017).[2] Bersama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Sari Lenggogeni menggagas penyelenggaraan World Islamic Entrepreneur Summit (WIES) sekaligus menjadikan Sumatera Barat sebagai tuan rumah penyelenggaraan perdana WIES pada 6–9 September 2023.[4] Kegiatan tersebut dihadiri oleh delegasi 20 negara dan dibuka oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin.[5] Rangkaian WIES 2023 mencakup G2G Summit, Travel Mart & Exhibition, ASEAN Youth Digital Fest, Women-Preneurship Modest Fashion, Pameran UMKM, Padang KulineRun, dan West Sumatra Halal Market. WEIS menciptakan peluang terjadinya transaksi dagang antara delegasi dengan pengusaha UMKM yang ada di Sumatera Barat. Jumlah UMKM di Sumatera Barat merupakan yang terbanyak di Indonesia di luar Jawa dengan total 621.315 UMKM pada tahun 2022.[6][7] Gagasan dan karya tulisSoal pariwisata daerah, Sari Lenggogeni menekankan konsep DNA pariwisata. Gagasan ini, jelas Sari, menekankan konsep pariwisata berbasis kearifan lokal. Sebab, selama ini masyarakat kerap mengabaikan identitas lokal, yang sebetulnya punya potensi pariwisata berkelanjutan. Kecintaan pada nilai-nilai lokal mesti digencarkan apabila Sumatera Barat ingin dikenal sebagai daerah pariwisata yang memberikan pengalaman tersendiri bagi pelancong yang datang.[2] Sejauh ini, Sari telah menelurkan puluhan karya tulis ilmiah yang tersebar di berbagai jurnal bereputasi internasional. Salah satunya menjadi kontributor dalam buku Ensiklopedia Pariwisata Dunia yang dieditori oleh Jafar Jafari dari University of Wisconsin, Amerika Serikat. Pada 2015, ia meraih penghargaan sebagai pemakalah terbaik dalam Konferensi Internasional tentang Manajemen Bisnis dan Teknologi Informasi di Singapura. Selain itu, ia juga sering menjadi pembicara dalam seminar dan pertemuan internasional untuk membahas isu pariwisata.[1] Referensi
|