Senyawa apitDalam kimia organologam, sebuah senyawa apit adalah senyawa kimia yang menampilkan logam yang diikat oleh ikatan kovalen haptik pada dua ligan arena. Arena memiliki rumus kimia CnHn, dan turunan tersubstitusinya (misalnya Cn(CH3)n) dan turunan heterosiklik (misalnya BCnHn+1). Oleh karena logam biasanya berada di antara dua cincin, maka logamnya disebut ter-apit. Kelompok khusus kompleks apit adalah metalosena. Istilah senyawa apit diperkenalkan dalam tata nama organologam pada pertengahan 1950an dalam makalah yang disusun oleh J.D. Dunitz, L.E. Orgel and R.A. Rich, yang mengkonfirmasi struktur ferosena berdasarkan kristalografi sinar-X.[1] Struktur tepatnya telah diajukan beberapa tahun sebelumnya oleh Robert Burns Woodward dan Ernst Otto Fischer secara terpisah. Struktur tersebut membantu menjelaskan teka-teki mengenai konformer ferosena, molekul menampilkan atom besi yang terapit di antara dua cincin paralel siklopentadienil. Hasil ini lebih lanjut membuktikan keampuhan kristalografi sinar-X dan percepatan pertumbuhan kimia organologam.[2] Golongan senyawa apitAnggota yang paling terkenal adalah metalosena dengan rumus M(C5H5)2 di mana M = Cr, Fe, Co, Ni, Pb, Zr, Ru, Rh, Sm, Ti, V, Mo, W, Zn. Spesies-spesies ini juga disebut kompleks bis(siklopentadienil)logam. Arena lain dapat juga bertindak selaku ligan.
Kompleks apit bahkan dikenal pula mengandung ligan anorganik, seperti Fe(C'[3] '"; dan [(P5)2Ti]2−.Senyawa setengah apitSenyawa monologam setengah apitMetalosena yang mengandung ligan organik planar yang berikatan hanya di satu sisi, bukan dua, merupakan anggota keluarga besar senyawa setengah apit. Contoh yang paling terkenal mungkin metilsiklopentadienil mangan trikarbonil. Spesies ini terkadang disebut sebagai senyawa bangku piano, setidaknya ketika terdapat tiga ligan diatomik tambahan pada "dudukan" hidrokarbon bangku piano. Nama ini diberikan karena adanya kemiripan bentuk struktur dengan "bangku", yang dudukannya adalah senyawa organik planar, contohnya, benzena atau siklopentadiena, dan kaki bangku adalah ligan seperti CO atau alil.[4][5] Senyawa setengah apit dwilogamSenyawa seperti dimer siklopentadienil besi dikarbonil dan dimer siklopentadienil molibdenum trikarbonil dapat dipertimbangkan sebagai kasus khusus senyawa setengah apit, kecuali bahwa mereka adalah dwilogam.[4] Spesies dengan struktur terkait adalah [' '";. Apitan multidekKompleks apit multidek (multidecker sandwich complex) pertama adalah kompleks dikation tris-siklopentadienil dwinikel [Ni2Cp3](BF4)2. Sejak diketemukannya, banyak senyawa apit multidek terkait yang telah ditemukan, terutama tripel dek.[6] Suatu metode serba guna melibatkan pengikatan Cp*Ru+ sebagai prapembentukan kompleks apit.[7] Apitan terbalikDalam senyawa anti-dwilogam ini, logam ditemukan dijembatani oleh sebuah cincin karboksilat tunggal. Contohnya {(THF)3Ca}2(1,3,5-trifenilbenzena)[8] dan {(Ar) Sn}2COT. Senyawa apit ganda dan multilogamKeluarga senyawa apit lainnya, melibatkan lebih dari satu logam yang terapit di antara dua cincin karbosiklik. Contoh senyawa apit ganda antara lain V2(indenil)2,[9] Ni2(COT)2[10] dan Cr2(pentalena)2. Gambar di bawah adalah contoh senyawa apit multilogam, yang memiliki empat atom paladium yang terhubung dalam suatu rantai apitan di antara dua unit perilena.[11] Ion lawannya adalah tetraarilborat yang berukuran limbak. AplikasiFerosena dan metilsiklopentadienil mangan trikarbonil telah digunakan sebagai zat antiketuk. Metalosena tekuk dengan inti zirkonium dan hafnium adalah pra-katalis yang efektif untuk polimerisasi propilena. Banyak senyawa apit rutenium, seperti yang diturunkan dari dimer (simena)rutenium diklorida ((cymene)ruthenium dichloride dimer) mengkatalisis hidrogenasi transfer, suatu reaksi yang bermanfaat dalam sintesis organik.[12] Referensi
|