Seollal
Tahun Baru Korea (Korea: Seollal (설날) atau Gujeong (舊正) adalah hari raya rakyat Korea yang terbesar dan terpenting.[1] Seollal dirayakan secara meriah sehingga hari libur berlangsung selama 3 hari karena dianggap lebih penting daripada hari tahun baru kalender Gregorian.[2] Walaupun tidak terlalu populer, istilah Seollal juga berarti Yang-nyeok Seollal (양력설날, tahun baru kalender Gregorian) atau Shinjeong (신정). Seollal jatuh pada tanggal yang sama dengan Tahun Baru Imlek, kecuali ketika bulan baru muncul antara jam 15:00 UTC (tengah malam waktu Korea) dan 16:00 UTC (tengah malam waktu Tiongkok). Dalam kasus ini (rata-rata terjadi 24 tahun sekali), bulan baru akan muncul "keesokan harinya" di Korea dibanding di Tiongkok, dan Seollal akan dirayakan sehari setelah Imlek di Tiongkok. Tradisi keluargaSebelum tahun baruHari terakhir bulan 12 Kalender Korea dinamakan seotdal geumeum dan malam sebelum tahun baru dinamakan jeya atau jeseok. Karena merupakan hari yang terakhir, sebisa mungkin orang-orang akan melunasi semua utang dan pembayaran serta berhenti menagih utang sampai tanggal 15.[1] Pada jeseok, rumah tangga sibuk mempersiapkan tahun baru sampai tengah malam dan saling memberi hadiah akhir tahun berupa makanan dan minuman yang enak-enak kepada kerabat. Tradisi ini dinamakan sechan atau hadiah makanan. Pada hari pertamaPada pagi hari tahun baru, seluruh anggota keluarga, orang tua, pemuda-pemudi, pria dan wanita setelah mandi di pagi hari, mengenakan baju baru untuk menyambut tahun baru. Tradisi ini dinamakan seolbim.[1] Setelah itu mereka akan melaksanakan ritual jesa jeongjo charye, yakni memberi salam kepada leluhur. Jeongjo charye merupakan jesa yang khusus untuk hari raya Seollal. Di pagi tahun baru Seollal, setiap rumah menyajikan sesajen berupa makanan dan arak di depan altar yang menyimpan papan nama leluhur mereka.[1] Setelah itu mereka bersujud untuk memberi hormat.[1] Setelah itu mereka mengunjungi dan memberi salam tahun baru (sebae) kepada kakek-nenek, orang tua, saudara yang lebih tua dan tetangga. Anak-anak mengucapkan salam tahun baru sambil membungkukkan badan "saehae bok manhi badeuseyo" (새해 복 많이 받으세요) yang artinya semoga mendapat banyak keberuntungan tahun baru.[3] Orang tua menerima kunjungan dan salam dari anak-cucu serta saudara-saudara yang lebih muda. Sementara itu, setelah memberi salam tahun baru kepada orang tua dan kakek-nenek, para pemuda baru boleh bertemu dan berkumpul. Sudah menjadi tradisi pada tahun baru, para tamu dihibur dan disajikan makanan. Untuk orang dewasa biasa disajikan minuman keras, dan anak-anak diberi orang tuanya angpao (sebaetdon), kue dan buah-buahan. Orang yang sedang dalam masa berkabung selama satu atau dua tahun tidak melakukan kunjungan pada saat tahun baru, melainkan hanya menerima kunjungan saja. Pada saat tahun baru, orang-orang berbicara dan mengungkapkan harapan dan hal-hal yang baik-baik, seperti mengharapkan kesehatan dan cita-cita.[1] Ini dinamakan deokdam atau ungkapan harapan yang baik. Permainan tradisionalBanyak orang bermain permainan tradisional seperti Yut, permainan kartu Go-Stop, gasing, layangan dan jaegi chagi. Perempuan bermain neolttwigi. Hidangan dan minuman tahun baruHidangan dan minuman tahun baru Seollal dinamakan seol-eumsik dan seol-sul. Seol-eumsik adalah istilah untuk semua jenis makanan yang disajikan pada hari itu. Masakan yang harus ada adalah sup kue beras atau tteokguk. Minuman keras yang dingin disajikan pada hari pertama bermakna keluarga akan menyambut datangnya musim semi. Tteokguk dibuat dengan cara menumbuk adonan tepung beras yang sudah direbus dengan palu besar. Kemudian dibentuk menjadi gulungan yang dipotong bulat panjang yang akan direbus dalam kaldu daging, disajikan dengan daging sapi dan daging burung pegar. Sup ini juga disajikan sebagai sesajen jeongjo charye. Anak laki-laki ditanya umurnya dengan pertanyaan ”Sudah berapa mangkuk tteokguk yang sudah kamu makan?”, yang bermakna sudah berapa kali ia merayakan tahun baru. Pada hari tersebut banyak warga yang berwisata ke berbagai tempat di seluruh negeri, yang paling banyak dikunjungi antara lain pesisir timur provinsi Gangwon untuk menyaksikan terbitnya matahari pertama pada tahun baru.[3] Tradisi seollal pada era Dinasti Joseon
Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|