Share to:

 

Serangan Marshall-Gilbert

Serangan Marshall-Gilbert adalah serangan udara dan laut oleh angkatan laut Amerika Serikat terhadap garnisun Jepang di Kepulauan Marshall dan Kepulauan Gilbert pada tanggal 1 Februari 1942. Garnisiun Jepang berada di bawah komando Shigeyoshi Inoue. Angkatan laut Amerika berada di bawah komando William Halsey, Jr.

Penyerangan

Penyerangan dilaksanakan oleh dua satgas kapal induk Amerika Serikat.

Pesawat dari Task Force 17, dipimpin oleh Laksamana Muda Frank Jack Fletcher dan berpusat di kapal induk USS Yorktown, menyerang pulau Jaluit, Mili, dan Makin (Butaritari). Pesawat-pesawat dari Yorktown menyebabkan kerusakan yang lumayan pada instalasi-instalasi Angkatan Laut Jepang di pulau-pulau tersebut dan menghancurkan tiga pesawat. Tujuh pesawat dari Yorktown jatuh, juga sebuah pesawat apung dari salah satu kapal penjelajah Task Force 17.

Pesawat-pesawat dari Task Force 8, dipimpin oleh Halsey dan berpusat di kapal induk USS Enterprise, menyerang Kwajalein, Wotje, dan Taroa. Pada saat yang sama, kapal-kapal penjelajah dan perusakmembombardir Wotje dan Taroa. Serangan tersebut menyebabkan kerusakan ringan sampai sedang pada tiga garnisun Angkatan Laut di ketiga pulau tersebut, mengaramkan tiga kapal perang kecil dan merusak beberapa lainnya, termasuk penjelajah ringan Katori, dan menghancurkan 15 pesawat Jepang. Penjelajah berat Chester terkena bom Jepang dan menderita kerusakan ringan, dan enam pesawat dari Enterprise jatuh. Task Force 8 dan 17 mundur dari wilayah tersebut setelah menyelesaikan serangan mereka.

Kesudahan dan makna serangan

Serangan ini memiliki hanya sedikit memiliki pengaruh strategis jangka panjang. Angkatan Laut Jepang mengirim dua kapal induk untuk mengejar Task Force 8 dan 17, tapi segera membatalkannya dan melanjutkan dukungan mereka dalam penaklukan Filipina dan Hindia Timur Belanda yang sedang berlangsung dengan sukses. Namun,serangan tersebut membakar semangat Angkatan Laut Amerika Serikat dan rakyat Amerika yang masih berduka atas serangan ke Pearl Harbor dan direbutnya Pulau Wake. Serangan tersebut juga memberikan pengalaman berharga dalam operasi udara kapal induk, yang memperkuat kelompok-kelompok kapal induk Amerika Serikat dalam pertempuran selanjutnya melawan pasukan Jepang.[1] Sementara itu, pihak Jepang tampaknya tidak menyadari kalau konsep pertahanan perimeter mereka yang menggunakan garnisun yang tersebar di pulau-pulau memiliki cacat serius dalam hal garnisun-garnisun tersebut terlalu berjauhan untuk dapat saling mendukung pencegahan masuknya pasukan kapal induk musuh. Serangan tersebut, bersama dengan Serangan Doolittle pada bulan April 1942, meyakinkan komandan Armada Gabungan Angkatan Laut Jepang, Isoroku Yamamoto, bahwa beliau perlu memancing kapal-kapal induk Amerika untuk bertempur sesegera mungkin untuk menghancurkan mereka. Rencana Yamamoto tersebut tertuang dalam Pertempuran Midway.

Kutipan

  1. ^ Parshall, Jonathan; Tully, Anthony (2005). Shattered Sword: The Untold Story of the Battle of Midway. Dulles, Virginia: Potomac Books. hlm. 42. ISBN 1-57488-923-0. 

Referensi

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya