Serangan penikaman Wuxi 2024
Pada tanggal 16 November 2024, seorang mantan mahasiswa menikam 25 orang, menewaskan delapan orang, di Institut Seni dan Teknologi Kejuruan Wuxi di Yixing, Wuxi, Jiangsu, Tiongkok.[2] Latar belakangInstitut Seni dan Teknologi Kejuruan Wuxi adalah perguruan tinggi profesi umum negeri penuh waktu yang terletak di Wuxi, Provinsi Jiangsu. Menurut profil perguruan tinggi tersebut, kampus menempati lahan seluas hampir 1.000 meter persegi dan memiliki luas bangunan sekitar 290.000 meter persegi.[3] Hukum Tiongkok mewajibkan semua mahasiswa sarjana terapan untuk bekerja selama satu semester atau lebih.[4] Selama masa tersebut, beberapa perguruan tinggi akan bertindak sebagai mandor dan mengirim siswa ke pabrik-pabrik yang membutuhkan pekerja, sering kali bekerja berjam-jam dengan gaji yang sangat sedikit.[5] SeranganSekitar pukul 18.30 waktu setempat, seorang mantan mahasiswa berusia 21 tahun bernama Xu Jiajin[6] dari Institut Seni dan Teknologi Kejuruan Wuxi melakukan tindakan penikaman di kampus tersebut, menewaskan delapan orang dan melukai 17 orang lainnya, kemudian tersangka ditangkap di tempat kejadian.[7][8] Menurut beberapa sumber media, tersangka bersembunyi di semak-semak di kampus dan kemudian menikam mahasiswa tanpa pandang bulu. Foto-foto di tempat kejadian menunjukkan para korban tergeletak di tanah dengan darah di pakaian mereka. Beberapa mahasiswa mengatakan bahwa teman sekamar mereka ditikam dan menyuruh yang lain untuk tidak keluar. Banyak mahasiswa bersembunyi di asrama mereka dan bahkan menutup pintu mereka dengan kotak pakaian untuk mencegah tersangka masuk.[9][10] Beberapa mobil polisi dan ambulans diparkir di luar kampus, dan petugas polisi masuk dengan tameng di tangan. Tersangka berhadapan dengan polisi di taman bermain kampus dengan pisau, dan mereka mengarahkan senter ke tersangka. Seorang petugas polisi berhasil melumpuhkannya saat dia berada di sisinya, sementara beberapa mahasiswa laki-laki juga maju untuk membantu.[11][12] Sekitar pukul 23.30, Biro Keamanan Masyarakat Kota Yixing melaporkan bahwa tersangka telah ditangkap di tempat dan mengakui kejahatannya.[13] Beberapa korban luka dikirim ke Rumah Sakit Rakyat Yixing di kampus baru.[6][14][7][8] TersangkaTersangka bernama Xu Jiajin, seorang mantan mahasiswa perguruan tinggi berusia 21 tahun.[9][11] AlasanMenurut keterangan polisi, tersangka merupakan mantan mahasiswa perguruan tinggi tahun 2024 dan tidak lulus ujian. Tersangka mengaku "tanpa ragu" melakukan penyerangan tersebut karena marah karena tidak menerima ijazah kelulusannya karena "hasil ujian yang buruk" dan juga karena "tidak puas dengan ongkos ganti rugi untuk magang".[15][1][7][8] Catatan upaya bunuh diri tersangka yang beredar di media sosial berisi pernyataan bahwa dia berutang upah kepada pabrik tempatnya bekerja dan bahwa kampus telah menahan ijazahnya, sehingga dia tidak dapat lulus. Catatan itu juga berisi pernyataan seperti "Aku berharap kematianku akan membawa kemajuan pada undang-undang ketenagakerjaan" dan "hiduplah kaum proletar".[16][17] AkibatKarena serangan itu terjadi lima hari setelah tabrakan mobil di Zhuhai, peristiwa ini mendapat perhatian media di seluruh dunia.[1][7][8][15] Karangan bunga diletakkan di salah satu gerbang masuk kampus tetapi kemudian disingkirkan oleh petugas keamanan.[18] Pihak berwenang Tiongkok menyensor pembahasan daring tentang serangan ini; satu-satunya informasi di internet Tiongkok tentang serangan ini adalah laporan resmi polisi.[19][20] Para wartawan mencoba mewawancarai kepala sekolah, tetapi mendapat tanggapan bahwa pihak sekolah sedang sibuk.[21] Komite Provinsi Jiangsu dari Partai Komunis Tiongkok yang dipimpin oleh Xin Changxing mengadakan pertemuan dan kemudian mengeluarkan pemberitahuan bahwa pasukan polisi harus memberi perhatian besar pada peristiwa ini dan bahwa pengawasan di daerah keramaian harus diperkuat.[22] Hingga 17 November, para korban terluka yang berusia 18–19 tahun sedang dirawat dan penyelidikan masih berlangsung.[1] Lihat pulaRujukan
|