Share to:

 

Sinear

Kota-kota Mesopotamia pada milenium ke-2 SM

Sinear (bahasa Ibrani: שִׁנְעָרŠinʻar, Septuaginta Σεννααρ Sennaar) adalah istilah yang dipakai dalam Alkitab untuk wilayah umum dari Mesopotamia.

Etimologi

Nama tersebut diyakini merupakan kesalahan penyebutan dari kata Ibrani Shene neharot ("dua sungai"), kata Ibrani Shene arim ("dua kota"),[1] atau kata Akkadia Šumeru.

Sayce (1895) mengidentifikasikan Sinear sama dengan nama-nama berikut: Sangara/Sangar yang disebutkan dalam konteks penaklukan Asia oleh Thutmose III (abad ke-15 SM); Sanhar/Sankhar dari surat-surat Amarna (abad ke-14 SM); Singara dari bangsa Yunani; dan Sinjar modern di Mesopotamia Hulu, dekat Sungai Khabur. Selain itu, ia menyatakan bahwa Sinear berada di Mesopotamia Hulu, meskipun Alkitab menyebutkan bahwa tempat tersebut berada di selatan.[2][3] Albright (1924) mengidentifikasikannya dengan Kerajaan Khana.[4]

Alkitab Ibrani

Nama Shinar muncul delapan kali dalam Perjanjian Lama, dimana istilah tersebut merujuk kepada Babilonia.[2] Lokasi Sinear dibuktikan dari deskripsinya yang selaras dengan Babel/Babilon (di utara Babilonia) dan Erech/Uruk (di selatan Babilonia).[2] Dalam Kejadian 10:10, kerajaan Nimrod mulanya adalah "Babel [Babilonia], dan Erech [Uruk], dan Akad, dan Kalne, di tanah Sinear". Ayat 11:2 menyatakan bahwa Sinear tertutup dataran yang menjadi situs Menara Babel usai Air Bah. Setelah Air Bah, putra-putra Sem, Ham, dan Yafet mula-mula menetap di dataran tinggi Armenia dan kemudian bermigrasi ke Sinear.[5]

Dalam Kejadian 14:1,9, Raja Amrafel memerintah Sinear. Sinear kemudian disebutkan dalam Yosua 7:21, Yesaya 11:11, Daniel 1:2, dan Zakaria 5:11, sebagai sinonim umum untuk Babilonia.

Referensi

  1. ^ The New York Review, St Joseph's Seminary, 1907, p. 205.
  2. ^ a b c "SHINAR - JewishEncyclopedia.com". www.jewishencyclopedia.com. 
  3. ^ Sayce, Archibald Henry (1895). Patriarchal Palestine, pp. 67-68.
  4. ^ W. F. Albright, Shinar-Šanḡar and Its Monarch Amraphel. American Journal of Semitic Languages and Literatures 40/2, 1924, 125-133.
  5. ^ Vuibert, Ancient History, 25.
Kembali kehalaman sebelumnya