Share to:

 

Stasiun Ijo

Stasiun Ijo

Bangunan baru Stasiun Ijo yang beroperasi seiring pengoperasian Terowongan Ijo baru
Lokasi
Koordinat7°36′47″S 109°26′45″E / 7.61306°S 109.44583°E / -7.61306; 109.44583
Ketinggian+25 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (satu peron sisi yang dan dua peron pulau yang sama-sama agak tinggi; tidak ada peron pulau di antara jalur 2 dan 3)
Jumlah jalur4 (jalur 2 dan 3: sepur lurus)
LayananHanya untuk penyusulan antarkereta api.
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiIII/kecil[2]
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Layanan pelanggan Musala Toilet 
Tipe persinyalan
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Ijo (IJ) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di Bumiagung, Rowokele, Kebumen; pada ketinggian +25 meter; termasuk dalam Daerah Operasi V Purwokerto; dan merupakan stasiun yang berada paling barat di Kabupaten Kebumen. Letak stasiun ini tidak jauh dari Jalan GombongGua Jatijajar.[4]

Selain melayani persilangan dan penyusulan antarkereta api, stasiun ini juga berfungsi sebagai pengontrol Terowongan Ijo yang terletak di sisi timur stasiun ini. Terowongan Ijo lama memiliki panjang 580 m—dibangun antara tahun 1885–1886 oleh Staatsspoorwegen—yang menembus perbukitan kapur Gunung Malang. Stasiun beserta terowongan saat itu pernah dijadikan sebagai tempat lokasi pengambilan film Kereta Api Terakhir dan Daun di Atas Bantal.[5] Nama stasiun dan terowongan ini diambil dari sungai bernama sama yang terletak di sebelah barat stasiun.

Stasiun Ijo lama saat itu memiliki tiga jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus. Terkait proyek pembangunan jalur ganda kereta api lintas tengah Pulau Jawa, maka dilakukan pembangunan stasiun dan terowongan baru di sebelah utara bangunan lama. Panjang terowongan baru tersebut sedikit lebih panjang daripada terowongan lama. Pengoperasian stasiun ini sudah dipindahkan ke bangunan stasiun yang baru sejak pengoperasian terowongan yang baru pada 21 April 2020 sehingga stasiun maupun terowongan lama dinonaktifkan dan dijadikan cagar budaya.[6][7] Setelah jalur ganda ruas TambakGombong resmi dioperasikan per 5 Mei 2020, stasiun baru tersebut memiliki empat jalur kereta api dengan jalur 2 merupakan sepur lurus untuk arah Kroya dan jalur 3 merupakan sepur lurus untuk arah Kutoarjo. Selain itu, stasiun baru menggunakan sistem persinyalan elektrik produksi PT Len Industri. Rel pada jalur lama—berupa jalur tunggal—mulai dibongkar sebagian dan sistem persinyalan elektrik yang lama juga telah dibongkar.

Saat ini, tidak ada kereta api yang berhenti di stasiun ini selain penyusulan antarkereta api.

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Susanti, D.M. (Januari 2008). Kajian atas Pengelolaan Pengetahuan dalam Pengoperasian Teknologi Persinyalan Kereta Api (Studi Kasus Daop 2 Bandung) (Tesis S2). Program Magister Studi Pembangunan, Sekolah Arsitektur, Pengembangan, dan Perencanaan Kebijakan, Institut Teknologi Bandung. 
  4. ^ Prasetya, S. (2014). "Ijo (IJ): Akses Termudah Nyepot Foto Terowongan". Majalah KA. 96: 19. 
  5. ^ Majalah Kereta Api, edisi Maret 2009, 32: 10-11.
  6. ^ "Terowongan Kereta 600 Meter akan Dibangun di Proyek Rel Ganda Selatan". detikcom. 2014-05-09. Diakses tanggal 2018-03-08. 
  7. ^ djka.dephub.go.id. "TEROWONGAN IJO, SAMPAI DIMANAKAH PROGRESNYA?". djka.dephub.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-02-13. Diakses tanggal 2020-01-26. 
Stasiun sebelumnya Piktogram dari KA Jarak Jauh Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Tambak Cilacap–Kroya–Kutoarjo–Purworejo Gombong
menuju Purworejo
Kembali kehalaman sebelumnya