Stasiun Pasirjengkol
Stasiun Pasirjengkol (PSJ) adalah stasiun kereta api kelas III/kecil yang terletak di perbatasan antara Desa Sukahaji dengan Desa Sukasono, Sukawening, Garut. Stasiun yang terletak pada ketinggian +674 meter ini termasuk dalam Daerah Operasi II Bandung. Stasiun ini merupakan salah satu dari tiga stasiun yang dipilih oleh KAI untuk dihidupkan kembali sebagai bagian dari program reaktivasi jalur kereta api Cibatu–Garut. Dua lainnya adalah Stasiun Wanaraja dan Stasiun Garut.[3] SejarahStasiun ini dibangun bersamaan dengan pembangunan lintas Cibatu–Garut. Karena pusat pemerintahan Kabupaten Garut agak jauh dari Stasiun Cibatu sebagai stasiun utama di kabupaten ini, maka perlu dibuat lintas cabang. Sehingga, dibangunlah jalur kereta api dari Stasiun Cibatu menuju Stasiun Garut. Jalur ini dibuka bersamaan dengan jalur dari Cicalengka pada tanggal 14 Agustus 1889.[4] Dahulu, saat masih aktif hingga tahun 1980-an, stasiun yang kala itu berstatus sebagai perhentian tidak dilayani[5] ini selalu ramai dikunjungi oleh pengguna jasa angkutan yang hendak bepergian dengan kereta api hingga akhirnya ditutup pada tahun 1983 karena prasarana yang sudah tua, kebocoran pendapatan, dan kalah bersaing dengan mobil pribadi maupun angkutan umum. Spot di jalur ini sebenarnya sangat indah, sehingga menarik perhatian para railfans dari luar negeri untuk menyaksikan aksi lokomotif uap di jalur ini, khususnya di dekade 70-an. Selama masa-masa nonaktifnya, stasiun ini diubah menjadi pangkalan truk. Pintu-pintunya yang mirip dengan Stasiun Leles ditutupi dengan batu bata. ReaktivasiBangunan baru stasiun telah selesai dibangun, sedangkan bangunan lama peninggalan Staatsspoorwegen juga sudah direnovasi. Bangunan baru stasiun ini mirip dengan bangunan baru yang juga dibangun di Stasiun Wanaraja. Overcapping penghubung jalur 1 dan 2 juga dipasang. Tidak hanya itu, karena stasiun ini naik kelas dari halte (perhentian) menjadi stasiun kelas III[butuh rujukan], sistem persinyalan juga dipasang. Sinyal yang digunakan adalah sinyal mekanik.[6][7] Bangunan lama stasiun ini dijadikan sebagai ruang kepala stasiun dan administrasi. Stasiun ini resmi dibuka bersamaan dengan peresmian reaktivasi pada 24 Maret 2022.[8] Bangunan dan tata letakStasiun ini hanya memiliki dua jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus dan berperon sisi. Kedua peron tersebut dibangun cukup tinggi serta diberi kanopi.[9]
Layanan kereta apiLokal (Commuter Line)
InsidenPada tanggal 1 Juli 1952, pukul 17.10, Stasiun Pasirjengkol (saat itu masih berstatus perhentian), dirampok oleh 200 orang berseragam dan bersenjata lengkap. Mereka merampas uang kas sebesar Rp58,50 dan uang pegawai sebesar Rp24,50. Pelakunya diyakini merupakan gerombolan yang terafiliasi dengan DI/TII.[10] Referensi
|