Sekitar tahun 370 M, suku Alan kewalahan menghadapi suku Hun. Mereka pun terbagi menjadi beberapa kelompok, beberapa di antaranya melarikan diri ke barat. Sebagian dari kelompok Alan barat ini bergabung dengan suku Vandal dan suku Suevi dalam invasi mereka terhadap Galia Romawi. Gregorius dari Tours melaporkan dalam catatannya, Liber historiae Francorum ("Buku Sejarah Franka") bahwa raja Alan, Respendial, menyelamatkan suku Vandal dalam sebuah bentrokan bersenjata dengan suku Franka dalam penyeberangan sungai Rhine pada 31 Desember 406 M. Menurut Gregory, kelompok Alan lainnya, dipimpin oleh Goar, menyeberangi sungai Rhine pada masa yang sama, tetapi dengan cepat bergabung dengan Romawi dan menetap di Galia.
Di bawah Biorgor (Biorgor rex Alanorum), suku Alan memeasuki wilayah Galia, hingga masa pemerintahan Petronius Maximus, ketika mereka melintasi Alpen pada musim dingin, dan memasuki Liguria, tetapi dikalahkan, dan Biorgor sendiri terbunuh oleh Ricimer, komandan pasukan Kaisar pada tahun 464 M.[4][5]
Di bawah Goar, suku Alan bersekutu dengan suku Burgundi yang dipimpin oleh Gundaharius, yang bersamanya mereka mengangkat kaisar pemberontak, Jovinus. Di bawah penerus Goar, yakni Sangiban, suku Alan di Orléans memainkan peranan penting dalam menghalau invasi Attila the Hun pada Pertempuran Châlons. Akan tetapi, setelah abad ke-5 M, suku Alan di Galia terjebak dalam perebutan wilayah antara suku Franka dan suku Visigoth, dan akibatnya mereka tak lagi merdeka. Untuk meredakan ketegangan, Flavius Aëtius menempatkan sejumlah besar orang Alan di berbagai wilayah, misalnya di sekitar Armorica. Beberapa kota dengan nama yang kemungkinan terkait dengan 'Alan', misalnya Allainville, Yvelines, Alainville-en Beauce, Loiret, Allaines dan Allainville, Eure-et-Loir, dan Les Allains, Eure, dianggap sebagai bukti bahwa suatu kontingen Alan pernah menetap di daerah Armorica, Brittany.[6] Wilayah pemukiman Alan terkenal lainnya berada di sekitar Orléans dan Valentia.[7]
Pada 418 M (atau 426 M menurut beberapa sejarwawan), raja Alan, Attaces, terbunuh dalam pertempuran melawan suku Visigoth, dan kelompok Alan yang ini selanjutnya meminta kepada raja Vandal Asding, yaitu Gunderic, untuk menjadi pemimpin suku Alan. Identitas etnis suku Alan semasa Respendial yang terpisa-pisah pun mulai lengyap.[8] Meskipun beberapa suku Alan ini diduga tetap berada di Iberia, sebagian besarnya pergi ke Afrika Utara bersama suku Vandal pada 429 M. Para raja Vandal di Afrika Utara pada masa selanjutnya menggelari diri mereka sebagai Rex Wandalorum et Alanorum ("Raja Suku Vandal dan Suku Alan").
Ada beberapa sisa-sisa pengaruh suku Alan di Portugal,[9] contohnya di Alenquer (yang namanya kemungkinan merupakan bahasa Jermanik untuk "Kuil Suku Alan", dari frasa Alan Kerk,[10] dan yang kastilnya kemungkinan didirikan oleh suku Alan. Alaunt masih ditampilkan pada lambang kota itu, pada konstruksi kastil Torres Vedras dan Almourol, dan di tembok kota Lisbon, di mana sisa-sisa kehadiran suku Alan dapat ditemukan di bawah fondasi Gereja Santa Luzia.
Di semenanjung Iberia, suku Alan menetap di Lusitania dan di provinsi-provinsi Cartagina. Mereka terkenal atas jenis anjing Molosser pemburu dan petarung mereka yang besar, yang disebut Alaunt, yang dibawa oleh suku Alan ke Eropa. Jenis anjing ini kini telah punah namun namanya diteruskan oleh jenis anjing di Spanyol yang disebut Alano, yang secara tradisional digunakan untuk berburu babi hutan dan menjaga ternak. Akan tetapi, nama Alano, secara historis telah digunakan untuk sejumlah jenis anjing di beberapa negara Eropa yang diduga berasal dari anjing asli suku Alan, misalnya mastiff Jerman (Great Dane) dan Dogue de Bordeaux dari Prancis, serta beberapa anjing lainnya.
Kaitan dengan bangsa Slav
Beberapa sejarawan berpendapat bahwa kedatangan suku Hun ke stepa Eropa memaksa sebagian suku Alan yang sebelumnya tinggal di sana untuk berpindah ke utara menuju wilayah suku Venede. Di sana kemungkinan suku Alan bercampur dengan suku Balt Barat dan menjadi pendahulu bangsa-bangsa Slav.[11]
Pada 1253 M, seorang biksu Fransiskan bernama William dari Rubruck melaporkan bahwa ada banyak orang Eropa di Asia Tengah. Diketahui pula bahwa sekitar tiga ratus ribu orang Alan menjadi bagian dari garda kerajaan (Asud) di istana Diansti Yuan di Dadu (Beijing). Marco Polo di kemudian hari mengisahkan peran mereka di Dinasti Yuan dalam bukunya Il Milione. Disebutkan bahwa orang-orang Alan tersebut memberikan banyak kontribusi bagi klan Mongol modern, Asud. John odari Montecorvino, uskup agung dari Dadu (Khanbaliq), dilaporkan telah berhasil mengajak banyak orang Alan untuk memeluk agama Kristen Katolik Roma.[14]
^Poll, Walter, "Conceptions of Ethnicity in Early Medieval Studies" Debating the Middle Ages: Issues and Readings, ed. Lester K. Little and Barbara H. Rosenwein, (Blackwell), 1998, pp 13–24) (On-line text[pranala nonaktif permanen]).
^Isaac Newton, Observations on Daniel and The Apocalypse of St. John (1733).
Castritius, H. 2007. Die Vandalen. Kohlhammer Urban.
Golb, Norman and Omeljan Pritsak, Khazarian Hebrew Documents of the Tenth Century. Ithaca: Cornell Univ. Press, 1982.
Hill, John E. 2003. "Annotated Translation of the Chapter on the Western Regions according to the Hou Hanshu." 2nd Draft Edition. [1]
Hill, John E. 2004. The Peoples of the West from the Weilüe 魏略 by Yu Huan 魚豢: A Third Century Chinese Account Composed between 239 and 265 CE. Draft annotated English translation. [2]
Yu, Taishan. 2004. A History of the Relationships between the Western and Eastern Han, Wei, Jin, Northern and Southern Dynasties and the Western Regions. Sino-Platonic Papers No. 131 March 2004. Dept. of East Asian Languages and Civilizations, University of Pennsylvania.