Tahpanhes30°51′38″N 32°10′17″E / 30.86056°N 32.17139°E
Tahpanhes (juga dieja Tahapanes atau Tehaphnehes; dikenal pada budaya Yunani kuno sebagai Daphnae (Δάφναι), sekarang Tell Defenneh) adalah sebuah kota Mesir kuno. Terletak di tepi Danau Manzala pada cabang sungai Tanitic dari sungai Nil, sekitar 26 km (16 mil) dari Pelusium. Situs ini sekarang terletak pada Terusan Suez, kurang lebih 18 mil (29 km) sebelah timur tenggara dari Tanis.[1] SejarahMenurut Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, orang-orang Yahudi dari Yerusalem melarikan diri ke tempat ini sekitar tahun 586 SM dengan membawa serta nabi Yeremia, setelah kematian Gedalya, gubernur atas Yehuda yang diangkat oleh raja Nebukadnezar sesudah Yerusalem dihancurkan, dan menetap di sana selama beberapa waktu (Kitab Yeremia pasal 43 dan 44). Raja Psamtik (Psammetichus) (664–610 SM) membentuk suatu garisun tentara bayaran asing di Daphnae, kebanyakan orang Yunani dari Caria dan Ionia (menurut catatan Herodotus ii. 154). Ketika Naucratis diberi hak monopoli lalu lintak Yunani oleh raja Amasis II (570–526 SM), orang-orang Yunani disingkirkan dari Daphnae dan kemakmurannya tidak pernah lagi pulih. Pada masa hidup Herodotus, di antara reruntuhan yang ditinggalkan masih terlihat bekas-bekas dermaga dan sejumlah bangunan. Catatan AlkitabNama tempat "Tahpanhes" muncul dalam 7 ayat Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen; 6 di antaranya dalam Kitab Yeremia dan satu lagi dalam Kitab Yehezkiel. Dalam teks Masoret, tulisan bahasa Ibrani תחפנחס t-kh-p-n-kh-s dilafalkan dalam Kitab Yeremia, תַּחְפַּנְחֵֽס, takh-pan-khês, menggunakan tanda baca yang berbeda dalam Kitab Yehezkiel, yaitu: תְחַפְנְחֵס֙, ṯe-khap̄-nə-khês, tetapi keduanya merujuk kepada arti dan tempat yang sama. Dalam Septuaginta ditulis "Taphnas"; dalam Alkitab bahasa Koptik ditulis "Taphnes". Arti kata itu dalam bahasa Ibrani adalah: "engkau memenuhi tangan-tangan dengan belas kasihan".[2]
ArkeologiSitus ini ditemukan oleh Sir William Matthew Flinders Petrie pada tahun 1886; saat itu tempat tersebut oleh orang setempat dikenal sebagai "Kastil Putri Yahudi" ("Kasr Bint el-Yehudi"; "Castle of the Jew's Daughter").[8] Ada suatu benteng yang kuat dan ruangan persembunyian. Penemuan utama adalah sejumlah besar pecahan keramik, yang sangat penting untuk menentukan kronologi pengecatan vas bunga, yang dipastikan dari masa antara pemerintahan Psamtik dan Amasis, yaitu pada akhir abad ke-7 sampai awal abad ke-6 SM. Keramik itu menunjukkan ciri-ciri seni Ionia, tetapi bentuk dan detail lainnya menunjukkan hasil kerajinan setempat.[9] Sebuah platform dari batu bata yang telah digambarkan secara tentatif sebagai jalan masuk ke istana Firaun, ditemukan di tempat ini pada tahun 1886. Penemunya, William Flinders Petrie, mengatakan "Di sinilah upacara yang ditulis oleh Yeremia dalam kitabnya (Yeremia 43:8–10); 'brick-kiln' ("jalanan dari batu bata") yaitu penguburan batu-batu di antara batu bata dilakukan di hadapan para pemimpin orang-orang yang melarikan diri (dari Yehuda) yang berkumpul di sini, dan di sini pula Nebukadnezar II membangun pavilion kebesarannya ketika ia memimpin tentaranya memasuki Mesir".[10] Penggenapan nubuat AlkitabPenyerangan Nebukadnezar ke Mesir pernah disangkal kebenarannya pada abad ke-19 (misalnya terakhir pada tahun 1889 oleh Kuenen, Historisch-critisch Onderzoek, 265-318); tetapi dengan penemuan dan publikasi (1878) mengenai fragmen-fragmen Tawarikh Nebukadnezar, para sarjana setuju bahwa nubuat nabi Yeremia dan nabi Yehezkiel telah digenapi "paling sedikit dalam makna umum" (Driver, Authority and Archaeology, 116). Potongan-potongan prasasti itu menyatakan bahwa Nebukadnezar menyerang Mesir pada tahun ke-37 pemerintahannya (568-567 SM), sementara nubuat Yeremia (Yeremia 43:9–13; 44:30) diucapkan sekitar tahun 586 SM dan Yehezkiel (Yehezkiel 29:19) diucapkan pada tahun 570 SM. Ada tiga inskripsi kuneiform dari Nebukadnezar yang ditemukan oleh orang Arab di sekitar situs ini.[1] Flavius Yosefus (37-100 M), sejarawan Yahudi-Romawi, secara eksplisit menyebutkan bahwa Nebukadnezar, ketika ia merebut kota Tahpanhes, mengangkut sejumlah orang Yahudi buangan dari kota itu (Ant., IX, vii). Dr. Petrie menebukan bahwa ada benteng kecil yang sudah ada di sini sejak zaman Ramses (lihat Herodotus ii.17), tetapi kota itu sendiri secara praktis didirikan oleh Psammetichus I (664–610 SM), yang kemudian sempat makmur selama hampir satu abad, tetapi menyusut menjadi desa kecil pada zaman Ptolemaios. Banyak tutup guci anggur diberi meterai cartouche Psammetichus I dan Amosis yang ditemukan in situ ("di situs itu"). Tahpanhes sebagai kota Mesir yang terdekat dengan Israel, menjadi tujuan yang alamiah bagi para pelarian Yehuda yang membawa serta nabi Yeremia (Yeremia 43:7). Bukan tidak mungkin penyerangan Nebukadnezar atas Mesir sebagian dikarenakan penerimaan baik Mesir terhadap para pelarian ini.[1] Nama yang mirip
Lihat pula
Referensi
Pustaka
|