Tangga YakubTangga Yakub (bahasa Ibrani: סולם יעקב, Sulam Yaakov; bahasa Inggris: Jacob's Ladder) adalah suatu tangga yang menghubungkan bumi dan surga ("langit") yang muncul dalam impian Yakub, leluhur bangsa Israel, ketika sedang melarikan diri dari saudaranya Esau, seperti yang dicatat dalam Alkitab yaitu Kitab Kejadian. Arti dari mimpi terus diperdebatkan, tapi kebanyakan interpretasi setuju bahwa gambaran itu mengidentifikasi Yakub dengan kewajiban dan warisan kaum etnis orang yang dipilih oleh Allah, sebagaimana yang dipahami dalam agama-agama Abrahimik. Catatan AlkitabDeskripsi dari tangga Yakub tercatat dalam Kejadian 28:10–19:
Setelah itu, Yakub menamai tempat itu, "Betel" (secara harfiah berarti "Rumah Allah"). YudaismeKomentari klasik Taurat menawarkan beberapa interpretasi mengenai tangga Yakub. Menurut Midrash Bereshith Rabba, tangga itu menandakan pembuangan yang diderita oleh orang-orang Yahudi sebelum kedatangan Mesias. Pertama, malaikat melambangkan 70 tahun pembuangan ke Babel mendaki "naik" 70 anak tangga, dan kemudian turun "ke bawah". Maka malaikat yang melambangkan pembuangan oleh orang Persia naik sejumlah langkah, dan turun, seperti halnya yang dilakukan para malaikat yang melambangkan pembuangan oleh Yunani. Hanya malaikat yang keempat, yang melambangkan pembuangan terakhir oleh orang Roma/Edom (di mana malaikat pelindungnya adalah Esau sendiri), terus naik lebih tinggi dan lebih tinggi ke awan-awan. Yakub takut bahwa anak-anaknya tidak akan pernah bisa bebas dari dominasi Esau, tapi Tuhan meyakinkannya bahwa pada Hari Kiamat, Edom juga akan datang jatuh ke bawah.[2] Interpretasi lain mengenai tangga itu melihat kuncinya pada fakta bahwa malaikat pertama "naik" dan kemudian "turun". Midrash menjelaskan bahwa Yakub, sebagai orang suci, selalu disertai oleh malaikat. Ketika ia sampai di perbatasan tanah Kanaan (Tanah Israel di masa depan), para malaikat yang ditugaskan ke Tanah Suci kembali ke Surga dan para malaikat yang ditugaskan ke negeri-negeri lain datang untuk bertemu Yakub. Ketika Yakub kembali ke Kanaan, ia disambut oleh para malaikat yang ditugaskan ke Tanah Suci. Namun interpretasi yang lain adalah: tempat di mana Yakub berhenti untuk malam itu dalam kenyataannya ialah Gunung Moria, lokasi Bait Suci masa depan di Yerusalem. Oleh karena itu tangga tersebut menandakan "jembatan" antara sorga (langit) dan bumi, karena doa-doa dan persembahan korban di Bait Suci menyatukan hubungan antara Allah dan orang-orang Yahudi. Selain itu, tangga tersebut menyinggung pemberian Taurat sebagai koneksi antara langit dan bumi. Dalam penafsiran ini, penting diketahui bahwa kata Ibrani untuk "tangga", sulam (סלם) dan nama gunung di mana Taurat diberikan, Sinai (סיני) memiliki gematria (nilai numerik huruf-huruf) yang sama. Filsuf Yahudi Helenistik, Filo, lahir di Aleksandria, (mati ~ 50 M) menyajikan penafsiran alegoris mengenai tangga itu di buku pertamanya De somniis. Di sana ia memberikan empat interpretasi, yang tidak saling eksklusif:[3]
Puncak bukit yang menghadap ke pemukiman Israel Beit El di sebelah utara Yerusalem yang diyakini oleh sejumlah orang merupakan tempat Yakub bermimpi telah menjadi sebuah tujuan wisata selama hari-hari raya Sukkot.[4] KekristenanYesus berkata dalam Yohanes 1:51 "Dan dia berkata kepada-nya, sesungguhnya, Sesungguhnya, aku berkata kepadamu, Sesungguhnya kamu akan melihat langit terbuka, dan malaikat-malaikat Allah naik turun pada Anak manusia." Pernyataan ini telah ditafsirkan mengaitkan atau melibatkan Yesus dengan mitos tangga, di mana Kristus menjembatani kesenjangan antara Sorga (Langit) dan Bumi. Yesus mempersembahkan dirinya sendiri sebagai realitas yang dilambangkan oleh tangga; seperti yang dilihat oleh Yakub dalam mimpi mengenai penyatuan kembali Langit dan Bumi, Yesus membawa penyatuan kembali (reuni) ini, dikiaskan sebagai "tangga", menjadi kenyataan. Adam Clarke, teolog dan sarjana Alkitab penganut Methodis pada awal abad ke-19, menjelaskan:
Tema sebuah tangga ke surga adalah yang sering digunakan oleh para Bapa Gereja. Ireneus pada abad kedua menggambarkan Gereja Kristen sebagai "tangga pendakian kepada Allah".[6] Pada abad ketiga, Origen[7] menjelaskan bahwa ada dua tangga dalam kehidupan seorang Kristen, tangga pertapa di mana jiwa mendaki di bumi, dengan cara— dan menghasilkan—peningkatan kebajikan, dan perjalanan jiwa setelah kematian, mendaki langit menuju cahaya Allah. Pada abad keempat, Gregorius dari Nazianzus[8] berbicara tentang mendaki Tangga Yakub dengan langkah-langkah yang berurutan menuju keunggulan, menafsirkan tangga itu sebagai jalur pertapa, sementara Santo Gregorius dari Nyssa meriwayatkan[9] bahwa Musa naik Tangga Yakub untuk mencapai langit /sorga di mana ia masuk ke dalam Kemah Suci yang tidak dibuat dengan tangan manusia, sehingga memberikan Tangga itu makna mistis yang jelas. Interpretasi pertapa (asketik) ditemukan juga dalam karya St. Yohanes Krisostomus, yang menulis:
Tangga Yakub sebagai analogi untuk kehidupan spiritual pertapa membawa pengaruh luas berkat karya klasik The Ladder of Divine Ascent ("Tangga Pendakian Ilahi") karya John Climacus. IslamYa'qub (bahasa Arab: يَعْقُوب, translit. Yaʿqūb) dihormati dalam Islam sebagai nabi dan patriark. Para cendekiawan Muslim menarik paralel antara visi tangga Yakub[11] dengan peristiwa mi'rajMuhammad.[12] Tangga Yakub itu ditafsirkan oleh umat Islam menjadi salah satu dari banyak simbol mengenai Tuhan, dan banyak orang melihat tangga Yakub melambangkan bentuk esensi Islam, yang menekankan mengikuti "jalan yang lurus". Sarjana abad kedua puluh Martin Lings menjelaskan pentingnya tangga tersebut dalam perspektif mistik Islam:
Sastra apokaliptik pseudepigrafaNarasi Tangga Yakub digunakan, tak lama setelah kehancuran Bait Suci Kedua dalam Pengepungan Yerusalem (70 M), sebagai dasar untuk karya pseudepigraphic "Tangga Yakub". Tulisan ini, hanya terlestarikan di Old Church Slavonic, menafsirkan pengalaman Leluhur dalam konteks mistisisme Merkabah . Referensi budayaTangga Yakub telah digambarkan dalam berbagai karya seni, yang terbesar adalah fasad Bath Abbey di Inggris di mana patung-patung menggambarkan para malaikat naik dan turun tangga di kedua sisi jendela utama di bagian depan barat. Lihat pula
Referensi
Pranala luar
|