Teori adibenangTeori Adibenang dikenal juga dengan teori string. Teori string menyatakan bahwa semua materi di alam semesta terdiri dari string kecil 1 dimensi, bukan partikel titik (yang bersifat 0 dimensi). Menurut teori string, "string" adalah potongan kecil energi murni yang merupakan konstituen terkecil dari interaksi materi dan gaya di alam semesta kita. String kuantum umum diperkirakan 10-33 cm panjangnya (itu sangat kecil). Dalam teori string, tidak ada partikel elementer (seperti elektron atau quark), melainkan potongan string yang bergetar. Setiap mode getaran berhubungan dengan partikel yang berbeda dan menentukan muatan dan massanya. Dalam pemahaman, string adalah unsur dasar materi. Konsekuensi penggantian partikel mirip titik dengan string mikroskopis yang bergetar sangat besar.[1] Latar belakangMenurut Edward Witten, teori string adalah bagian dari fisika abad ke-21 yang jatuh secara kebetulan ke abad ke-20. Bran adalah Salah satu dari banyak aspek kompleks teori superstring. Bran seperti string, tetapi mereka dapat memiliki sejumlah dimensi ruang. Sebagian besar objek ini dicatat tercakup dalam cakrawala peristiwa unik dan dapat bervariasi dalam dimensi (dan struktur): dari partikel titik, hingga bentuk torus dan/atau tubular, hingga struktur multidimensi yang memerlukan matematika yang sangat rumit untuk dibayangkan. Studi tentang struktur ini dikenal sebagai "brane cosmology." Teori superstring menawarkan wawasan yang sangat kaya tentang bran, string, dan model gravitasi kuantum. Superpartner tetap tidak terdeteksi. Terdapat banyak penelitian menjanjikan yang dilakukan di Large Hadron Collider (LHC), superpartner dari partikel model standar yang diamati diharapkan jauh lebih masif, sehingga membutuhkan lebih banyak energi daripada yang dapat disediakan oleh LHC; artinya superpartner, jika memang ada, saat ini berada di luar jangkauan teknologi kita. Pada akhirnya, teori superstring akan mengalami masalah serius untuk berkembang tanpa partikel supersimetri ini.[2] Dalam ruangwaktuDalam ruangwaktu 10 dimensi teori superstring mengamati ruangwaktu 4 dimensi. Untuk melakukan pengamatan diharuskan meringkuk 6 dimensi ekstra menjadi ruang kompak kecil. Jika ukuran ruang kompak sesuai dengan skala string (10-33 cm), maka tidak dapat mendeteksi keberadaan dimensi ekstra ini secara langsung. Hasil akhirnya adalah kembali ke dimensi dunia (3+1) yang telah dikenal, tetapi ada "bola" kecil ruang 6 dimensi yang terkait dengan setiap titik di alam semesta 4 dimensi.[1] Sebagai teori terpaduSebagai teori "terpadu", teori string menjelaskan keempat gaya yang teramati di alam. Solusi dari persamaan string adalah gaya yang terlihat seperti gravitasi. Teori string bahwa melepaskan gagasan tentang ruang dan waktu dan mengakui dunia 10 dimensi daripada mempertanyakan jalur pencarian teori terpadu. Teori string menjelaskan gravitasi dan memprediksi partikel super-simetris. Tetapi banyak berhubungan dengan teka-teki dalam fisika. Tidak ada hasil atau prediksi konkret untuk dipamerkan. Menunujukkan dari konstruksi matematika yang indah.[2] Teori string tradisionalTeori string tradisional mencakup dua jenis string, terbuka dan tertutup. Yang terbuka umumnya memiliki titik akhir, yang panjangnya bervariasi. String tertutup, tidak memiliki titik akhir dan umumnya bersifat melingkar (kecuali, tentu saja, mereka berada dalam keadaan vibrasi). Beberapa teori string mengandung string terbuka, tetapi semua teori string memerlukan string tertutup.[3] KelemahanRuangwaktu dua puluh enam dimensi dalam teori string memiliki kelemahan besar, yaitu pertama, teori string "Bosonik" (teori string asli) tidak mengizinkan fermion (proton, neutron, dll.), hanya pembawa gaya (boson, karenanya disebut "bosonik") yang bertentangan dengan fungsi alam semesta yang dapat diamati. Kedua, dua puluh enam dimensi ruangwaktu harus menyertakan "tachyon". Mereka memiliki sifat massa negatif yang pada dasarnya berarti massa imajiner, dan rentan terhadap ketidakstabilan yang oleh para ilmuwan disebut "tachyonic" di alam. Konstituen alam semesta dengan massa negatif atau imajiner membuat aspek dan pengukuran tertentu dari alam semesta imajiner itu sendiri.[3] Referensi
|